Menkes Budi Ungkap WhatsApp Jembatani Komunikasi Soal Vaksinasi COVID-19

Aplikasi WhatsApp menjembatani komunikasi antara Pemerintah dan masyarakat seputar vaksinasi COVID-19.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 21 Mei 2022, 17:00 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2022, 17:00 WIB
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin meninjau pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di Sekolah Ursulin pada Kamis, 25 Maret 2021. (Dok Kementerian Kesehatan RI)

Liputan6.com, Amerika Serikat Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, aplikasi WhatsApp di Indonesia mampu menjembatani komunikasi antara Pemerintah dan masyarakat seputar vaksinasi COVID-19. Penggunaan WhatsApp juga mempermudah masyarakat dalam melaporkan pengaduan dan keluhan sertifikat vaksinasi COVID-19.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mulai menggunakan aplikasi WhatsApp dalam program vaksinasi COVID-19. Pada awal vaksinasi COVID-19 di Indonesia dilakukan pada 2021, pemberitahuan (notification) dan agenda atau jadwal vaksinasi individu yang sudah terdaftar dikirimkan melalui WhatsApp Kemenkes.

"WhatsApp pertama kali kami gunakan untuk memberikan notif kepada masyarakat Indonesia terhadap program dan jadwal vaksinasinya. Dan responsnya luar biasa karena bahasa Indonesia digunakan untuk WhatsApp," ungkap Budi Gunadi saat acara 'Meta Health Summit 2022' bertajuk How the Indonesian Ministry of Health used WhatsApp to drive COVID-19 vaccine uptake pada Kamis, 19 Mei 2022 waktu Amerika.

"WhatsApp sangat membantu. Setelah itu, kami menyadari bahwa banyak orang lain menggunakannya dengan cara yang berbeda. Jadi, kita mulai fokus pada vaksinasi. Ketika jadwal vaksinasi sudah masuk WhatsApp, maka individu bisa langsung ke fasilitas kesehatan atau sentra vaksinasi untuk mendapatkan vaksin."

Penggunaan aplikasi WhatsApp sebagai bagian dari komunikasi Kemenkes terhadap masyarakat terkait vaksinasi COVID-19 dilihat dari pengalaman Budi Gunadi. Banyak orang memiliki grup WhatsApp.

"Orang Indonesia seperti saya kan punya grup WhatsApp juga, ya mulai dari grup WhatsApp teman SD, kampus, dan grup teman kerja. Jadi, saya pikir, kenapa tidak untuk membuat jadwal vaksinasi yang notif-nya masuk lewat WhatsApp," terangnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Manfaatkan Chatbot WhatsApp

Vaksinasi Booster COVID-19 di Pasar Palmerah
Warga mendapatkan suntikan vaksin ketiga (booster) kepada warga di Pasar Palmerah, Jakarta, Selasa (19/4/2022). Vaksin ketiga (booster) terus ditingkatkan jelang libur lebaran. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Seiring waktu, Kemenkes RI menggunakan aplikasi WhatsApp untuk obrolan dan pengaduan vaksinasi COVID-19. Hal ini dilakukan melalui chatbot WhatsApp Kemenkes.

"WhatsApp juga dapat digunakan sebagai chatbot. Jadi, jika memiliki pertanyaan, maka Anda dapat melakukan obrolan untuk via WhatsApp. Faktanya, dalam perkembangan vaksinasi, komunikasi dengan masyarakat meningkat drastis," Budi Gunadi Sadikin menambahkan.

"seperti yang Anda tahu, Indonesia memiliki 270 juta penduduk. Dari jumlah tersebut, 208 juta di antaranya, menjadi target vaksinasi COVID-19. ini sejauh ini."

Jalinan komunikasi dan pengaduan masyarakat seputar vaksinasi COVID-19, seperti sertifikat vaksinasi tidak muncul atau ingin mengubah data bisa dilakukan, salah satunya melalui chatbot WhatsApp Kemenkes RI.

"Komunikasi di dalam pemerintahan dan masyarakat sekarang menjadi sangat, sangat lancar, dan sangat, sangat cepat serta sangat mudah, karena kami menggunakan WhatsApp," imbuh Menkes Budi Gunadi.

"Yang mengejutkan saya atas apa yang telah kami lihat, hanya kurang dari 10 persen pendapat yang tidak setuju pemanfaatan WhatsApp untuk vaksinasi COVID-19."

Cara Baru Pelayanan Kesehatan

Ilustrasi WhatsApp.  Alexander Shatov/Unsplash
Ilustrasi WhatsApp. Alexander Shatov/Unsplash

Menurut Budi Gunadi Sadikin, pemanfaatan WhatsApp dalam program vaksinasi COVID-19 termasuk bagian dari transformasi layanan kesehatan. Hal ini memberikan pandangan baru dalam pelayanan kesehatan.

"Ini adalah transformasi nyata dalam industri kesehatan yang akan terjadi. Jadi ya saya pikir tidak akan berhenti di sini. Tentunya, transformasi ini akan melayani anak-anak kita dan anak-anak dari mereka nantinya menjadi lebih baik dan berbeda secara drastis dengan layanan kesehatan yang diterima," tuturnya.

Walau bukan berlatar belakang medis, Menkes Budi mengaku dirinya senang dapat membantu upaya transformasi digital di sektor kesehatan. Apalagi adanya pandemi COVID-19 menuntut manusia untuk berubah dengan cara pandang baru yang lebih baik lagi.

"Saya tidak memiliki latar belakang medis. Saya seorang fisikawan nuklir, 30 tahun sebagai bankir. Tapi saya pendengar, saya siap untuk belajar dan merasa senang memiliki kesempatan untuk dapat membantu mengubah industri kesehatan Indonesia ke tingkat yang baru," imbuhnya.

"Sehingga kami dapat memberikan layanan terbaik. Terlebih COVID-19 berdampak besar bagi perekonomian kita karena terpisah jarak, padahal pertukaran barang dan jasa seharusnya dilakukan secara fisik. Dengan adanya pandemi ini terbuka peluang bagi kita memberikan pelayanan kesehatan tanpa fisik dan bisa meningkatkan produktivitas."

Pengaduan Melalui Chatbot WhatsApp

Lawan Covid-19, GoTix dan Polda Metro Jaya Buka Sentra Vaksinasi
Petugas medis memvaksin warga di Sentra Vaksinasi COVID-19 di JIEXPO Kemayoran (27/06/2021). Program vaksinasi kerjasama GoTix dan Polda Metro Jaya menyasar 20.000 warga di 6 wilayah termasuk pelaku UMKM dan mitra usaha ekosistem Gojek. (Liputan6.com/HO/Ading)

Pada November 2021, Kemenkes RI memperbaiki fitur dan layanan PeduliLindungi, terutama untuk mempercepat respons pengaduan masyarakat terkait sertifikat vaksinasi yang selama ini dilakukan melalui e-mail dan Call Center 119. Masyarakat dapat mengakses layanan Chatbot WhatsApp.

Untuk mengakses layanan chatbot, masyarakat bisa menghubungi WhatsApp Kemenkes RI pada nomor 081110500567. Untuk keamanan data, masyarakat akan diminta untuk memasukkan nomor telepon yang terdaftar pada aplikasi PeduliLindungi dan kode OTP terlebih dahulu.

Selanjutnya, menu Download Sertifikat, Status Vaksinasi, dan Ubah Info Diri akan tampil dan dapat dipilih oleh masyarakat sesuai kebutuhan.

Sekjen Kemenkes Kunta Wibawa Dasa Nugraha mengataka, selama ini pengaduan diarahkan ke e-mail sertifikat@pedulilindungi.id atau Call Center 119 ext. 9. Jumlah rata-rata aduan per minggunya mencapai lebih dari 134.000 ke e-mail dan 80.000 lewat telepon.

Sebagian besarnya terkait dengan informasi sertifikat vaksin dan penyesuaian data, seperti nama dan nomor ponsel.

“Oleh karena itu, Kemenkes RI menghadirkan layanan chatbot PeduliLindungi untuk mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan sertifikat, status vaksinasi, dan perbaikan info diri,” kata Kunta saat konferensi pers Peluncuran Chatbot Whatsapp PeduliLindungi secara virtual, Rabu (10/11/2021) di Jakarta.

Dalam Chatbot terdapat 3 menu utama yang bisa digunakan masyarakat, yakni Download Sertifikat Vaksin, Status Vaksinasi, dan Ubah Info Diri.

Masyarakat yang belum mendapatkan sertifikat dan terkendala untuk mengaksesnya di aplikasi PeduliLindungi bisa memilih menu 'Download Sertifikat.' Pengecekan status vaksinasi juga dapat dilakukan melalui menu 'Status Vaksinasi.'

Sementara itu, menu 'Ubah Info Diri' diperuntukkan bagi masyarakat yang ingin mengubah data nama pada sertifikat vaksin agar sesuai KTP dan nomor telepon terdaftar di aplikasi PeduliLindungi.

Infografis Cek Fakta
Infografis Cek Fakta: Kumpulan Hoaks Seputar Covid 19 terbaru yang beredar di WhatsApp (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya