Pengungsi Erupsi Gunung Semeru Bakal Punya Hunian Sementara

100 unit hunian sementara untuk Pengungsi Erupsi Gunung Semeru

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Des 2021, 17:30 WIB
Diterbitkan 31 Des 2021, 17:30 WIB
Tim SAR melakukan evakuasi korban Semeru. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)
Tim SAR melakukan evakuasi korban Semeru. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Aksi Cepat Tanggap (ACT) menginisiasi sejumlah program pemulihan terdampak erupsi Gunung Semeru. Tindakan tersebut bagian dari respons surat keputusan Bupati Lumajang yang menyebut bahwa bencana erupsi Semeru telah memasuki masa transisi tanggap darurat.

Adapun inisiasi yang tengah disiapkan di antaranya pembangunan hunian nyaman terpadu dan pabrik batako yang memberdayakan warga terdampak meletusnya Semeru.

Ketua Dewan Pembina ACT, Ahyudin, mengatakan, pembangunan kompleks hunian dilakukan di tanah lapang Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Lumajang. 

Ahyudin menjelaskan bahwa hunian nyaman terpadu yang ACT bangun merupakan wujud solidaritas masyarakat Indonesia untuk membantu korban erupsi Semeru.

"Dalam waktu satu bulan, ACT mendapat amanah besar bentuk menyampaikan kepedulian Sahabat Dermawan," kata Ahyudin seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com pada Jumat, 31 Desember 2021. 

 


Rumah Hunian Terpadu

Semeru, Gunung Semeru, Gunung Semeru Meletus
Aksi Cepat Tanggap (ACT) menginisiasi sejumlah program pemulihan terdampak erupsi Gunung Semeru seperti pembangunan hunian sementara dan pabrik batako (Foto: Doc ACT)

ACT, lanjut Ahyudin, mewujudkan salah satu pembangunan hunian terpadu agar warga yang sebelumnya tinggal di tenda pengungsian bisa memulai kehidupan barunya di tempat yang jauh lebih nyaman.

"Korban terdampak harus segera pulih dari duka bencana. Tidak cukup hanya pemenuhan pangan, ACT bersama Sahabat Dermawan memulai pembangunan hunian nyaman. Dalam beberapa waktu, tempat tinggal ini akan selesai pembangunan dan mulai ditempati," katanya.

"Doa terbaik kami untuk korban agar segera kembali pulih seperti sedia kala," Ahyudin menambahkan.

Hunian tersebut rencananya berjumlah 100 unit dengan fasilitas ruang tamu, kamar tidur, dapur, serta kamar mandi. Total luas bangunan 6x4,8 meter.

"Warga yang menghuni nanti merupakan mereka yang terdampak letusan Semeru, berekonomi prasejahtera, hingga lansia," katanya.

 


Pabrik Batako

Selain hunian nyaman terpadu, ACT juga menginisiasi pengembangan produksi batako. Ahyudin, menjelaskan, pabrik ini menjadi upaya pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi karena melibatkan warga sekitar dan korban terdampak.

"Batako hasil produksi warga nantinya bisa dijual dan juga akan dimanfaatkan untuk pembangunan hunian," katanya.

Di tahap awal ini, lanjut Ahyudin, ACT akan mengadakan 10 unit mesin produksi batako guna mengoptimalkan manfaatnya untuk masyarakat.

 

 


Infografis Bahaya Tetap Mengintai di Kaki Semeru.

Infografis Bahaya Tetap Mengintai di Kaki Semeru. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bahaya Tetap Mengintai di Kaki Semeru. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya