Liputan6.com, Jakarta Sejak kemarin, media sosial kembali diramaikan oleh kabar Karin Novilda atau yang akrab disapa Awkarin. Hal ini lantaran dirinya dikabarkan putus dengan tunangannya, Gangga Kusuma.
Kabar ini berawal dari cuitan Karin melalui akun Twitter pribadinya saat merespons akun yang membahas dua cara untuk menghindari sakit hati. Karin pun menimpalinya dengan menambahkan tiga poin lanjutan.
Baca Juga
Konflik antara Awkarin dan Brisia Jodie Makin memanas Gegara Water Heater, Simak Kronologinya!
Profil Awkarin, Selebgram Cantik yang Berseteru dengan Jonathan Alden dan Brisia Jodie Gegara Water Heater
5 Cara Mengonsumsi Alpukat untuk Menurunkan Kolesterol dan Mendapatkan 3 Manfaat untuk Jantung Anda
"Ngga usah nyari-nyari penyakit dengan balikan sama mantan. Ngga usah ngepost kalo dilamar, bisa jadi itu cuma prank. Ngga usah nangis kalo udah kejadian. Salah sendiri," tulis Karin dalam cuitannya pada akun @awkarin pada Minggu, 12 Maret 2022.
Advertisement
Belakangan, Karin memang tidak terlihat aktif di media sosial seperti biasanya. Namun semalam, wanita kelahiran Tanjung Pinang tersebut muncul di Instagram dengan wajah pucat dan lesu untuk menjalankan pekerjaannya.
Meski belum secara gamblang Karin dan Gangga mengabarkan mereka tak lagi menjalin hubungan, warganet tetap ramai membahas hubungan mereka yang dianggap kandas.
Bahkan, nama Karin masuk dalam kolom trending topic Twitter di Indonesia dengan lebih dari 53 ribu posting-an.
Banyak warganet beranggapan bahwa hubungan Karin dan Gangga tidak berakhir dengan baik. Berbagai cemooh juga diterima oleh Gangga usai kabar ini mencuat ke publik.
Lalu sebenarnya bagaimana sih cara yang tepat untuk mengakhiri hubungan? Berikut penjelasannya.
Akhiri dengan lebih bijak
Mengutip laman Self pada Senin (14/3/2022), sebelum mengakhiri hubungan, penting untuk keduanya membuka diri dan mendiskusikan apa yang menjadi masalah dalam hubungan mereka.
"Untuk menghindari perpisahan yang impulsif, coba lihat seberapa konsisten dan gigih keinginan Anda untuk mengakhiri hubungan," ujar terapis seks, hubungan, dan gender, Casey Tanner.
Jika Anda dan pasangan sudah yakin dengan keputusan tersebut, maka langkah selanjutnya adalah dengan mencari waktu yang tepat. Percakapan tersebut juga harus dilakukan dengan dua arah.
Dengan percakapan yang terbuka dan jelas, keduanya dianggap bisa lebih dewasa dalam menerima keputusan masing-masing. Meski mungkin tidak mudah bagi salah satu pihak.
"Perpisahan yang sehat melibatkan percakapan dua arah. Persiapkan waktu yang cukup lama untuk ini. Ciptakan juga ruang untuk benar-benar resmi sebelum mengucapkan selamat tinggal," kata psikolog, Megan Fleming.
Dalam jangka waktu tersebut, kedua belah pihak dianggap akan lebih siap untuk menghadapi perpisahan tersebut. Sehingga, perpisahan pun dapat diakhiri dengan lebih bijak dan baik.
Advertisement