Punya Riwayat Stroke Ingin Puasa Ramadhan? Dokter Ungkap Kiatnya

Seseorang dengan riwayat stroke bisa tetap berpuasa karena sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Apr 2022, 04:38 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2022, 04:38 WIB
Ilustrasi puasa, buka puasa, sahur
(Photo by Dan DeAlmeida on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Individu dengan riwayat stroke perlu memperbanyak asupan protein dan serat saat berbuka puasa atau sahur. Hal tersebut disampaikan dokter spesialis saraf dr Untung Gunarto, Sp.S.MM.

"Ketika berbuka dan sahur selama bulan Ramadhan ini, seseorang dengan riwayat stroke perlu mengendalikan makanan berbahan dasar tepung dan gula. Perbanyak serat dan protein," ujarnya di Purwokerto, Jawa Tengah, dilansir Antara.

Untung juga menjelaskan, seseorang dengan riwayat stroke bisa tetap berpuasa karena sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh.

"Bisa tetap puasa karena baik bagi kesehatan, asal tetap perhatikan asupan makanan dan juga memperbanyak konsumsi air putih selama berbuka puasa hingga sahur," ujar Plt Direktur RSUD Prof Dr. Margono Soekarjo (RSMS) Purwokerto itu.

Individu dengan riwayat stroke juga perlu menghindari makanan yang cenderung merangsang batuk, membuat sembelit, dan merangsang buang air kecil (BAK).

"Tetap jaga asupan gizi seimbang selama bulan Ramadhan, hindari makanan bertepung dan gula secara berlebihan. Pastikan kandungan makronutrien seperti karbohidrat, protein dan lemak juga mikronutrien seperti vitamin dan mineral serta air telah tercukupi dengan baik," jelasnya.

Bukan hanya makanan, orang dengan riwayat stroke juga harus menghindari kondisi seperti paparan panas atau berkeringat berlebihan.

"Cari tempat yang nyaman, pada sore hari menjelang berbuka bisa sedikit olahraga ringan seperti senam dengan gerakan-gerakan sederhana. Bahkan gerakan saat beribadah shalat juga bisa menjadi bagian dari relaksasi," ucapnya.

 

Konsumsi Obat Rutin

Mengenai konsumsi obat rutin bagi orang dengan riwayat stroke, Untung mengingatkan agar hal itu perlu tetap dilakukan menyesuaikan saat berbuka dan sahur sesuai anjuran dokter.

"Tetap konsumsi obat rutin sesuai anjuran dokter dan disesuaikan minumnya saat berbuka dan sahur. Jangan menghentikan obat tanpa konsultasi dokter."

Ibadah puasa, kata Untung, jika dilakukan dengan baik dan niat kuat maka akan membawa dampak positif bagi individu dengan riwayat stroke.

"Niatkan puasa karena Allah, karena akan berdampak positif untuk menjalankannya. Rasa gembira juga akan bisa menjaga imunitas selama pandemi COVID-19," kata Untung.

Stroke adalah

Mengutip laman Klikdokter, stroke adalah kematian jaringan otak yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Stroke bisa berupa iskemik (sumbatan) maupun perdarahan (hemoragik).

Pada stroke iskemik, aliran darah ke otak terhenti disebabkan adanya dumbatan atau bekuan darah yang menyumbat suatu pembuluh darah.

Sedangkan stroke hemoragik disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah sehingga menghambat aliran darah normal serta darah keluar ke jaringan otak.

Kasus stroke hemoragik hampir 70 persen terjadi pada penderita hipertensi.

 

Penyebab Stroke Hemoragik dan Iskemik

Stroke hemoragik antara lain disebabkan oleh:

  • Hipertensi atau tekanan darah tinggi
  • Koagulopati
  • Penggunaan obat pengencer darah
  • Malformasi atau gangguan pembuluh darah seperti aneurisma, angioma cavernosa
  • Vaskulitis
  • Keganasan di otak

Sedangkan stroke iskemik antara lain disebabkan oleh:

  • Hipertensi atau tekanan darah tinggi
  • Diabetes melitus
  • Penyakit jantung atrial fibrilasi, gangguan katup jantung, gagal jantung, stenosis mitral
  • Hiperkoleterolemia atau kolesterol tinggi
  • Stenosis karotis
  • Hyperhomocystinemia
  • Obesitas atau kegemukan
  • Gaya hidup: konsumsi alkohol berlebih, merokok, penggunaan obat terlarang
  • Sickel cell disease
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya