Liputan6.com, Jakarta Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim menyampaikan bahwa penelitian di Indonesia seharusnya tak hanya dilihat dari segi jumlah tapi juga kualitas.
Menurutnya, tahun lalu Indonesia menduduki posisi ke-20 dari 232 negara dengan total publikasi mendekati 50 ribu artikel riset.
Baca Juga
“Jumlah ini bisa dibilang sebagai sebuah capaian yang baik, tapi saat berbicara tentang dunia penelitian, kita tidak bisa cuma membahas tentang jumlah. Kita harus mempertimbangkan kualitas dari riset tersebut. Mulai dari metodologi, cara menganalisis data sampai presentasi temuan,” ujar Nadiem dalam pembukaan PIRN XX yang ditayangkan di saluran YouTube BRIN, Senin (11/7/2022).
Advertisement
Untuk itu, Pekan Pemuda Riset dan Inovasi Nasional (PIRN) XX diharapkan mendorong lahirnya ilmuwan muda yang mampu menghasilkan kajian berkualitas.
PIRN sendiri berawal dari kegiatan Perkemahan Ilmiah Remaja Nasional (PIRN) yang diselenggarakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sejak 2021. Setelah LIPI terintegrasi ke dalam Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), PIRN berganti nama menjadi Pekan Pemuda Riset dan Inovasi Nasional (PIRN).
Nadiem menambahkan, selain berkualitas, penelitian juga harus memberi dampak bagi masyarakat. Bagaimana hasil riset dapat mendukung perkembangan ilmu pengetahuan atau melahirkan inovasi bermanfaat bagi orang banyak.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Melahirkan Talenta Riset dan Inovasi
Melalui PIRN XX, Nadiem berharap para peserta mendapatkan wawasan baru dalam melakukan penelitian.
“Diharapkan para peserta mampu menawarkan cara-cara cerdas dan inovatif dalam mengembangkan potensi alam dan budaya indonesia,” harapnya.
“Jadilah ilmuan yang cerdas untuk melompat ke masa depan dan teruslah semangat untuk bergerak serentak guna mewujudkan merdeka belajar,” lanjutnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko mengatakan, kegiatan PIRN ini menjadi awal dari pembentukan talenta riset dan inovasi nasional yang saat ini menjadi tanggung jawab dari BRIN.
“Guna mewujudkan talenta-talenta riset dan inovasi di masa depan, BRIN terus berinteraksi dengan para mahasiswa dan siswa untuk terus dibina agar mempunyai kemampuan di bidang riset dan inovasi,” ungkapnya.
“Para siswa dan mahasiswa ini merupakan talenta riset dan inovasi kita di masa depan,” tambahnya.
Bagi para peserta PIRN XX, lanjut Handoko, hendaknya ini dijadikan sebagai ajang untuk memperkuat jejaring dan menambah wawasan.
Advertisement
Setelah Mengikuti PIRN
Setelah mengikuti PIRN, para peserta nantinya diharapkan dapat mengikuti berbagai skema yang telah disediakan oleh BRIN baik bagi mahasiswa maupun para pelajar untuk menjadi seorang periset.
“PIRN ini kami desain untuk menjadi titik awal, mohon para peserta dapat memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya. Jadikan kegiatan ini sebagai kenangan yang mendalam,” ujarnya.
Senada dengan Kepala BRIN, Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Zulkieflimansyah mengajak kepada para peserta PIRN untuk memanfaatkan kegiatan ini sebaik mungkin.
Pasalnya, selain mengikuti rangkaian kegiatan penelitian, para pelajar juga dapat menambah jejaring serta pengalaman. Ia merasa bangga karena saat ini NTB bisa menjadi tuan rumah kegiatan nasional yang luar biasa.
”Saya menghimbau agar siswa-siswi peserta PIRN memanfaatkan kegiatan ini untuk memperbanyak teman. Jadikan pengalaman ini berkesan bagi adik-adik dan kami berterima kasih menjadi tuan rumah suatu event nasional yang luar biasa,” kata Zulkieflimansyah dalam pembukaan acara tersebut.
Diikuti 409 Orang Peserta
Kegiatan PIRN ke-20 ini dilangsungkan mulai tanggal 11 hingga 16 Juli 2022 dengan jumlah peserta sebanyak 409 orang.
Angka ini terdiri dari dari 102 guru, 207 siswa dari 28 provinsi di Indonesia, serta 100 mahasiswa dari provinsi NTB.
Para peserta akan mengikuti rangkaian kegiatan seperti penelitian, pelatihan karya tulis ilmiah siswa SMP-SMA di bidang ilmu pengetahuan sosial dan ilmu pengetahuan alam dan teknologi rekayasa.
Selain itu, para peserta akan mengikuti kegiatan open house dan lab tour di Pusat Riset Bioindustri Laut dan Darat (PRBILD) bagi guru dan siswa.
Sedangkan, untuk peserta mahasiswa akan mengikuti aktivitas uji analisis data biologi dan lab tour di PRBILD serta workshop kreasi dan edukasi sains.
Pekan PIRN dilakukan secara bertahap sesuai dengan perkembangan zaman, lanjut Handoko. Sehingga keterlibatan semua pihak sangat dibutuhkan untuk keberlanjutan pembangunan dan pembinaan generasi bangsa.
Sesuai dengan tema strategis PIRN XX yang mengangkat isu global mengenai pemanfaatan “Digital, Blue, and Green Economy” Handoko menyatakan bahwa potensi sumber daya alam dan manusia di Indonesia sangat besar.
“Arah kebijakan dan strategi nasional pembangunan Iptek 2020-2024 akan berfokus pada peningkatan akselerasi ekosistem riset dan inovasi. Untuk itu, kami sangat terbuka untuk kolaborasi penelitian dan inovasi di berbagai bidang,” terangnya.
Advertisement