Liputan6.com, Jakarta - Mungkin Anda pernah mendengar istilah baby blues, namun berbeda dengan baby blues, seorang ibu yang baru saja melahirkan bisa saja mengalami postpartum depression. Lantas, apa itu postpartum depression?
Dilansir Britannica, Senin (29/11/2021), postpartum depression atau depresi pascapersalinan, merupakan gangguan depresi yang kadang-kadang terjadi pada ibu setelah melahirkan (persalinan). Postpartum depression seringkali dikaitkan dengan berbagai faktor risiko dan dapat memiliki konsekuensi serius bagi wanita yang terkena dampak dan bayinya.
Advertisement
Baca Juga
Ibu yang terkena depresi pascamelahirkan mungkin, akan mengalami efek merasa bersalah atau malu. Mereka bisa saja percaya bahwa mereka tidak memenuhi harapan masyarakat atau bahwa mereka harus merasakan ikatan emosional langsung dengan bayi yang baru lahir.
Akibat dari kondisi postpartum depression yang dialami ibu, maka bayi dapat mengalami kemunduran perkembangan. Namun, postpartum depression merespon dengan baik terhadap pengobatan, terutama pengobatan psikososial dengan fokus interpersonal.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Efek Pada Perkembangan Bayi
Masa bayi adalah periode waktu kritis di mana hubungan ibu-anak untuk mengembangkan regulasi emosi dan keterikatan dengan orang lain. Ibu yang depresi sering mengalami kesulitan dalam memberikan perawatan yang responsif dan dapat diprediksi kepada bayi mereka. Interaksi ibu yang depresi, sering ditandai dengan ekspresi afektif yang kurang positif dibandingkan interaksi ibu-anak yang tidak depresi.
Bayi yang ibunya mengalami depresi memiliki risiko tinggi mengalami kesulitan emosional, kognitif, dan perilaku, meskipun risikonya dapat berkurang dan relatif singkat. Demikian pula dengan ibu yang mengalami gejala depresi, dapat menurunkan kemungkinan anak mereka akan mengalami kesulitan emosional dan perilaku.
Advertisement
Cara Mengatasi
Ada kekhawatiran tentang pengobatan postpartum depression dengan obat antidepresan selama periode ibu menyusui, karena penelitian menunjukkan bahwa metabolit dari beberapa obat hadir dalam ASI. Sebab efek yang dihasilkan dari fisiologis dan perkembangan zat tersebut pada kesehatan bayi umumnya tidak dikenal.
Meskipun obat antidepresan, khususnya inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI), diresepkan untuk depresi postpartum sedang hingga berat, para peneliti telah berfokus pada pengembangan intervensi psikososial alternatif. Studi telah memberikan bukti bahwa psikoedukasi, terapi kelompok suportif, dan terapi perilaku kognitif efektif dalam mengobati postpartum depression.
Selain itu terapi interpersonal, juga dapat membantu pasien meningkatkan komunikasi dengan orang lain, dan bermanfaat bagi wanita yang berisiko mengalami postpartum depression atau depresi pascamelahirkan.
Penulis: Vania Dinda Marella
Infografis 8 Cara Cegah Bayi Baru Lahir Tertular Covid-19
Advertisement