Cara Bedakan Diare Akibat Hepatitis Misterius dengan Diare Biasa

Salah satu gejala hepatitis misterius adalah diare. Lalu, bagaimanakah cara membedakannya dengan diare biasa?

oleh Diviya Agatha diperbarui 12 Mei 2022, 08:00 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2022, 08:00 WIB
[Bintang] Ilustrasi Anak Diare
Diare menempati posisi kedua penyakit mematikan untuk anak di bawah usia 5 tahun. (Sumber Foto: Youtube)

Liputan6.com, Jakarta - Saat ini, hepatitis yang belum diketahui penyebabnya atau hepatitis misterius sedang diteliti di beberapa negara termasuk Indonesia. Salah satu gejala awalnya adalah diare.

Bagi Anda yang saat ini sedang mengalami diare atau memiliki anak yang mengalami diare mungkin menjadi lebih khawatir dari biasanya.

Diare sendiri dapat disebabkan salah satunya oleh Adenovirus, yang mana juga diduga menjadi salah satu penyebab hepatitis misterius. Lalu, bagaimanakah cara membedakannya?

Ketua Unit Kerja Koordinasi Gastrohepatologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr dr Muzal Kadim, SpAK mengungkapkan bahwa diare pada umumnya akan sembuh dalam waktu singkat dan bersifat ringan.

"Adenovirus itu penyebab diare yang biasanya ringan. Hanya muntah dua tiga hari sembuh," ujar Muzal dalam seminar media IDAI bertema Serba-Serbi Penyakit Lebaran pada Anak ditulis Rabu, (11/5/2022).

Lebih lanjut Muzal menjelaskan bahwa diare yang umumnya terjadi pada anak juga memiliki gejala khas tersendiri. Seperti diawali dengan demam dan muntah lebih dulu.

"Biasanya didahului dengan demam, kemudian anaknya muntah dua sampai tiga kali. Baru kemudian besoknya diare, itu yang paling sering terjadi. Diarenya biasa cair, berbusa, berbau asam, ada kembung, merah di anusnya," kata Muzal.

Sedangkan dalam kesempatan berbeda, Muzal mengungkapkan bahwa pada kasus dugaan hepatitis misterius, diare dan gejala lainnya yang terjadi memiliki lanjutan.

Hal tersebut sempat Muzal sampaikan dalam acara diskusi media bertema Hepatitis Akut yang Belum Diketahui Etiologinya pada Sabtu, 7 Mei 2022 lalu.

Gejala Hepatitis Misterius

Muzal mengungkapkan bahwa gejala lanjutan hepatitis misterius setelah diare, sakit perut, dan demam adalah perubahan warna yang diawali pada area mata anak.

"Gejala (hepatitis misterius) sebagian besar adalah gejala saluran cerna. Jadi biasanya muntah, diare, sakit perut. Demam, karena ini suatu infeksi sering disertai demam," ujar Muzal.

"Lalu lebih lanjut lagi ada kuning. Biasanya di kelopak mata itu, di sklera. Jadi kalau kelopak matanya ditarik di sklera mata yang putih itu jadi kuning," Muzal menuturkan.

Selanjutnya, kuning tersebut bisa berlanjut ke area badan bila kondisi sudah lebih berat. Urinnya pun berubah warna menjadi kecoklatan seperti air teh.

Kondisi tersebut kemudian bisa beralih ke hepatitis fulminan. Hepatitis fulminan merupakan kondisi dimana hati menjadi gagal berfungsi. Kondisi ini juga dikenal dengan sebutan gagal hati akut.

"Hepatitis fulminan bisa menyebabkan kesadaran menurun. Itu kalau sel-sel hatinya sudah banyak yang rusak. Jadi tergantung derajatnya," kata Muzal.

"Kalau rusaknya makin berat, gejalanya makin berat. Bahkan bisa menurunkan kesadaran, kejang, kalau tidak tertangani bisa menimbulkan kematian," tambahnya.

Segera Ambil Tindakan

Meskipun masih sulit mengetahui perbedaan antara diare biasa dan diare akibat hepatitis misterius, penting untuk segera mengambil tindakan jika anak mengalami diare.

Orangtua harus sudah waspada terkait gejala-gejala yang muncul. Sehingga bisa langsung melakukan tindakan pertolongan dengan cepat.

"Pada gejala-gejala tadi, baiknya diperiksa untuk menyingkirkan kemungkinan. Hepatitis kalau awal-awal itu belum bisa dilihat kuningnya. Kalau kuning sudah lebih lanjut, jadi (lakukan) pemeriksaan darah itu," ujar Muzal.

Pemeriksaan darah satu ini dapat dilakukan guna melihat kadar enzim hati apakah mengalami peningkatan atau tidak.

Selanjutnya, Muzal mengungkapkan bahwa virus tersebut dapat ditularkan oral melalui mulut, tangan yang terkontaminasi dan masuk lewat mulut, alat makan, atau lewat makanan dan minuman secara langsung.

Hepatitis misterius juga bisa menular lewat percikan air liur (droplet). Maka, hal yang bisa dilakukan oleh orangtua sejauh ini dapat berkaitan dengan hal-hal tersebut.

"Jadi sampai saat ini yang paling bisa dilakukan, yang paling baik adalah pencegahan untuk penularan lewat oral," ujar Muzal.

Jaga Kebersihan dan Asupan Anak

Muzal menjelaskan, pencegahan lewat oral dapat dilakukan dengan beberapa hal seperti mencuci tangan, menjaga kebersihan dari makanan dan sanitasi.

"Kemudian juga mencegah pada kasus yang sudah ada gejala misalnya, kita menghindari supaya tidak kontak lewat tangan dan yang masuk ke dalam mulut tersebut," ujar Muzal.

Selanjutnya, orangtua juga bisa mengajarkan anak agar taat pada protokol kesehatan COVID-19. Mengingat hepatitis misterius juga dapat menular melalui droplet.

"Kedua, kita lanjutkan sesuai seperti protokol COVID-19 ini. Seperti pakai masker, jaga jarak untuk mengurangi risiko. Disamping COVID-19, juga mengurangi risiko penularan lewat droplet itu," Muzal menuturkan.

Dalam hal asupan makanan, Muzal juga menyarankan orangtua untuk menyiapkan sendiri makanan untuk anak. Serta menghindari mengonsumsi makanan yang tidak terjamin kebersihannya.

Dalam mempersiapkan makanan dan minuman untuk anak, orangtua juga diingatkan untuk menjaga kebersihan. Serta jangan menggabungkan sendok dan alat makan anak.

Apabila memungkinkan, Muzal menyarankan untuk merebus air minum yang akan dikonsumsi untuk meminimalisir adanya kontaminasi bakteri atau kotoran.

Infografis Jangan Panik, Kenali Gejala Hepatitis Akut pada Anak. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Jangan Panik, Kenali Gejala Hepatitis Akut pada Anak. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya