Peran Guru dan Orangtua Dalam Pemenuhan Gizi Anak Bisa Menekan Risiko Stunting

Upaya edukasi gizi seimbang harus terus ditingkatkan baik di lingkungan sekolah melalui para guru maupun di rumah melalui peran orang tua, khususnya ibu.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 31 Des 2021, 16:00 WIB
Diterbitkan 31 Des 2021, 16:00 WIB
Pilar Gizi Seimbang
Ilustrasi Gizi Anak Credit: pexels.com/Alex

Liputan6.com, Jakarta Upaya edukasi gizi seimbang harus terus ditingkatkan baik di lingkungan sekolah melalui para guru maupun di rumah melalui peran orangtua. 

Seperti disampaikan Koordinator Substansi Pengelolaan Konsumsi Gizi, Dit Gizi Masyarakat, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Mahmud Fauzi guru di sekolah sangat berperan untuk mengedukasi tentang gizi seimbang kepada anak-anak peserta didik. 

"Edukasi tentang pemenuhan gizi seimbang memiliki peran penting dalam upaya pencegahan stunting dan mempersiapkan anak Indonesia tumbuh optimal menjadi generasi maju. Oleh karenanya, pencegahan stunting masih terus menjadi fokus Pemerintah yang tertuang dalam strategi dengan berbagai program untuk menurunkan angka stunting hingga 14 persen pada tahun 2024," katanya, melalui keterangan pers, Rabu (29/12/2021).

Tentu upaya penanggulangan stunting dan percepatan perbaikan gizi tersebut tidak dapat dilakukan sendiri oleh pemerintah, melainkan perlu adanya kolaborasi dengan lintas-sektor, salah satunya dengan sektor swasta. 

Ketua tim penyusun modul Isi Piringku 4-6 tahun dari Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) – Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MSi., mengatakan mengenalkan anak pada makanan sehat pada usia dini sangatlah penting.

"Peran guru PAUD/TK mengedukasi di sekolah dan orang tua menerapkannya di rumah adalah kunci utama untuk mengenalkan anak pada jenis makanan sehat," jelasnya.

Ia menuturkan, ada upaya yang dilakukan swasta selama ini senantiasa dapat menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan agenda pemerintah, terutama dalam hal kondisi kesehatan dan pemenuhan gizi masyarakat, salah satunya adalah melalui Gebyar Isi Piringku PAUD ini maupun program ‘Isi Piringku’.

"Buku yang telah dikembangkan bersama oleh IPB dan Danone Indonesia diharapkan dapat menjadi panduan orang tua dan guru PAUD untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang anak di rumah yang tidak membutuhkan biaya mahal," ujarnya.

 

 

Simak Video Berikut Ini:

Gebyar Isi Piringku PAUD

Menurut Kementerian Kesehatan, asupan makanan yang tidak sesuai kandungan gizi dapat menyebabkan pertumbuhan kognitif dan fisik anak terganggu. Seperti halnya permasalahan kesehatan yang masih dihadapi oleh anak-anak Indonesia yaitu stunting yang merupakan masalah gizi kronis yang terjadi karena kurangnya asupan gizi.

Hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 menunjukkan angka stunting turun 3,3 persen menjadi 24,4 persen dibandingkan dari data 2019 mencapai 27,7 persen. Namun, angka tersebut masih lebih tinggi dibandingkan angka yang dianjurkan WHO yaitu di bawah 20 persen.

Sejalan dengan hal tersebut, Danone Indonesia dan Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) – IPB telah menyusun buku edukasi “Isi Piringku”, merupakan pedoman edukasi yang dapat digunakan oleh guru-guru PAUD untuk edukasi makan dan minum sekali saji untuk anak usia 4-6 tahun pada tahun 2017.

Adapun porsi Isi Piringku terdiri dari kombinasi 50% buah dan sayur – 1/3 buah dan 2/3 sayur, serta 50 persen karbohidrat dan protein – dengan pembagian 1/3 lauk dan 2/3 karbohidrat. Panduan makan sehat tersebut tidak hanya membuat kenyang, tetapi juga memastikan tubuh sehat dan cukup gizi.

Salah seorang guru penerima manfaat program Isi Piringku Ibu Sutriyani dari KB Aisyiyah, Jawa Tengah, menyambut baik program edukasi ini.

“Setelah mendapatkan edukasi dan pelatihan tentang buku pedoman “Isi Piringku”, kami jadi lebih memahami bahwa konsep isi piringku sangat bermanfaat untuk bisa diterapkan oleh para orang tua di rumah agar bisa memastikan gizi seimbang bagi anak-anak mereka. Di sekolah, buku pedoman tersebut juga diintegrasikan ke dalam materi pembelajaran serta memfasilitasi kegiatan pembiasaan makan dan minum yang baik di kalangan siswa PAUD/TK,” pungkasnya.

 

Infografis Anak Indonesia Usia 6-11 Tahun Siap Terima Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Anak Indonesia Usia 6-11 Tahun Siap Terima Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya