WHO: Trauma dan Cedera Akibat Konflik Ukraina Diperburuk Kurangnya Akses ke Faskes

Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang situasi darurat Ukraina per 24 Februari hingga 3 Maret 2022 menunjukkan kondisi kesehatan masyarakat di negara tersebut.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 07 Mar 2022, 13:00 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2022, 13:00 WIB
FOTO: Kota di Ukraina Timur Luluh Lantak Pasca Invasi Militer Rusia
Petugas berusaha memadamkan kebakaran pada sebuah gedung setelah pemboman di Kota Chuguiv, Ukraina timur, 24 Februari 2022. Angkatan bersenjata Rusia mencoba menyerang Ukraina dari beberapa arah, menggunakan sistem roket dan helikopter untuk menyerang posisi Ukraina di selatan. (Aris Messinis/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang situasi darurat Ukraina per 24 Februari hingga 3 Maret 2022 menunjukkan kondisi kesehatan masyarakat di negara tersebut.

Menurut laporan, trauma dan cedera terkait konflik diperburuk oleh kurangnya akses ke fasilitas kesehatan (faskes). Terbatasnya akses bagi pasien dan tenaga kesehatan dikarenakan ketidakamanan serta kurangnya obat-obatan dan persediaan lainnya.

Gangguan pelayanan kesehatan mengakibatkan terjadinya peningkatan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit umum. Misalnya, penyakit tidak menular (kardiovaskuler, diabetes, kanker) dan penyakit akut ibu, bayi baru lahir, dan anak,” mengutip WHO Situation Report #1 on the Ukraine Emergency yang diterbitkan 5 Maret 2022 dikutip Senin (7/3/2022).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Berikut Ini


Penyakit Menular

Konflik juga berdampak pada penyebaran penyakit menular seperti COVID-19, campak, polio, tuberkulosis (TBC), Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit diare.

Risiko penyebaran semakin tinggi akibat rusaknya infrastruktur air dan sanitasi yang meluas. Di sisi lain, cakupan vaksinasi tidak memadai, akses terhadap obat-obatan dan perawatan medis terbatas, serta perpindahan penduduk dan kerumunan penduduk di suatu tempat.

Konflik yang semakin panas juga mengganggu kesehatan mental dan kesehatan psikososial. Sebelum terjadi perang, COVID-19 sudah terlebih dahulu menjadi sumber stres selama dua tahun belakangan.


Tindakan WHO

Guna menanggulangi kondisi tersebut, WHO melakukan beberapa tindakan sebagai berikut:

-Mengoordinasikan respons kesehatan dalam mendukung Kementerian Kesehatan di Ukraina dan negara-negara sekitarnya.

-Melakukan penilaian risiko kesehatan masyarakat serta fasilitas dan pelayanan kesehatan.

-Peningkatan pengawasan dan informasi kesehatan untuk mendeteksi dan menangani wabah secara dini dan untuk lebih memahami kebutuhan kesehatan, ancaman kesehatan, dan fungsionalitas serta ketersediaan layanan kesehatan.

-Memberikan dukungan teknis WHO dan meningkatkan staf untuk mengelola masalah kesehatan prioritas serta memobilisasi mitra melalui Tim Medis Darurat (EMT), Jaringan Peringatan dan Respons Wabah Global (GOARN) dan Klaster Kesehatan Global.

-Menyediakan persediaan kesehatan dan kapasitas logistik untuk mengirimkan obat-obatan, diagnostik dan persediaan pencegahan.

-Pemantauan serangan pada perawatan kesehatan.

-Memastikan keselamatan dan keamanan staf WHO dan mitra pelaksana.


Infografis Rusia Serang Ukraina dan Dalih Vladimir Putin

Infografis Rusia Serang Ukraina dan Dalih Vladimir Putin. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Rusia Serang Ukraina dan Dalih Vladimir Putin. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya