Liputan6.com, Jakarta Keintiman itu kompleks, bisa berupa emosional dengan berbagi perasaan satu sama lain, bisa intelektual dengan berbagi ide dan pemikiran, atau bisa juga fisik. Namun fisik tidak hanya tentang seks tetapi juga kontak non-seksual.
Tapi soal ketakutan akan keintiman bukan karena mereka sengaja menolak cinta dari orang lain. Ketakutan akan keintiman seringkali tidak disadari dan mempengaruhi kemampuan seseorang untuk membentuk atau mempertahankan hubungan dekat.
Baca Juga
Sehingga, justru mereka mungkin berperilaku dengan cara yang menciptakan stres dalam suatu hubungan, menghasilkan akhir yang lebih awal, sebelum keintiman yang lebih dalam dapat berkembang. Sayangnya, ini mempengaruhi tidak hanya hubungan romantis tetapi juga persahabatan dan hubungan keluarga.
Advertisement
Dilansir dari WebMD, ketakutan ini dapat berkembang karena berbagai alasan. Tetapi bagi banyak orang, itu mungkin berasal dari hubungan masa kecil mereka.
Bayi menangis misalnya untuk mengekspresikan kebutuhan mereka, dan beberapa orangtua atau pengasuh mungkin merespons dengan tidak sensitif atau mungkin tidak merespons sama sekali. Ini adalah keterikatan sosial pertama yang dimiliki bayi, dan itu menjadi pola yang mereka pelajari. Selama bertahun-tahun, keterikatan awal ini berkembang menjadi cara kita memahami hubungan dan memengaruhi cara kita berperilaku dalam hubungan orang dewasa.
Ketakutan akan keintiman juga bisa disebabkan oleh trauma masa kecil, seperti kehilangan orang tua atau pelecehan seksual.
Hal ini menyebabkan orang tersebut sulit mempercayai orang lain. Bisa juga karena gangguan kepribadian, seperti gangguan kepribadian menghindar atau gangguan kepribadian skizoid. Orang dengan gangguan kepribadian memiliki pola berpikir dan berperilaku yang berbeda dari apa yang diharapkan masyarakat, yang membuat mereka sulit untuk membentuk hubungan dekat.
Â
Tanda-tanda Takut Keintiman
Beberapa tanda dapat menunjukkan bahwa Anda atau seseorang yang Anda kenal mungkin takut akan keintiman. Berikut contoh 3 tanda yang harus diwaspadai:
1. Menyabotase Hubungan
Seseorang dengan rasa takut akan keintiman dapat menyabot hubungan mereka dengan orang lain. Beberapa mungkin menghindari mempertahankan hubungan, menarik diri dari konflik, atau menahan diri untuk tidak dekat secara emosional dengan orang lain. Orang lain mungkin bereaksi intens terhadap situasi, seperti mengendalikan atau terlalu kritis, menggunakan rasa bersalah pada pasangan mereka untuk mengekspresikan rasa sakit, atau menjadi lekat.
2. Sejarah Hubungan Pendek
Beberapa orang mungkin menyebut ini sebagai 'tukang main, playboy/girl, atau istilah lainnya', yaitu, setelah beberapa kencan, orang tersebut tampaknya kehilangan minat dan hubungan berakhir. Tetapi ini juga bisa merujuk pada seseorang yang memiliki banyak teman tetapi tidak ada yang benar-benar mengenal mereka.
3. Perfeksionis
Perfeksionis dapat merasa sulit untuk membentuk hubungan intim. Mereka menuntut banyak dari diri mereka sendiri dan terkadang dari orang lain. Mereka memiliki perhatian yang ekstrim tentang bagaimana orang lain melihat mereka. Mereka mungkin melihat pasangan mereka memiliki harapan yang tidak mungkin untuk hubungan, yang mengarah ke kemarahan dan konflik.
Â
Advertisement
Tips Berurusan dengan Ketakutan akan Keintiman
Menjalin hubungan saja bukan hal yang mudah, ditambah ketakutan akan keintiman. Namun ini mungkin lebih umum daripada yang Anda kira, karena tidak banyak orang yang mau mengakuinya.
Sebuah survei menunjukkan bahwa kesepian mungkin meningkat, dengan 42% orang mengatakan bahwa mereka merasa tertekan karena merasa sendirian.
1. Buat Ruang Aman
Seseorang yang takut akan keintiman dapat bertindak dengan cara yang mendorong pasangannya menjauh. Mereka mungkin menutup atau melarikan diri.
Terkadang lebih mudah bagi mereka untuk berperilaku dengan cara yang akrab bagi mereka. Mereka mungkin membutuhkan ruang dan waktu. Cobalah untuk tidak bereaksi dengan kemarahan atau frustrasi, tetapi bersabarlah dan beri dukungan.
2. Hadapi Ketakutan dan Emosi Anda
Ini akan terasa tidak nyaman pada awalnya, tetapi penting untuk mulai mengungkapkan perasaan dan ketakutan Anda. Katakan apa yang Anda rasakan dan bukan apa yang Anda pikir harus Anda katakan. Belajar tentang kata-kata perasaan dapat membantu Anda mengekspresikan diri.
Jika Anda menjalin hubungan dengan seseorang yang takut akan keintiman, belajarlah untuk memberi tahu pasangan Anda dengan lembut apa yang mungkin mereka rasakan dan mengapa menurut Anda mereka merasa seperti ini. Ini bisa membantu mereka menjadi lebih sadar akan perasaan mereka.
Â
3. Lihatlah Masa Lalumu
Langkah penting dalam membangun hubungan intim adalah melihat kembali hubungan awal Anda dengan keluarga.
Penelitian telah menunjukkan bahwa pengalaman masa kecil dengan orang tua atau pengasuh utama kita terkait dengan harapan dan keyakinan kita tentang hubungan orang dewasa.
Jika kita tidak memahami dan menghadapi masa lalu kita, pada akhirnya kita akan mengulangi pola-pola yang menghasilkan ketakutan ini.
4. Terapi
Terapi dapat menawarkan ruang yang aman bagi Anda untuk mendiskusikan masalah dan mengidentifikasi tantangan.
Seorang terapis dapat membantu Anda memahami emosi di balik perilaku Anda dan mengajari Anda teknik mengatasi. Ada banyak jenis terapi bermanfaat yang tersedia, seperti terapi bicara atau psikoterapi, konseling perkawinan, dan terapi kognitif.
Advertisement