Efektivitas Vaksin Pfizer Terhadap Varian Delta Turun 40 Persen Setelah 5 Bulan

Akan tetapi vaksin Pfizer efektif mencegah kasus COVID-19 yang lebih parah dan rawat inap

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 05 Okt 2021, 08:17 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2021, 08:15 WIB
Warga Antre Vaksinasi di Kantor Kecamatan Cinere Depok
Botol vaksin Pfizer terlihat saat kegiatan Gebyar Vaksinasi Covid-19 di Kantor Kecamatan Cinere, Depok, Minggu (26/9/2021). Pemkot Depok menargetkan vaksinasi Covid-19 pada Desember 2021 sekitar 1,6 juta orang atau sebesar 70 persen dari total penduduk Depok. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Dua dosis vaksin Pfizer efektif melawan infeksi COVID-19, termasuk varian Delta, setidaknya selama enam bulan. Fakta diungkap berdasarkan analisa terhadap pasien di Amerika Serikat yang terpapar virus Corona.

Sementara pada data sebelumnya, vaksin Pfizer menunjukkan efektif melindungi pasien COVID-19 terhadap rawat inap meski baru satu dosis. Hasil penelitian pun telah diterbitkan di Lancet.

Pfizer dan konsorsium perawatan terkemuka di Amerika, Kaiser Permanente, melihat catatan dari 3,4 juta penduduk California Selatan. Sekitar sepertiga di antaranya telah vaksinasi COVID penuh antara Desember 2020 dan Agustus 2021.

Setelah jangka waktu rata-rata tiga sampai empat bulan, 73 persen penerima dua dosis vaksin Pfizer terlindungi dari infeksi dan 90 persen terlindungi dari rawat inap.

Namun, efektivitas terhadap varian Delta turun 40 persen selama lima bulan. Akan tetapi perlindungan terhadap rawat inap yang melibatkan kasus dari semua varian tetap masih sangat tinggi.

Hasilnya konsisten dengan data awal dari otoritas kesehatan AS dan Israel.

 

Efektivitas Vaksin Pfizer Berkurang, Perlu Booster?

Para peneliti pun menyimpulkan bahwa berkurangnya pertahanan terhadap infeksi kemungkinan disebabkan berkurangnya efektivitas vaksin daripada varian Delta yang lolos dari perlindungan vaksin, seperti dikutip dari situs Channel News Asia pada Selasa, 5 Oktober 2021.

"Temuan kami menggarisbawahi pentingnya pemantauan efektivitas vaksin dari waktu ke waktu dan menyarankan pemberian booster mungkin diperlukan guna mengembalikan jumlah perlindungan awal yang tinggi yang diamati di awal program vaksinasi," katanya.

AS pada Agustus 2021 mengesahkan booster vaksin COVID-19 untuk orang dengan sistem kekebalan yang lemah. Sementara di Prancis, vaksinasi dosis ketiga telah ditawarkan kepada orang tua atau lansia.

Israel rupanya telah melangkah lebih jauh. Anak-anak berusia 12+ diberikan dosis ketiga lima bulan setelah menerima vaksinasi COVID-19 kedua .

 

Perlu Tidak Sebenarnya?

Namun, laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada September 2021 menyebut vaksin Corona saat ini cukup efektif melawan COVID-19 yang parah. Sehingga suntikan ketiga tidak diperlukan untuk populasi umum.

WHO bulan lalu menyerukan moratorium suntikan booster sampai akhir tahun untuk mengatasi ketidakadilan drastis dalam distribusi dosis antara negara kaya dan miskin.

 

Infografis Pfizer vaksin mRNA Covid-19

Infografis Pfizer vaksin mRNA Covid-19
Infografis Pfizer vaksin mRNA Covid-19
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya