Penyiar Berita Vetaran Bernard Shaw Meninggal Akibat Pneumonia, Apa Saja Penyebab dan Gejalanya?

Bernard Shaw dikabarkan meninggal dunia pada Rabu, 7 September 2022 karena Pneumonia

oleh Qorry Layla Aprianti diperbarui 10 Sep 2022, 10:00 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2022, 10:00 WIB
Bernard Shaw, Penyiar Berita Veteran yang Meninggal Dunia
Bernard Shaw, Penyiar Berita Veteran yang Meninggal Dunia pada Rabu, 7 September 2022 di rumah sakit kawasan Washington DC, Amerika Serikat. Source New York Post

Liputan6.com, Jakarta - Kabar duka datang dari dunia pers internasional. Mantan penyiar berita veteran, Bernard Shaw, dikabarkan meninggal dunia pada Rabu, 7 September 2022, waktu setempat di sebuah rumah sakit di kawasan Washington DC, Amerika Serikat.

Bernard Shaw meninggal dunia di usia 82 dan disebut disebabkan pneumonia. Ia terjun dalam dunia pers dan meliput berita 24 jam untuk pertama kalinya sejak tahun 1980-an. 

Dikutip dari New York Post pada Kamis malam, 8 September 2022, pihak keluarga menyatakan kematian Bernard Shawn tidak berkaitan dengan COVID-19, dan murni karena penyakit pneumonia yang ia derita.

"Pemakamannya akan dilakukan untuk kerabat dan tamu undangan, tetapi upacara pemakaman umum akan diadakan di kemudian hari," kata keluarga.

Pihak keluarga lalu, menambahkan,"Sebagai pengganti bunga, keluarga meminta sumbangan diberikan ke Dana Beasiswa Bernard Shaw di Universitas Chicago. Keluarga Shaw meminta privasi penuh saat ini.".

Sepanjang kariernya, Shaw melaporkan sejumlah peristiwa berita global, termasuk pembantaian Lapangan Tiananmen 1989 di Cina, gempa bumi California pada 1994, dan kematian Putri Diana pada 1997.

Apa Itu Pneumonia?

Dokter spesialis penyakit dalam dari RS Siloam Dhirga Surya Medan, Ryki M Sihombing mengatakan bahwa faktor lingkungan dan gaya hidup dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terkena pneumokokus yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae.

Contoh gaya hidup tidak sehat yang dapat menjadi penyebab pneumonia antara lain merokok, polusi lingkungan, konsumsi antibiotik yang tidak sesuai anjuran, gangguan pada sistem kekebalan tubuh, adanya riwayat penyakit bawaan, penurunan pada tingkat kesadaran, dan lemahnya struktur organ pernapasan.

Penyakit ini, lanjut Dhirga, berakibat pada sesak napas, gagal ginjal, dan abses paru.

Dalam peringatan Hari Pneumonia Sedunia pada 2021, Dr dr Erlina Burhan M.Sc SpP(K) menjelaskan bahwa pneumonia sangat berbahaya bagi orang yang memiliki riwayat penyakit bawaan seperti asma, PPOK, diabetes, hipertensi, dan jantung. 

"Bagi orang-orang dengan usia lanjut, insiden alami pneumonia di Indonesia bisa mencapai 25-40 per 1.000 penduduk," kata Erlina.

Menurut Erlina, pneumonia memiliki perbedaan dengan penyakit paru lainnya, terutama COVID-19. Hal ini dapat dilihat pada gejala batuk yang muncul. Orang dengan pneumonia identik dengan batuk berdahak disertai warna.

Sedangkan batuk yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 hasilnya cenderung kering.

Gejala Pneumonia

Dikutip dari laman klikdokter, orang yang terjangkit pneumonia biasanya ditandai dengan gejala seperti:

  • Batuk berdahak disertai dengan cairan dahak yang berwarna
  • Demam hingga menggigil
  • Sesak napas
  • Nyeri dada
  • Merasakan nyeri otot pada sendi dan tubuh
  • Merasa mudah lelah
  • Mual, muntah, serta diare
  • Melemahnya denyut nadi

Bagaimana Pengobatan dan Pencegahan dari Pneumonia?

Erlina mengatakan untuk pengobatan dari pneumonia sendiri bisa dilakukan dengan pemberian antibiotik serta obat-obatan pendukung lainnya.

Bagi orang yang telah didiagnosis mengidap pneumonia di atas 50 tahun pun dapat melakukan vaksin pneumonia sebagai salah satu media pengobatannya.

Namun, sayangnya vaksinasi bagi pneumonia ini masih belum di-cover oleh program kesehatan dari pemerintah.

Melihat gejala, penyebab, serta pengobatan sebelumnya, penting sekali untuk merawat dan menjaga kesehatan tubuh yang telah kita miliki.

Beberapa kebiasaan kecil seperti rajin berolahraga, mencuci tangan, hingga mengenakan masker di tempat umum dapat membantu kita terhindar dari pneumonia.

Selain itu, memerhatikan kandungan gizi pada makanan, menghindari konsumsi alkohol, istirahat yang cukup, serta pengelolaan stres juga penting agar kita terhindar dari pneumonia.

"Untuk orang tua, olahraganya cukup yang ringan-ringan saja, yang tolerable, yang bisa ditoleransi oleh usia mereka. Juga sering ya, jadi jangan sesekali saja. Dikatakan tiga sampai lima kali per minggu, dan cukup untuk waktu yang tidak terlalu lama. Paling lama setengah jam," katanya.

Infografis Hati-Hati, Ini 5 Gejala Batuk Akibat Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Hati-Hati, Ini 5 Gejala Batuk Akibat Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya