Pentingnya Minum Air Putih Ketika Buka Puasa

Minum air putih ketika berbuka puasa menjadi salah satu cara menghindari risiko dehidrasi.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Apr 2022, 03:30 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2022, 03:30 WIB
Ilustrasi minum air putih
Ilustrasi minum air putih saat diet (Engin Akyurt/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Umumnya orang berbuka puasa dengan mengonsumsi minuman atau makanan manis. Hal ini untuk mengembalikan energi yang terbuang selama puasa kurang lebih 14 jam.

Namun, Staf Divisi Endokrin, Metabolik, dan Diabetes Departemen Penyakit Dalam RS Cipto Mangunkusumo (RSCM)-Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dr Syahidatul Wafa, Sp.PD menyarankan untuk mengawali berbuka puasa dengan minum air putih. Saran ini juga ditujukan bagi pasien diabetes.

"Intinya saat berbuka puasa tentu yang lebih baik minum air putih," kata Wafa dalam cara kesehatan daring jelang akhir pekan, dikutip dari Antara.

Minum air putih menjadi salah satu cara menghindari risiko dehidrasi. Seperti pernah disampaikan Dr. Manny Alvarez dari Hackensack University Medical Center, Amerika Serikat, beberapa waktu lalu.

"Untuk mencegah dehidrasi jangan menunggu sampai haus Anda minum. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan minum cukup cairan dingin setiap jam untuk menjaga warna normal cahaya dan jumlah urine," ujar Manny.

Dalam kesempatan berbeda, Dr dr Diana Sunardi M.Gizi, SpGK pernah menyampaikan, tubuh manusia butuh air supaya bisa mentransportasikan oksigen ke seluruh tubuh termasuk ke jantung dan otak, serta mentransportasikan zat-zat gizi.

"Kalau kekurangan air, tentunya nanti organ-organ tubuhnya akan terganggu," ujarnya.

Memang tidak salah berbuka puasa dengan yang manis-manis, kata Diana Sunardi. Akan tetapi tentunya harus dibatasi karena Sunnah Nabi pun menganjurkan hanya mengonsumsi tiga biji kurma dan segelas air putih.

"Itu bagus sekali karena tubuh kita hanya butuh sedikit, sesaat, untuk mentralisir yang mungkin kita kekurangan saat berpuasa. Selebihnya harus pelan-pelan dan tidak berlebihan. Biar lambungnya beradaptasi dulu, biar enggak kaget," Diana menekankan.

 

 

Batasi Asupan Kadar Gula Tinggi

Selain itu, Diana menjelaskan, kurang minum air putih dan lebih banyak mengonsumsi minuman maupun makanan manis saat berbuka puasa memiliki dampak jangka pendek yang perlu diwaspadai.

Terlalu banyak konsumsi gula dibandingkan air putih bisa membuat berat badan naik dan sistem hormon tubuh terganggu.

Gula yang terdapat di minuman makanan manis seharusnya digunakan tubuh sebagai sumber energi. Ketika gula tersebut tidak digunakan dengan baik lantaran kurangnya gerak atau aktivitas fisik, pelan-pelan akan diubah menjadi lemak.

Ketika lemak menumpuk di dalam tubuh, efek yang paling kelihatan adalah penambahan berat badan.

"Makanya ada yang selama bulan puasa justru berat badannya bertambah," Kata Diana beberapa waktu silam.

Sementara, jika ingin mengonsumsi makanan manis ketika berbuka puasa, Wafa mengatakan sebaiknya membatasi asupannya, terutama yang mengandung kadar gula tinggi.

"Sekarang sudah banyak produk yang bebas gula seperti sirup bebas gula bahkan topping kental manis juga ada bebas gula. Jadi kita bsia lebih smart memilih produk makanan yang masuk ke tubuh," tuturnya.

Perhatikan Porsi Makan Utama

Ketika berbuka puasa, disarankan juga untuk memerhatikan porsi makanan utama. Wafa menyarankan untuk memilih makanan yang sedang dan cukup guna mencegah makan berlebih.

Selain itu, disarankan pula mengonsumsi camilan sehat di antara waktu berbuka puasa dan sahur semisal buah, sayur, dan kue bebas gula.

Terkait gorengan, Wafa menyarankan untuk membatasi asupannya karena gorengan cenderung tinggi lemak dan garam.

"Gorengan memang enak, tetapi tidak bagus, sehingga bahaya untuk tubuh kita. Jadi, batasi asupan makanan yang tinggi lemak seperti gorengan dan termasuk asupan garam," ucapnya.

Kandungan tinggi garam tak hanya ditemukan pada gorengan, melainkan juga pada makanan olahan. Karenanya Wafa mengingatkan agar cermat memilih produk makanan yang disantap setiap hari seperti kecap dan saus.

"Kecap, saus karena biasanya tinggi garam. Pilih produk-produk yang rendah garam, bahkan untuk produk yang kita gunakan sehari-hari," pesannya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya