Omicron Meningkat, Luhut: Tidak Ada Rencana Hentikan Sekolah Tatap Muka

Sekolah tatap muka terus berjalan di tengah kasus Omicron.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 24 Jan 2022, 18:29 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2022, 18:29 WIB
Menko Marves Luhut B. Pandjaitan
Menko Marves Luhut B. Pandjaitan saat memberikan keterangan pers usai Rapat Terbatas Evaluasi PPKM di Istana Kepresidenan Jakarta pada Senin, 3 Januari 2022. (Dok Humas Sekretariat Kabinet RI)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan, Pemerintah akan tetap melanjutkan sekolah tatap muka kendati kasus Omicron terus meningkat. Data per 24 Januari 2022, ada 1.626 kasus Omicron di Indonesia.

"Pembelajaran sampai saat ini tetap dilaksanakan. Kalau ada hal-hal yang luar biasa akan diambil keputusan tersendiri," tegas Luhut saat memberikan keterangan pers Evaluasi PPKM, Senin (24/1/2022).

"Jadi, kami tidak ada rencana untuk menghentikan sekolah tatap muka."

Selama seminggu terakhir, Luhut melanjutkan, kasus COVID-19 harian memang mengalami peningkatan. Akan tetapi, peningkatan tersebut relatif masih terkendali.

Jumlah kasus konfirmasi dan aktif harian dinilai masih lebih rendah dari 90 persen jika dibandingkan dengan kasus puncak varian Delta. Kapasitas keterpakaian tempat tidur (Bed Occupancy Ratio/BOR) di Jawa Bali juga jauh lebih baik dibandingkan dengan awal kenaikan varian Delta.

"Namun, sekali lagi Pemerintah tetap waspada, terutama melihat angka Reproduksi Efektif (Rt) mulai mengalami peningkatan. Saat ini, angka RT di Jawa sudah mencapai 1 dan Bali sudah lebih dari 1," lanjut Luhut.

Angka Rt dalam penanganan COVID-19 diukur dengan 3 indikator, yaitu jumlah kasus positif aktif, jumlah kesembuhan, dan jumlah kematian. Angka ini memberikan kondisi seberapa besar kemampuan penyebaran virus.

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

Tinjau Ulang PTM di Bawah 11 Tahun

.Jakarta Gelar Pembelajaran Tatap Muka 100 persen
Siswa mengikuti olahraga saat Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di SDN 01 Pondok Labu, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pemprov DKI Jakarta menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) setiap hari dengan jumlah siswa setiap kelas mencapai 100 persen dari kapasitas. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Melihat kasus Omicron yang naik, Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Erlina Burhan meminta Pemerintah meninjau ulang PTM di sekolah, utamanya kelompok usia di bawah 11 tahun. Dalam hal ini, disarankan kegiatan dilakukan secara daring.

"Saran saya kepada Pemerintah, tolong ditinjau ulang PTM terutama untuk anak-anak yang di bawah 12 tahun karena memang kasus lagi naik," kata Erlina dalam konferensi pers Perkembangan Terkini Kasus COVID-19 Varian Omicron, Senin (24/1/2022).

"Jangan PTM dulu sampai Omicron ini terkendali, jadi kalau bisa anak PAUD, SD ini ditinjau PTM. Kalau saya (sarankan) sih hybrid atau kalau perlu di rumah saja daring."

Erlina mengatakan, kebijakan untuk kembali menerapkan belajar dari rumah secara daring bisa menjadi pertimbangan Pemerintah, terlebih anak usia 6-11 tahun belum banyak yang divaksinasi.

"Saat ini, 6-11 tahun itu belum banyak yang divaksin, mereka jadi kelompok yang rentan terinfeksi COVID-19," terangnya.

Infografis Sekolah Gelar PTM Terbatas 100 Persen, Kriteria dan Persyaratannya

Infografis Sekolah Gelar PTM Terbatas 100 Persen, Kriteria dan Persyaratannya. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Sekolah Gelar PTM Terbatas 100 Persen, Kriteria dan Persyaratannya. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya