Liputan6.com, Bekasi Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mewanti-wanti gelombang COVID-19 akibat varian Omicron sulit dihindari. Apalagi transmisi lokal sudah terjadi, yang mana penularan Omicron terbilang lebih cepat.
"Omicron kan sudah ada lebih dari 150 negara. Indonesia termasuk negara yang belakangan kenanya, karena border protection-nya (perlindungan di pintu masuk kedatangan) baik. Ya, walaupun banyak yang protes karantina jadi lama," ucap Budi Gunadi usai meninjau ketersediaan obat COVID-19 di PT Amarox Pharma Global di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat (14/1/2022).
"Tapi kita bisa menahan laju Omicron lebih lama. Namun, tidak bisa dihindari (gelombang Omicron), karena kita melihat sudah ada transmisi lokal, terutama di Jakarta. Omicron itu lebih cepat dan lebih menular, tetapi lebih mild (gejala ringan)."
Advertisement
Baca Juga
Mayoritas pasien positif Omicron mengalami gejala ringan, bahkan tanpa gejala (Orang Tanpa Gejala/OTG). Rata-rata pasien yang terpapar Omicron juga sudah vaksinasi lengkap 2 dosis.
"Yang kena banyak OTG dan ringan. Ini yang menjadi fokus penanganan sekarang, terlebih kalau kita sudah divaksin semua," lanjut Budi Gunadi.
Data Kementerian Kersehatan per Rabu, 12 Januari 2022, kasus Omicron bertambah 66 kasus, totalnya 572 kasus. Penambahan kasus terdiri dari 33 kasus dari pelaku perjalanan internasional dan 33 orang transmisi lokal.
Sebagai tindak lanjut, seluruh pasien terkonfirmasi varian Omicron wajib menjalankan karantina kesehatan. Mayoritas menjalani karantina RS Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran. Jumlahnya, sekitar 339 orang, sisanya menjalani karantina di rumah sakit yang telah ditunjuk oleh Satgas Penanganan COVID-19.
Â
** #IngatPesanIbuÂ
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Vaksinasi Dipercepat dan Fokus Penanganan Isolasi
Upaya menghadapi kasus Omicron, Budi Gunadi Sadikin menekankan, percepatan vaksinasi dan fokus penanganan pasien untuk isolasi. Strategi ini juga menyesuaikan sebagian besar pasien positif Omicron bergejala ringan, yang tidak perlu perawatan di rumah sakit.
"Makanya, strategi kita no satu adalah vaksinasi kita percepat. Yang belum vaksin segera divaksin, terutama lansia," terangnya.
"Kedua, gejala Omicron yang tanpa gejala atau ringan, kita arahkan lebih ke isolasi terpusat atau mandiri sehingga tidak memberatkan rumah sakit. Jadi, rumah sakit itu benar-benar merawat pasien yang berat atau sedang atau yang butuh oksigen."
Kemenkes juga menjamin ketersediaan ruang isolasi terpusat maupun isolasi mendiri untuk kasus gejala ringan dan tanpa gejala, sedangkan gejala sedang dan berat telah disiapkan rumah sakit dengan kapasitas tempat tidur yang mencukupi.
Dengan demikian, pasien terkonfirmasi Omicron bisa menjalani isolasi dengan baik guna memutus mata rantai penularan COVID-19.
Advertisement