KKHI Makkah Safariwukufkan Jemaah Haji yang Sakit

Kepala Pusat Kesehatan Haji dr Budi Sylvana, MARS memastikan keseluruhan jumlah jemaah haji yang disafariwukufkan meliputi pasien dari ruang rawat inap, IGD, isolasi, intermediate, greenzone, dan psikiatri.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Jul 2022, 08:06 WIB
Diterbitkan 09 Jul 2022, 08:06 WIB
Jemaah Haji Indonesia yang akan menjalani Safari Wukuf. Husni Anggoro/MCH
Jemaah Haji Indonesia yang akan menjalani Safari Wukuf. Husni Anggoro/MCH

Liputan6.com, Jakarta - l Sejumlah 139 jemaah haji yang sakit disafariwukufkan. Dari keseluruhan jumlah tersebut, 112 jemaah dalam posisi duduk, sedangkan 27 jemaah lainnya dalam posisi berbaring.

Kepala Pusat Kesehatan Haji dr Budi Sylvana, MARS memastikan keseluruhan jumlah jemaah haji yang disafariwukufkan meliputi pasien dari ruang rawat inap, IGD, isolasi, intermediate, greenzone, dan psikiatri.

"Jemaah disafariwukufkan menggunakan 10 bus dan dikawal 4 ambulans. Sudah berangkat dari KKHi jam 12.00 WAS,” ujar Budi, Jumat, 8 Juli 2022.

Sebanyak 112 jemaah yang menjalani safari wukuf dalam posisi duduk terbagi ke dalam 6 bus. Sementara 27 jemaah dalam posisi baring terbagi dalam 4 bus. Selama proses safari wukuf, kata Budi, jemaah harus tetap berada dalam bus.

Selain proses safari wukuf yang dilakukan oleh KKHI Makkah, terdapat 1 orang pasien yg disafariwukufkan oleh RSAS.

Persiapan pemberangkatan jemaah dan bus telah dimulai sejak jam 5 pagi. Pasien yang bisa mandi sendiri maka mandi sendiri. Jika bisa mandi di kamar mandi dengan pendampingan, maka didampingi. Dan yang tidak bisa, dimandikan oleh perawat di tempat tidurnya masing masing. Setelah itu jemaah dipakaikan baju ihram.

Masing masing bus didampingi oleh dua orang dokter, dua orang perawat, dan tenaga lainnya. Tim safari wukuf berangkat sejak pukul 12.00 dan dijadwalkan kembali dr Arafah jam 17.00 WAS.

Setelah Proses safari wukuf selesai, semua jemaah akan kembali di rawat di KKHI. Seluruh jemaah dikembalikan sesuai nomor bednya. Nama dan nomor bed dikalungkan untuk memudahkan.

Sementara untuk jemaah yang berasal dari kloter, akan dikembalikan setelah kloternya kembali ke hotel.

 

Pos Kesehatan Arafah

Para petugas kesehatan di Pos Kesehatan Arafah melaksanakan tugas mereka dengan berbalut ihram. Meski demikian konsentrasi mereka tetap dalam keadaan penuh dalam memberi layanan kesehatan bagi para jemaah haji.

Sejak H-1 pelaksanaan Wukuf di Padang Arafah, Pos Kesehatan di lokasi tersebut telah siap melayani jemaah haji yang memerlukan pelayanan kesehatan.

“Pos kesehatan arafah sudah siap menerima jemaah per hari ini” Ucap Kepala Pos Kesehatan Arafah, dr. Agus Sultoni, Kamis (7/7) di Arafah.

Pos Kesehatan Arafah diperkuat dengan Sumber Daya Manusia (SDM) dari sejumlah unsur mulai dari Tim Kesehatan Bandara, Tim Tenaga Kesehatan dari KKHI Makkah dan KKHI Madinah.

“Kita diperkuat dengan adanya dokter spesialis jantung, paru, dalam, anastesi, bedah saraf, spesialis kejiwaan, emergensi medis, dokter umum, gizi klinik, dan para medis lainnya,” tambah Agus.

 

Pos Kesehatan Arafah Dilengkapi Kit Emergency

Untuk menunjang pelayanan kesehatan, khususnya potensi terjadinya kegawatdaruratan, Pos Kesehatan Arafah dilengkapi dengan kit emergency, alat EKG, Alat pacu jantung, oksigen, set bedah minor dan sebagainya.

“Kami juga menyiagakan 20 rompi tecno cool untuk antisipasi adanya pasien heat stroke,” tambahnya.

Obat-obatan yang disiapkan di pos kesehatan arafah termasuk obat obatan yang bersifat analgesik sampai ke golongan narkotik, anestetik, anti alergi dan anti anafilaksis, juga obat obatan anti infeksi. Termasuk juga obat obatan anti topical, psikotroprifarmaka, dan sebagainya.

Pos Kesehatan Arafah juga dilengkapi dengan 22 tempat tidur yang diperuntukan bagi pelayanan gawat darurat, stabilisasi perawatan dan pemulihan.

“Untuk triase dan stabilisasi ada 3 veltbed (tempat tidur lipat), untuk emergency 3 bed, dan untuk perawatan 16 velbed” jelasnya

Pelayanan Kesehatan Disesuaikan dengan Hasil Triase dari Tim Dokter

Pelayanan kesehatan jemaah akan disesuaikan dengan hasil triase dari tim dokter.

Selama jemaah bisa dirawat dan stabil di poskes arafah sebaiknya dirawat diposkes Arafah sampai dengan batas bada wukuf. Dalam kurun waktu perawatan selama 4 jam, kondisi jemaah sudah dinilai baik oleh dokter penanggung jawab pelayanan, maka jemaah dapat dipulangkan ke kloternya

“Namun apabila membutuhkan perawatan lanjutan maka akan dirujuk ke KKHI Makkah,” jelasnya lagi.

Pelayanan kesehatan di Arafah juga diperkuat dengan adanya empat pos kesehatan satelit yang dilengkapi dengan velbed, oksigen portable dan emergency kit. Untuk kebutuhan rujukan, pos kesehatan arafah juga diperkuat dengan 15 ambulans.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya