Liputan6.com, Jakarta - The Tinder Swindler adalah film dokumenter terbaru Netflix. Kurang dari sepekan sejak tayang perdana pada 2 Februari 2022, The Tinder Swindler telah masuk daftar Top 10 di Netflix Indonesia.
Film true crime ini mengisahkan penipu tampan yang beroperasi di aplikasi kencan Tinder. Dia mengaku bernama Simon Leviev, putra jutawan pengusaha berlian asal Rusia Lev Leviev.
Baca Juga
Simon melakukan serangkaian penipuan dalam mendapatkan jutaan dollar dari wanita-wanita yang menjadi korbannya. Dia beralih dari korban ke korban lainnya bahkan sebelum mereka menyadari apa yang sebenarnya terjadi.
Advertisement
Dalam aksinya, Simon menampilkan gaya hidup bak jutawan, tampil rapi dengan pakaian bermerek dan bepergian dengan jet pribadi. Banyak wanita tak menyadari diri mereka tengah masuk perangkap.
Diperkirakan, Simon Leviev telah meraup sekitar 10 juta dollar dari para perempuan di banyak negara yang jadi korbannya.
Lalu, siapakah sebenarnya Simon Leviev?
The Tinder Swindler mengungkap sepak terjang Simon Leviev. Meski kerap menggunakan nama Simon Leviev, nama asli pria 28 tahun itu adalah Shimon Yehuda Hayut.
Menggunakan aplikasi kencan, Shimon berkenalan dengan banyak wanita. Setelah para wanita tersebut terpedaya oleh wajah tampan dan mulut manisnya, Shimon kemudian mengajukan banyak kredit dan pinjaman pada mereka.
Mengutip laman Tudum milik Netflix, Shimon Hayut pun tak segan menggunakan berbagai identitas guna melancarkan aksinya. Diketahui, Hayut terbukti melakukan penipuan di Finlandia menggunakan nama aslinya.
Licin, pria itu kemudian menggunakan identitas Simon Leviev dan mengaku anak pengusaha berlian Lev Leviev. Ketika kedoknya terbongkar oleh sebuah tabloid Norwegia, dia menggunakan nama David Sharon untuk mengelabui petugas.
Ketika beraksi di negaranya, Shimon Hayut memakai cerita bahwa dia telah meninggalkan agamanya dan orangtuanya memberi uang berlimpah sehingga dia bermaksud hidup terpisah.
Setidaknya kisah itu yang diajukannya pada seorang kontraktor dari Nahariya. Mereka bertemu di sebuah klub di Tel Aviv. Kala itu Hayut dikelilingi para wanita dan memesan minum untuk mereka.
Shimon Hayut dengan sengaja mengubah nama belakangnya menjadi Leviev agar surat izin mengemudi dan passportnya valid.
Tak seorang pun, termasuk sang kontraktor menyadari bahwa mereka berhadapan dengan seorang penipu ulung yang sesungguhnya pernah ditahan di Finlandia dan saat itu tengah buron di banyak negara, termasuk Norwegia dan Inggris.
Kala itu, Shimon tengah menghindari jeratan hukum di negaranya. Sebelumnya dia telah menjalani masa tahanan di Finlandia untuk kemudian diekstradisi ke Israel. Namun, sebelum dijebloskan ke tahanan, Shimon lebih dulu menghilang dan muncul di banyak kota besar Eropa sebagai sosok jutawan misterius. Dia bahkan ditemani seorang asisten pribadi, sekretaris dan bodyguard.
Setelah menjadi buron kurang lebih selama enam bulan, seorang staf tabloid VG menemukan Hayut di Munich, Jerman. Para jurnalis pun kemudian mulai mendalami kasus Shimon Hayut setelah seorang wanita Norwegia jadi korban penipuannya.
Wanita itu diketahui bernama Cecilie Schroder Fjellhoy setuju menjadi narasumber bagi VG. Dia pun mengungkap semua komunikasinya dengan Hayut, termasuk beragam video yang dikirimkan Hayut padanya. Dalam video tersebut, Hayut memamerkan gaya hidup mewahnya.
Cecilie pernah beberapa kali terbang dengan pesawat pribadi Hayut dan melihat gaya hidup pria itu sebelum meminjaminya uang. Dia beranggapan Hayut tampak bisa dipercaya dan orang-orang di sekelilingnya cukup membuat Cecilie membuang jauh keraguannya.
Cara Shimon Hayut Perdaya Korban
Cara Hayut memperdaya korbannya membentuk sebuah pola. Dia akan mencocokkan diri dengan seorang wanita di Tinder lalu mengajaknya kencan dan memberi kesan pertama yang meyakinkan.
Perlahan dia membangun hubungan dengan wanita tersebut sambil bepergian ke seluruh dunia. Namun, diam-diam dia pun menjalin hubungan dengan wanita lain.
Menurut para korbannya, pada titik tertentu, Hayut mengaku khawatir dengan banyak musuhnya yang diam-diam menguntit. Kemudian, Hayut pun mulai mengirim foto bodyguard-nya berdarah-darah, seolah cedera karena diserang musuh. Hal itu bertujuan membangkitkan rasa peduli calon korbannya.
Setelah itu, Hayut pun mulai mengirim pesan pada setiap "kekasih"-nya, menginfokan bahwa kartu kreditnya tidak bisa digunakan karena alasan keamanan dan meminta mereka membuka kartu kredit baru yang bisa digunakannya. Dan setelah hal itu terpenuhi, Hayut pun menghilang.
Terkait viralnya film The Tinder Swindler, aplikasi kencan Tinder kepada Variety mengatakan mereka telah memblokir akun Simon Leviev dari platform.
"Kami sudah melakukan investigasi internal dan mengonfirmasi Simon Leviev tidak lagi aktif di Tinder di bawah alias apa pun," kata Tinder dalam keterangannya.
Advertisement
Masa Remaja Jauh dari Kesan Mewah
Mengutip Haaretz, Shimon Hayut dibesarkan di Bnei Brak, Israel. Tempat tinggalnya semasa remaja jauh dari kesan mewah. Dia pernah bersekolah di sekolah dasar Talmud Torah, tak jauh dari tempat tinggalnya.
Menurut berkas tuntutan hukum yang ditujukan padanya di pengadilan Tel Aviv, Shimon Hayut telah melakukan aksi penipuan sejak bertahun-tahun lalu. Salah satunya ketika berusia 20 dia mencuri uang dari keluarga di Kiryat Ono.
Ketika itu, Hayut bekerja sebagai pengasuh anak keluarga tersebut yang berusia 4 tahun. Hayut meninggalkan bocah itu di tangga saat mendengar ibu sang bocah mengadukan kehilangan uang pada polisi.
Hayut juga mencuri uang dari keluarga pebisnis yang tinggal di Herzliya Pituah, tempat dia bekerja sebagai pembantu. Uang itu digunakannya untuk membeli sebuah mobil Porsche dan belajar mengemudikan pesawat di Haifa.
Meski tak pernah menyelesaikan sekolah penerbangannya, Hayut terkadang mengaku sebagi pilot. Seorang teman sekelas di sekolah penerbangan mengaku bahwa dia pun menjadi korbang penipuan Hayut. Hayut membujuknya untuk berinvestasi bisnis pakaian impor. Investasi itu tak penah membuahkan hasil.
Hayut pergi dari tanah kelahirannya dengan paspor palsu. Dia kembali ke Israel setelah dijatuhi hukuman penjara selama 3 tahun usai terbukti menipu 3 perempuan Finlandia. Hanya saja, saudara laki-laki serta seorang temannya membebaskan Hayut dengan jaminan. Hayut pun kemudian kembali menghilang.
Pengusaha Lev Leviev yang merasa namanya dicatut, mengajukan komplain pada Hayut melalui kepolisian Israel. Bahkan pengacara yang semula mewakilinya pada awal proses hukum mengatakan telah kehilangan kontak Hayut.Â
Â