Liputan6.com, Kyiv - Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organizations atau WHO) merinci situasi kesehatan warga di Ukraina di tengah kondisi perang.
Dalam External Situation Report #7 yang dipublikasikan pada 14 April 2022 rincian situasi kesehatan prioritas Ukraina di tengah perang Rusia vs Ukraina, yaitu:
Baca Juga
- Trauma terkait konflik dan cedera
Advertisement
Antara 24 Februari dan 13 April 2022, Kantor Komisaris Tinggi untuk Hak Kemanusiaan (the Office of the High Commissioner for Human Rights) mencatat setidaknya ada 4.577 korban sipil di Ukraina, termasuk 1.964 kematian.
Korban sipil terus meningkat akibat penggunaan senjata peledak. Akses terhadap pelayanan kesehatan pun terbatas akibat gangguan infrastruktur fasilitas pelayanan kesehatan. Begitu juga dengan akses ke apotek di Ukraina.
- Kesehatan ibu dan bayi baru lahir
Sementara hanya data terbatas yang tersedia tentang situasi kesehatan ibu dan bayi baru lahir saat ini. Namun, dipastikan ada gangguan pada pelayanan antenatal, persalinan dan postnatal.
- Ketahanan pangan dan gizi
Ukraina saat ini tidak diklasifikasikan sebagai darurat nutrisi. Meskipun demikian, World Food Program melaporkan kekhawatiran yang signifikan tentang potensi memburuknya status gizi di antara populasi rentan.
- Risiko kemunculan dan penyebaran penyakit menular
Risiko wabah penyakit seperti kolera, campak, difteri atau COVID-19 telah diperparah karena kurangnya akses air bersih, sanitasi dan higiene, keramaian di tempat perlindungan bom dan pusat pengungsian, serta cakupan tidak optimal untuk rutinitas dan imunisasi anak termasuk vaksinasi COVID-19.
COVID-19 di Ukraina
Perang kian memperburuk kondisi pandemi di Ukraina. Berbagai protokol kesehatan diabaikan karena warga fokus menyelamatkan diri.
Walau demikian, antara 7 hingga 13 April kasus COVID-19 di Ukraina mengalami penurunan. Total 10.892 kasus baru dan 118 kematian baru COVID-19 telah dilaporkan dalam periode tersebut.
Ini merupakan penurunan sebesar 22,8 persen dan 19,7 persen dibandingkan dengan minggu sebelumnya. Angka-angka ini harus ditafsirkan dengan hati-hati karena tidak semua kasus positif dan kematian akibat COVID-19 terlaporkan.
Antara 23 Februari dan 12 April, jumlah keseluruhan tempat tidur yang tersedia dan tempat tidur yang ditempati pasien COVID-19 masing-masing turun 41 persen dan 88,6 persen.
Ini bukan berarti tidak ada pasien, tapi mencerminkan potensi tantangan dalam mengakses rumah sakit dan pelaporan data yang terbatas.
Di sisi lain, penyediaan obat-obatan dan perawatan untuk pasien dengan penyakit menular kronis seperti HIV, TB dan penyakit tidak menular tetap menantang.
Diperkirakan 140.000 orang di Ukraina didiagnosis menderita kanker setiap tahun. Tim memfasilitasi pengadaan obat kanker dan transfer pasien kanker yang kritis keluar dari Ukraina untuk mendapat perawatan.
Advertisement
Laporan Kematian dan Pengungsi
External Situation Report #7 periode 7-13 April 2022 juga melaporkan ada 1.964 warga Ukraina meninggal dunia akibat serangan Rusia.
Sementara, jumlah pengungsi yang telah meninggalkan Ukraina mencapai 4,6 juta orang.
Angka tersebut merupakan data pemerintah yang dikumpulkan oleh Komisaris Tinggi Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Pengungsi atau the United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR).
Dalam enam minggu terakhir para pengungsi Ukraina melarikan diri ke negara tetangga dengan proporsi tertinggi yakni 57 persen di Polandia dan 15 persen di Rumania.
Sementara, 7,1 juta orang terpaksa melakukan perpindahan internal dan 2.613 orang tercatat mengalami luka-luka.
Konflik yang masih berlangsung membuat akses ke layanan perawatan kesehatan semakin sulit.
Hal ini diperparah dengan tidak adanya akses ke obat-obatan di beberapa daerah, gangguan parah dalam layanan kritis, dan kurangnya transportasi umum menuju bantuan medis.
Antara 24 Februari hingga 13 April, total ada 119 serangan pada fasilitas layanan kesehatan yang telah dilaporkan. Ini mengakibatkan 51 orang cedera dan 73 meninggal dunia.
Serangan lebih lanjut sedang diverifikasi.
Dukungan WHO Terhadap Korban Perang Rusia vs Ukraina
Untuk itu, WHO mendukung sektor kesehatan di Ukraina dan negara-negara penerima pengungsi.
WHO telah memobilisasi para ahli dan bekerja sama dengan mitra, termasuk Jaringan Peringatan dan Respons Wabah Global (GOARN) dan Siaga Mitra, untuk memberikan dukungan dengan akses ke layanan kesehatan termasuk:
- Perawatan kesehatan primer
- Perawatan kesehatan rutin
- Vaksinasi COVID-19
- Dukungan kesehatan mental dan psikososial (MHPSS)
- Perawatan trauma
- Pasokan dan logistik
- Pencegahan eksploitasi dan pelecehan seksual
- Komunikasi risiko dan keterlibatan masyarakat (RCCE) dan informasi pengelolaan.
Upaya lain yang dilakukan guna membantu Ukraina adalah koordinasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Ukraina dan negara-negara penerima pengungsi.
WHO mendukung Tim Medis Darurat (Emergency Medical Team/EMT) di Ukraina, Polandia, dan Republik Moldova. Lebih dari 50 EMT saat ini sudah tersedia di Ukraina dan negara-negara penerima pengungsi.
WHO juga berkoordinasi dengan Kemenkes Ukraina dan negara-negara penerima pengungsi untuk memastikan keamanan medis evakuasi pasien sesuai dengan seperangkat kriteria yang disepakati.
Advertisement