BIAN Tahap II Dimulai, Menkes Budi Gunadi Sadikin Ajak Orangtua Imunisasi Anak agar Sehat

Menkes mengatakan, imunisasi merupakan upaya pencegahan yang aman, berbiaya rendah dan berdampak besar dalam melindungi masyarakat dari berbagai penyakit menular berbahaya yang dapat dicegah dengan imunisasi.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Agu 2022, 07:00 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2022, 07:00 WIB
Menkes Budi Gunadi Sadikin - BIAN tahap II
Dalam peresmian dimulainya BIAN tahap II, Menkes dan Ridwan Kamil tak hanya meninjau layanan imunisasi anak melainkan juga sempat meneteskan imunisasi polio pada anak anak serta berinteraksi dengan masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengajak seluruh orangtua untuk mengimunisasi anak mereka. Imbauan tersebut disampaikan Menkes Budi Gunadi ketika meresmikan dimulainya Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) tahap II di RSUD Kabupaten Karawang, bersama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

"Jangan lupa Bapak-Ibu, anak-anaknya untuk divaksinasi supaya anak sehat," pesan Menkes, Rabu, 3 Agustus 2022.

Pencanangan BIAN tahap II di Jawa Barat menjadi tanda dimulainya pelaksanaan imunisasi di seluruh wilayah Jawa-Bali.

Vaksin yang diberikan adalah vaksin campak dan rubella yang menyasar anak usia 9 hingga 59 bulan, serta imunisasi kejar pada anak unisa 12 hingga 59 bulan yang belum lengkap imunisasi OPV, IPV, dan DPT-Hib.

Dalam peresmian dimulainya BIAN tahap II, Menkes dan Ridwan Kamil tak hanya meninjau layanan imunisasi anak melainkan juga sempat meneteskan imunisasi polio pada anak anak serta berinteraksi dengan masyarakat.

Menkes mengatakan, imunisasi merupakan upaya pencegahan yang aman, berbiaya rendah dan berdampak besar dalam melindungi masyarakat dari berbagai penyakit menular berbahaya yang dapat dicegah dengan imunisasi.

Bulan imunisasi anak nasional merupakan momen penting untuk bersama-sama mengejar ketertinggalan imunisasi pada anak-anak. Upaya ini tidak hanya akan melindungi anak-anak yang menjadi sasaran BIAN, namun juga seluruh masyarakat.

“Tugas menteri kesehatan adalah menjaga masyarakat tetap sehat, strateginya adalah kuratif dan preventif. Vaksinasi adalah tindakan preventif,” kata Menkes.

Komitmen Jabar Kerja Target 90 Persen Cakupan Imunisasi

Di Jawa Barat ada sekitar 332.400 anak belum dapat imunisasi. Namun laporan hasil BIAN pada hari kedua terpantau di 27 kabupaten/kota di Jawa Barat menunjukkan cakupan imunisasi campak rubella sebanyak 103.266 anak atau 3,1%, imunisasi OPV 13.095 anak, imunisasi IPV 1.655 anak, dan DPT atau Pentabio sebanyak 17.255 anak.

Ridwan Kamil mengatakan pemerintah Jawa Barat berkomitmen untuk mengejar target 90% cakupan imunisasi campak rubella, dan 80% cakupan imunisasi kejar.

“Cakupan ini akan kami terus tingkatkan. SDM Indonesia harus sehat, penyakit yang potensi menyerang anak-anak kita harus mencegahnya dengan imunisasi,” ucap Ridwan Kamil. 

 

 

3 Varian Baru Vaksin dalam Imunisasi Dasar Anak

Menkes Budi mengatakan, Kementerian Kesehatan menambah 3 varian baru vaksin dalam program imunisasi dasar anak. 3 varian vaksin baru itu yakni HPV untuk pencegahan kanker serviks bagi para ibu, PCV untuk pneumonia pada balita, dan Rotavirus untuk pencegahan diare pada Balita.

“Penambahan 3 varian vaksin ini merupakan salah satu program baru transformasi kesehatan pilar pertama terkait layanan kesehatan primer,” ujar Menkes Budi.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin telah mencanangkan 6 pilar transformasi di bidang kesehatan, antara lain Transformasi Layanan Primer, Transformasi Layanan Rujukan, Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan, Transformasi Sistem Pembiayaan Kesehatan, Transformasi SDM Kesehatan, dan Transformasi Teknologi Kesehatan.

Imunisasi Dasar Lengkap Turun Drastis Selama Pandemi

Selama pandemi COVID-19, cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi turun drastis sehingga terjadi kesenjangan imunitas. Bila kesenjangan imunitas ini tidak segera dikejar maka akan terjadi peningkatan kasus dan kejadian luar biasa (KLB) yang akan menjadi beban ganda di tengah pandemi.

Dampak dari penurunan cakupan imunisasi dapat dilihat dari adanya peningkatan jumlah kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), dan terjadinya KLB PD3I seperti campak, rubela dan difteri di beberapa wilayah.

Ada sekitar lebih dari 1,7 juta bayi di Indonesia yang belum mendapatkan imunisasi dasar selama periode 2019-2021. Dari jumlah tersebut, ada lebih dari 600 ribu atau sekitar 37,5% bayi berasal dari wilayah Jawa dan Bali.

Untuk mengejar cakupan imunisasi yang rendah, Kementerian Kesehatan menggelar Bulan Imunisasi Anak Nasional yang berlangsung dua tahap. Tahap I telah dilaksanakan sejak 18 Mei 2022 di wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya