Kekhawatiran Menkes Budi Gunadi soal Bonus Demografi 2030

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa Indonesia akan mencapai puncak bonus demografi pada 2030.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 06 Apr 2022, 08:51 WIB
Diterbitkan 06 Apr 2022, 07:00 WIB
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menghadiri acara halal bi halal Kementerian Kesehatan di Gedung Kemenkes RI Jakarta pada 17 Mei 2021. (Dok Kementerian Kesehatan RI)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa Indonesia akan mencapai puncak bonus demografi pada 2030.

“Di mana bonus demografi itu artinya generasi-generasi pekerja Indonesia yang muda-mudanya porsinya paling banyak dibanding yang tua seperti saya,” katanya.

“Jadi orang-orang muda yang bekerja secara produktif secara populasi akan jauh lebih tinggi dan akan mencapai puncaknya di tahun itu,” kata Budi dalam seminar virtual Tentang Anak, Selasa (5/4/2022).

Setelah tahun tersebut, lanjut Budi, maka bonus demografinya akan turun dan persentase populasi akan diisi oleh generasi tua yang kalah produktif dengan anak-anak muda.

“Yang mengkhawatirkan kami adalah, iya kalau anak-anaknya memang sehat, pintar, kuat. Kalau anaknya enggak sehat, enggak pintar, enggak kuat ya bonus demografi 2030 bisa enggak jadi bonus.”

Simak Video Berikut Ini

Bisa Jadi Bencana Demografi

Lebih buruk lagi, jika Indonesia gagal membina kesehatan anak-anak, maka bonus demografi malah bisa menjadi bencana demografi, lanjut Budi.

Salah satu tantangan bonus demografi adalah stunting. Di mana gangguan ini dapat menurunkan IQ anak hingga 20 persen.

“Dan prevalensi stunting kita kan masih 24 persenan, tinggi sekali itu. Hampir satu dari empat anak yang lahir itu stunting,” kata dia.

“Jadi yang namanya bonus demografi kita sudah didiskon 24-25 persen,” kata Budi.

Banyak Hal yang Harus Dilakukan Sejak Dini

Atas masukan dari ahli, Budi berniat untuk melakukan newborn screening untuk mengetahui kondisi kelenjar bayi.

Jika tidak dites, maka kondisi bayi tidak dapat diketahui dan tidak dirawat, padahal perawatannya mudah. Jika demikian, anak-anak dapat menyandang disabilitas intelektual.

“Banyak hal sebenarnya yang harus kita lakukan di masa anak-anak ke anak-anak kita yang nanti akan menjamin kesiapan, kepintaran, produktivitas mereka pada saat sudah dewasa nanti.”

Untuk bisa melakukan intervensi tepat pada anak-anak, maka penting untuk mendidik orangtuanya. Misalnya, melakukan pengasuhan nutrisi bagi para orangtua.

“Karena anak-anak kecil enggak mengerti harus apa, tapi ibunya harusnya mengerti,” tutup Budi.

 

 

Infografis Stunting, Ancaman Hilangnya Satu Generasi

Infografis Stunting, Ancaman Hilangnya Satu Generasi
Infografis Stunting, Ancaman Hilangnya Satu Generasi. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya