100 Tahun Ditemukan, Akses Insulin untuk Diabetes Belum Universal, Penyebabnya?

Laporan baru yang diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyoroti keadaan yang mengkhawatirkan dari akses global ke insulin dan perawatan diabetes.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 17 Nov 2021, 08:00 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2021, 08:00 WIB
Insulin untuk diabetes
Ilustrasi Insulin. Foto (Ade Nasihudin/Liputan6.com).

Liputan6.com, Jakarta - Laporan baru yang diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyoroti keadaan yang mengkhawatirkan dari akses global ke insulin dan perawatan diabetes.

Laporan ini menemukan bahwa hambatan utama akses universal terhadap insulin adalah harga tinggi, ketersediaan rendah, sedikitnya produsen yang mendominasi pasar, dan sistem kesehatan yang lemah.

“Para ilmuwan yang menemukan insulin 100 tahun lalu menolak untuk mengambil keuntungan dari penemuan mereka dan menjual patennya hanya dengan satu dolar,” kata Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam keterangan pers.

“Sayangnya, sikap solidaritas itu telah diambil alih oleh bisnis multi-miliar dolar yang telah menciptakan kesenjangan akses yang luas. WHO bekerja dengan negara dan produsen insulin untuk menutup kesenjangan ini dan memperluas akses untuk yang membutuhkan,” tambahnya.

Insulin adalah dasar pengobatan diabetes karena dapat mengubah penyakit mematikan menjadi penyakit yang dapat dikelola untuk sembilan juta orang dengan diabetes tipe 1. Untuk lebih dari 60 juta orang yang hidup dengan diabetes tipe 2, insulin sangat penting dalam mengurangi risiko gagal ginjal, kebutaan, dan amputasi anggota badan.

Penyebab Kesenjangan Akses Insulin

Walau sangat penting, tapi satu dari setiap dua orang yang membutuhkan insulin untuk diabetes tipe 2 tidak mendapatkannya.

Diabetes sedang meningkat di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, tapi konsumsi insulin mereka belum seimbang dengan beban penyakit yang terus meningkat.

Guna memperingati 100 tahun penemuan insulin, WHO berupaya membuat akses insulin menjadi universal dengan menyoroti penyebab utama kesenjangan dalam akses global ke insulin.

Penyebab-penyebab tersebut yakni:

-Pergeseran pasar global dari human insulin yang dapat diproduksi dengan biaya relatif rendah, ke analog (insulin sintetis) yang lebih mahal memberikan beban keuangan yang tidak dapat dipertahankan pada negara-negara berpenghasilan rendah.

Secara umum, human insulin sama efektifnya dengan analog, tetapi analog setidaknya 1,5 kali lebih mahal daripada human insulin dan di beberapa negara tiga kali lebih mahal.

-Tiga perusahaan multinasional menguasai lebih dari 90 persen pasar insulin, menyisakan sedikit ruang bagi perusahaan kecil untuk bersaing dalam penjualan insulin.

-Peraturan dan kebijakan yang kurang optimal termasuk pendekatan harga, manajemen rantai pasokan dan pengadaan yang lemah.

Penyebab Lainnya

Penyebab lainnya yakni:

-Kapasitas dan infrastruktur sistem kesehatan yang tidak memadai, termasuk kurangnya integrasi layanan di tingkat perawatan primer, kapasitas yang tidak memadai untuk menyediakan perawatan diabetes. Serta, memastikan kontinuitas pasokan dan infrastruktur untuk manajemen informasi, manajemen pasokan, dan produksi insulin lokal merupakan tantangan luas di negara-negara bagian bawah.

-Penelitian diarahkan pada pasar kaya, mengabaikan kebutuhan kesehatan masyarakat negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, yang menyumbang 80 persen dari beban diabetes.

-Lanskap penetapan harga juga tidak merata dan mengungkapkan kurangnya transparansi dalam cara penetapan harga.

Misalnya, insulin biosimilar (pada dasarnya versi generik) bisa lebih dari 25 persen lebih murah daripada produk asalnya. Namun, banyak negara termasuk negara berpenghasilan rendah, tidak diuntungkan dari potensi penghematan ini.

 

Infografis 4 Tips Penderita Diabetes Hindari Penularan COVID-19

Infografis 4 Tips Penderita Diabetes Hindari Penularan Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 4 Tips Penderita Diabetes Hindari Penularan Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya