Liputan6.com, Jakarta Bagi pekerja, aktivitas harian rasa-rasanya begitu terus berputar. Alhasil, ada sebagian yang merasakan kelelahan mental atau burnout.
Terkait hal itu, psikiater Zulvia Oktanida Syarif mengatakan individu yang mengalami kelelahan mental atau burnout akibat rutinitas monoton mesti kreatif menciptakan variasi baru agar mental kembali sehat.
Baca Juga
"Kreatiflah untuk menciptakan variasi agar kita semangat dan kembali fresh dalam menjalankan aktivitas dan pekerjaan," ujarnya dalam sebuah diskusi pada Rabu, 12 Oktober 2022 mengutip Antara.
Advertisement
Burnout adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi stres berat yang dipicu oleh pekerjaan, sehingga perlu diatasi secara tepat karena bisa mempengaruhi kesehatan fisik dan mental.
Zulvia menuturkan kegiatan monoton mulai dari berangkat kerja, aktivitas di kantor, pulang kerja, dan melakukan kegiatan itu secara terus menerus bisa menimbulkan kelelahan mental akibat stres bekerja.
Para pekerja bisa mengalami burnout menjadikan mereka tidak semangat untuk beraktivitas, merasa terlepas atau tidak ada koneksi dengan pekerjaan, tidak passion lagi dengan pekerjaan, dan produktivitas menurun.
Â
Burnout Tak Diatasi Berujung Depresi
Jangan remehkan kondisi burnout. Jika tidak diatasi secara baik bisa memicu gangguan depresi.
"Jadi harus aware. Kalau sudah merasa monoton banget, maka break, ambil cuti atau ganti rutinitas, biasanya kerja lewat rute A ganti rute, biasanya naik kendaraan pribadi jadi naik TransJakarta," kata Zulvia.
Berdasarkan survei angkatan kerja nasional yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah angkatan kerja Indonesia tercatat mencapai 144,01 juta jiwa pada Februari 2022. Angka itu mencapai 69,06 persen dari total penduduk usia kerja yang berjumlah 208,54 juta jiwa.
Kelompok umur 25 sampai 29 tahun adalah angkatan kerja terbesar di Indonesia saat ini dengan angka mencapai 17,18 juta jiwa. Kemudian, kelompok umum 30 sampai 34 tahun menduduki posisi kedua sebanyak 16,89 juta jiwa dan kelompok umum 35 sampai 39 tahun sebanyak 16,78 jiwa menduduki posisi ketiga angkatan kerja terbesar di negara ini.
Advertisement
Studi Sebut Microbrak Penting Cegah Burnout
Sebuah studi baru menegaskan bahwa sebenarnya microbreak atau berisitirahat sejenak sebenarnya penting untuk kesehatan Anda secara keseluruhan.
Studi yang dipublikasikan di jurnal PLOS One itu mengatakan bahwa istirahat sejenak membantu pekerja memiliki lebih banyak energi dan mengurangi kelelahan.
Studi ini juga menemukan bahwa ketika orang melakukan microbreaks yang tepat, mereka umumnya merasa lebih baik. Jadi berapa lama sebenarnya kita perlu microbreak?
"Secara keseluruhan, data mendukung peran microbreak sekitar 10 menit untuk memulihkan tenaga dari pekerjaan," tulis peneliti.
Namun peneliti mengingatkan, microbreak ini bermanfaat bagi kesehatan jika ketika dilakukan sepanjang hari kerja, dikutip Health.
Lakukan Aktivitas Kesukaan
Macsinga mengatakan microbreak perlu dilakukan tanpa terjadwal dan tidak terstruktur. Artinya saat microbreak Anda bisa melakukan hampir semua hal yang ingin Anda lakukan selama jeda tersebut.
Studi tersebut, yang mencakup analisis data dari 22 studi terpisah yang dilakukan selama 30 tahun terakhir, tidak secara khusus mengeksplorasi mengapa rehat mikro ini baik untuk Anda, tetapi hanya menemukan bahwa itu bermanfaat.
"Microbreak memang efisien dalam mempertahankan kekuatan tingkat tinggi, menjadi sarana yang kuat untuk mengalami tingkat vitalitas dan antusiasme yang lebih tinggi, untuk merasa aktif dan energik," kata Macsinga.
Karyawan yang bersemangat juga lebih bersedia meluangkan waktu dan usaha untuk sesuatu yang perlu mereka capai, bahkan ketika keadaan menjadi sulit, tambah Macsinga.
Advertisement