Apa Itu Hidrosefalus? Pahami Gejala, Penyebab dan Cara Mengobatinya

Penyakit hidrosefalus umumnya dialami oleh bayi dan anak-anak, pahami apa itu hidrosefalus berikut ini.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Nov 2021, 10:00 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2021, 10:00 WIB
Dokter dan petugas medis RSUD Majenang memeriksa kondisi bayi penderita hidrosefalus asal Karangpucung, Cilacap, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Haryadi N untuk Muhamad Ridlo)
Dokter dan petugas medis RSUD Majenang memeriksa kondisi bayi penderita hidrosefalus asal Karangpucung, Cilacap, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Haryadi N untuk Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Jakarta - Pernahkah Anda melihat suatu kondisi ketika ukuran kepala mulai membesar? Kondisi ini umumnya dialami oleh anak-anak dan biasa disebut dengan hidrosefalus. Lantas, apa itu hidrosefalus?

Dilansir AANS, Selasa (2/11/2021), Hidrosefalus merupakan suatu kondisi di mana kelebihan cairan serebrospinal atau cerebrospinal fluid (CSF) yang menumpuk di dalam rongga yang mengandung cairan atau ventrikel otak. Hidrosefalus dapat terjadi pada semua usia, namun kondisi ini paling sering terjadi pada bayi dan orang dewasa berusia 60 tahun ke atas.

Hidrosefalus berasal dari bahasa Yunani yaitu "hydro" yang berarti air dan "cephalus" yang berarti kepala. Meskipun diterjemahkan sebagai "air di otak," kata itu sebenarnya mengacu pada penumpukan cairan serebrospinal, cairan organik bening yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang

.Ketika CSF menumpuk di sekitar otak, itu dapat menyebabkan tekanan berbahaya pada jaringan otak yang terkurung di dalam tengkorak. Akumulasi CSF terjadi karena peningkatan produksi cairan, penurunan tingkat penyerapan atau dari kondisi yang menghalangi aliran normal melalui sistem ventrikel.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Gejala Hidrosefalus

Bayi Siti Pengidap Hidrosefalus di Blora
Siti Masiroh, bayi berusia 6 bulan penderita hidrosefalus, warga Dukuh Wotrangkul RT 4 RW 1, Desa Klopoduwur, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. (Liputan6.com/ Ahmad Adirin)

Gejala hidrosefalus cenderung sangat bervariasi di berbagai kelompok usia. Bayi dan anak kecil lebih rentan terhadap gejala dari peningkatan tekanan intrakranial seperti muntah dan orang dewasa dapat mengalami kehilangan fungsi seperti berjalan atau berpikir.

Gejala pada bayi:

• Ukuran kepala yang membesar

• Lingkar kepala membesar

• Fontanel atau titik lunak yang menonjol

• Vena kulit kepala yang menonjol

• Muntah

• Kejang

Gejala pada anak-anak dan remaja:

• Mual dan muntah

• Pembengkakan diskus optikus atau papilledema

• Penglihatan kabur atau ganda

• Kelainan keseimbangan dan gaya berjalan

• Perlambatan atau hilangnya kemajuan perkembangan

• Perubahan kepribadian

• Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi

• Kejang

• Nafsu makan buruk

• Inkontinensia urin

Gejala pada orang dewasa:

• Sakit kepala

• Mual dan muntah

• Kesulitan berjalan atau gangguan gaya berjalan

• Kehilangan keseimbangan atau koordinasi

• Kelesuan

• Inkontinensia kandung kemih

• Gangguan penglihatan

• Gangguan keterampilan kognitif

• Hilang ingatan

• Demensia ringan

Penyebab Hidrosefalus

Bocah penderita Hidrosefalus
Angela Tekla Skolastika Mene, bocah penderita Hidrosefalus (Liputan6.com/Ola Keda)

Sedikit yang dipahami tentang penyebab hidrosefalus. Beberapa kasus hidrosefalus hadir saat lahir, sementara yang lain berkembang di masa kanak-kanak atau dewasa. Hidrosefalus dapat diturunkan secara genetik, mungkin terkait dengan gangguan perkembangan, seperti spina bifida atau ensefalokel, atau terjadi akibat tumor otak, cedera kepala, perdarahan, atau penyakit seperti meningitis.

Awalnya terdapat cacat struktural atau tekanan CSF tinggi vs normal, hidrosefalus dapat dibagi menjadi beberapa kategori yakni:

• Hidrosefalus Diperoleh: Ini adalah jenis hidrosefalus yang berkembang saat lahir atau di masa dewasa dan biasanya disebabkan oleh cedera atau penyakit.

• Hidrosefalus Kongenital: Ini hadir saat lahir dan mungkin disebabkan oleh peristiwa yang terjadi selama perkembangan janin atau sebagai akibat dari kelainan genetik.

• Hidrosefalus Berkomunikasi: Jenis hidrosefalus ini terjadi ketika tidak ada halangan pada aliran CSF di dalam sistem ventrikel. Kondisi tersebut muncul karena penyerapan yang tidak memadai atau karena peningkatan abnormal dalam jumlah CSF yang diproduksi.

• Hidrosefalus Non-Komunikasi (Obstruktif): Ini terjadi ketika aliran CSF diblokir di sepanjang salah satu atau lebih saluran yang menghubungkan ventrikel, sehingga menyebabkan pembesaran jalur dan menyebabkan peningkatan tekanan di dalam tulang kepala.

• Hidrosefalus Tekanan Normal: Ini adalah bentuk hidrosefalus komunikans yang dapat terjadi pada semua usia, tetapi paling sering terjadi pada orang tua. Hal ini ditandai dengan ventrikel melebar dengan tekanan normal dalam kolom tulang belakang.

• Hydrocephalus Ex-vacuo: Ini terutama mempengaruhi orang dewasa dan terjadi ketika penyakit degeneratif, seperti penyakit Alzheimer, stroke atau trauma, menyebabkan kerusakan pada otak yang dapat menyebabkan jaringan otak menyusut.

Pengobatan Hidrosefalus

Petugas medis RSUD Majenang memeriksa kondisi bayi penderita hidrosefalus asal Karangpucung, Cilacap, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Haryadi N untuk Muhamad Ridlo)
Petugas medis RSUD Majenang memeriksa kondisi bayi penderita hidrosefalus asal Karangpucung, Cilacap, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Haryadi N untuk Muhamad Ridlo)

Hidrosefalus dapat diobati dengan berbagai cara. Kondisi ini dapat diobati secara langsung dengan menghilangkan penyebab obstruksi CSF atau secara tidak langsung dengan mengalihkan kelebihan cairan.

Hidrosefalus paling sering diobati secara tidak langsung dengan menanamkan alat yang dikenal sebagai "shunt" untuk mengalihkan kelebihan CSF dari otak. Shunt adalah tabung fleksibel yang, bersama dengan kateter dan katup, ditempatkan di bawah kulit untuk mengalirkan kelebihan CSF dari ventrikel di dalam otak ke rongga tubuh lain seperti rongga di sekitar organ perut.

Sistem shunt terus menjalankan fungsinya mengalihkan CSF dari otak, sehingga menjaga tekanan intrakranial dalam batas normal. Dalam beberapa kasus, terdapat dua prosedur yang dilakukan, pertama untuk mengalihkan CSF dan pada tahap selanjutnya untuk menghilangkan penyebab obstruksi, misalnya tumor otak.

Sejumlah pasien dapat diobati dengan operasi alternatif yang disebut ventrikulostomi. Dalam prosedur ini, seorang ahli bedah menggunakan kamera kecil (endoskop) untuk memvisualisasikan ventrikel dan membuat jalur baru di mana CSF dapat mengalir.

Penulis: Vania Dinda Marella

Infografis 12 Cara Sehat Hadapi Stres Era Pandemi Covid-19

Infografis 12 Cara Sehat Hadapi Stres Era Pandemi Covid-19
Infografis 12 Cara Sehat Hadapi Stres Era Pandemi Covid-19 (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya