Liputan6.com, Jakarta Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Zubairi Djoerban merasa peningkatan level PPKM diperlukan saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Hal ini merupakan sebuah upaya agar Indonesia tidak masuk dalam krisis COVID-19 lagi.
"Saya tidak setuju jika peningkatan PPKM tidak diperlukan. Apalagi atas alasan herd immunity yang sudah terbentuk," kata pria yang karib disapa Prof Beri itu.
Baca Juga
Ia memberi contoh beberapa negara seperti Singapura, Amerika Serikat, dan Inggris. Negara-negara tersebut secara teori sudah mencapai herd immunity tapi tetap mengalami kenaikan kasus Corona.
Advertisement
"Mereka sudah capai herd immunity? Secara teoritis sudah. Tapi nyatanya jumlah kasus baru mereka itu masih tinggi banget," kata Prof Beri dalam akun Twitter @ProfesorZubairi.
Peningkatan PPKM menjadi level 3 saa Nataru di tengah kondisi yang baik seperti positivity rate rendah, jumlah kasus baru juga sedikit, dan angka kematian rendah merupakan upaya pencegahan.
Hal ini dilakukan agar menghindarkan Indonesia dari krisis COVID-19 seperti pertengahan tahun ini.
"Jangan sampai kita masuk krisis lagi," katanya.
Kepada masyarakat, Prof Beri berharap mengikuti aturan PPKM level 3 dengan adanya pengetatan mobilitas.
"Mari kita bersimpati kepada orang-orang yang sekarat karena COVID-19--bahkan meninggal ketika itu, atau saat ini," kata Prof Beri.
Pendapat ini disampaikan Prof Beri menanggapi alasan epidemiolog Pandu Riono yang mengatakan bawha tidak perlu ada peningkatan PPKM di Bali.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
PPKM Level 3 dari 24 Desember - 2 Januari
Pemerintah akan memberlakukan PPKM Level 3 di seluruh Indonesia pada 24 Desember 2021 hingga 2 Januari 2022. Kebijakan ini dilakukan untuk melindungi masyarakat dan mencegah gelombang baru COVID-19 di tengah momentum libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Periode liburan panjang menjadi tantangan dalam pengendalian COVID-19 di Tanah Air karena berpotensi diikuti dengan peningkatan mobilitas dan kegiatan masyarakat. Hal ini bisa memicu kenaikan kasus.
Advertisement