Liputan6.com, Jakarta Acute hepatitis of unknown aetiology atau hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya pertama kali ditemukan di Inggris Raya pada Selasa, 5 April 2022. Hepatitis akut telah terdeteksi di 20 negara dengan jumlah kasus sebanyak 228 orang dan 50 yang sedang diselidiki.
Di Indonesia, sudah ada 18 kasus dugaan hepatitis misterius dan tujuh diantaranya meninggal dunia.
Baca Juga
Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso, dr Mohammad Syahril mengungkapkan bahwa sebenarnya hepatitis akut bisa disembuhkan.
Advertisement
Bahkan ketika sembuh, pasiennya bisa kembali seperti biasa tanpa adanya gejala menetap yang muncul.
"Penyakit ini penyakit yang juga bisa sembuh. Maka ketika dia dinyatakan sembuh, dia bisa kembali seperti biasa, tidak ada gejala yang menetap atau bahkan menjadi tambah berat," kata Syahril dalam konferensi pers Update Perkembangan Kasus Hepatitis Akut di Indonesia ditulis Sabtu (14/5/2022).
"Tetapi kemungkinan untuk dia kena lagi, bisa. Apabila dia kontak lagi pada orang atau pasien yang kena hepatitis akut," tambahnya.
Pada kasus hepatitis akut yang pernah ada sebelumnya, pasien bisa melakukan transplantasi hati. Transplantasi hati dilakukan untuk menggantikan organ hati yang memiliki masalah dengan hati yang sehat.
Sehingga menurut Syahril, tak menutup kemungkinan untuk hepatitis akut misterius juga bisa tertangani dengan cara tersebut.
"Tidak menutup kemungkinan kelak pasien hepatitis (akut misterius) ini juga akan mendapatkan transplantasi hati," ujar Syahril.
Dalam kesempatan berbeda, dokter spesialis anak konsultan gastrohepatologi, RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (RSCM-FKUI), Dr dr Hanifah Oswari mengungkapkan bahwa hepatitis akut memang bisa sembuh atau hilang secara mendadak.
"Kasus hepatitis akut ini berbeda dengan yang kronis. Akut ini dia datangnya mendadak, tapi hilangnya juga bisa mendadak. Kesembuhannya bisa cepat," kata Hanifah dalam webinar kesehatan pada Kamis, 12 Mei 2022 lalu.
Namun, Hanifah menambahkan, bila terjadi perburukan maka perburukannya juga bisa cepat dan penuh hingga tidak bisa tertolong kembali.Â
Gejala Hepatitis Akut Misterius
Lebih lanjut Syahril pun sempat menjabarkan gejala-gejala apa saja yang merujuk pada kasus hepatitis akut misterius.
Sejauh ini, gejala awal yang biasanya muncul berupa sakit perut, diare, muntah, dan mual. Serta dapat pula disertai oleh demam.
Bersamaan dengan itu, masyarakat juga diminta untuk waspada terkait gejala yang serupa dengan hepatitis akut seperti sakit perut, mual, muntah, dan diare.
Gejala tersebut dapat berlanjut dengan perubahan warna air kencing hingga berwarna pekat seperti teh, warna feses putih pucat, kulit dan mata menguning, hingga penurunan kesadaran.
Bila anak atau orang sekitar menunjukkan gejala yang serupa dengan hepatitis akut, maka disarankan untuk langsung memeriksakan kondisi ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.
"Kita mengingatkan agar masyarakat lebih peduli terhadap kejadian ini karena kejadiannya cepat sekali, maka kita tidak boleh menunda sampai ada gejala-gejala yang berat," ujar Syahril.
"Jangan menunggu sampai mata atau kulit kuning, sampai tidak sadar dan kejang-kejang. Tapi mulai dari gejala-gejala awal seperti mual, muntah diare harus segera ditangani agar tidak berlanjut ke gejala yang lebih berat," Syahril menuturkan.
Advertisement
Kapan Perlu ke Dokter?
Dalam kesempatan berbeda, spesialis anak ahli pencernaan dan hati RS EMC Sentul, dr Sumardi Fransiskus menjelaskan, orangtua bisa membawa anak ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan bila gejala yang muncul tak kunjung membaik dalam jangka waktu satu hari.
"Pertama memang kita harus lihat dulu, jadi kita lihat apa ada mual muntah? Kalau mual, muntah, diare kan takutnya dehidrasi karena asupannya sudah kurang. Anak-anak yang dehidrasi bisa ke arah yang berat, boleh kita kasih oralit," ujar Sumardi dalam program Liputan6 Update ditulis Kamis, 12 Mei 2022.
"Tapi kita observasi satu hari. Kalau semakin memburuk, sebaiknya kita refer ke fasilitas kesehatan atau ke dokter," Sumardi menambahkan.
Menurut Sumardi, penyakit yang disebabkan oleh virus seperti hepatitis misterius ini biasanya sistemik. Artinya, proses munculnya gejala bertahap dan tidak hanya pada satu tempat saja.
"Jadi perasaan badan tidak enak, baru mual muntah, ada diare. Terakhir baru terjadi kuning ketika hatinya sudah tidak bisa lagi memetabolisme," kata Sumardi.
Pasien Mayoritas Anak-Anak
Pasien hepatitis akut yang misterius memang mayoritas adalah anak-anak. Menurut Sumardi sendiri, ada tiga hal yang berperan dalam hal ini.
Pertama, anak-anak masih dalam fase pertumbuhan yang mana belum memiliki sistem imunitas yang cukup kuat. Sehingga menjadi lebih mudah untuk terkena penyakit.
"Sistem imun bisa maksimal kalau pada usia anak itu nol sampai 18 tahun. Memang pasien-pasien (hepatitis misterius) yang terkena itu dua sampai 16 tahun," ujar Sumardi.
"Jadi memang pada anak-anak ini kita ketahui ada proses pertumbuhan dan perkembangan. Semua organ itu berkembang, termasuk sistem imun yang terbatas," tambahnya.
Kemungkinan penyebab kedua berkaitan dengan higienitas. Misalnya, menurut Sumardi, anak-anak seringkali memasukan tangannya ke mulut, yang mana belum terjamin kebersihannya.
Sumardi mengungkapkan bahwa hepatitis misterius satu ini juga mungkin merupakan varian baru. Hal tersebut lantaran virus yang ada pada hepatitis sebelumnya tidak terdeteksi pada hepatitis misterius.
"Ketiga, mungkin ini juga varian baru. Seperti SARS-CoV-2 yang kemarin pada anak-anak tidak terlalu berat. Tapi pada ini, kenapa lebih berat? Mungkin dia sifatnya varian baru," kata Sumardi.
Advertisement