Liputan6.com, Jakarta - Persahabatan memang penting. Menjalin persahabatan yang sehat dapat membantu anak merasa terhubung dengan dunia. Faktanya, penelitian telah menunjukkan bahwa persahabatan yang sehat memiliki dampak positif pada kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan.
Persahabatan yang sehat—baik di masa kanak-kanak maupun remaja—juga dapat menciptakan lingkungan di mana anak-anak mampu mengembangkan kompetensi sosial dan membangun harga dirinya.
Baca Juga
Sahabat bisa menjadi sumber dukungan emosional. Sebaliknya, anak-anak yang tidak memiliki teman masa kecil memiliki risiko tingkat depresi, kecemasan, dan keluhan psikosomatis yang hampir tiga kali lipat lebih tinggi serta meningkatkan agresi, hiperaktifitas, dan kurangnya perhatian sebanyak dua kali lipat.
Advertisement
Persahabatan juga sangat penting dalam hal membangun rasa memiliki dan dukungan moral. Anak-anak yang memiliki lingkaran pertemanan yang kuat cenderung tidak menjadi target perundungan dibanding anak-anak yang terisolasi secara sosial.
Memiliki teman yang berkualitas bahkan dapat memberikan faktor protektif ketika situasi yang tidak sehat muncul. Misalnya, sebuah penelitian menemukan bahwa menghabiskan lebih banyak waktu dengan teman-teman selama masa remaja dapat mencegah anak-anak dikucilkan di kemudian hari.
Ciri-ciri persahabatan yang sehat menurut situs Verywell Family yaitu:
-Memperlakukan satu sama lain secara setara
-Jujur dan dapat dipercaya
-Saling menghormati batasan
-Merayakan keberhasilan satu sama lain
-Membela satu sama lain
-Mendukung persahabatan lain dan inklusif
-Nyata dan otentik.
Tanda-Tanda Persahabatan yang Tidak Sehat
Masalah muncul ketika pertemanan menjadi tidak sehat. Dalam situasi ini, alih-alih memberi manfaat, persahabatan malah jadi berbahaya dan dapat membuat anak merasakan sejumlah emosi yang saling bertentangan.
"Persahabatan yang tidak sehat bisa sangat merugikan anak-anak, tetapi seringkali bahkan lebih berbahaya bagi remaja," kata spesialis kesehatan mental Hailey Shafir, LCMHCS, LPCS, LCAS, CCS.
"Remaja mulai lebih memprioritaskan persahabatannya dengan teman sebaya selama SMP dan SMA, dan lebih rentan terhadap intimidasi, tekanan teman sebaya, dan mencontoh kebiasaan dan perilaku negatif tergantung dengan siapa mereka menghabiskan waktu. Teman yang buruk juga dapat menimbulkan banyak stres dan drama untuk anak-anak dan remaja."
Kuncinya adalah dengan menemukan tanda-tanda persahabatan yang tidak sehat dan membantu anak Anda menavigasi situasi. Berikut adalah beberapa tanda persahabatan anak yang tidak sehat.
1. Suka Melanggar Aturan
Terkadang anak-anak berteman dengan seseorang yang kasar terhadap orang dewasa, suka mengambil risiko, dan terlibat masalah.
Meskipun awalnya anak Anda tidak bersikap demikian, menghabiskan banyak waktu dengan anak-anak yang sering melanggar aturan atau menentang otoritas tidak sehat untuk anak dalam jangka panjang.
Advertisement
2. Tidak Mau Bekerja Sama
Persahabatan yang sehat melibatkan kerja sama dan kolaborasi, tetapi karakteristik ini jarang hadir dalam persahabatan yang tidak sehat. Sebaliknya, Anda cenderung melihat seorang teman yang menjadi orang yang bertanggung jawab dan membuat semua keputusan.
Teman-teman ini juga dapat menggunakan agresi relasional untuk mencapai tujuannya dan mendapatkan apa yang diinginkan. Atau, sebaliknya, "teman" tidak mau melakukan apa-apa dan berharap anak Anda melakukan semua pekerjaan.
"Persahabatan yang baik dan sehat adalah persahabatan yang saling menguntungkan," ucap Shafir. "Jadi persahabatan sepihak (atau memiliki ketidakseimbangan kekuatan) sering kali merupakan tanda persahabatan yang tidak sehat."
3. Membuat Perasaan Tidak Nyaman
Jika Anda merasa tidak nyaman dengan persahabatan anak, tetapi tidak dapat memahami apa yang salah, Smith mengatakan untuk memperhatikan perasaan itu. Mereka bisa memberitahu Anda sesuatu yang belum muncul ke permukaan.
"Sebagai orang tua, saya pikir penting untuk mempercayai insting Anda," katanya. "Jika Anda merasa tidak nyaman ketika teman itu ada, Anda harus memperhatikan dan mengeksplorasi perasaan itu lebih jauh."
4. Penuh Drama
Menurut Smith, drama hampir selalu merupakan tanda persahabatan yang tidak sehat. Dalam situasi ini, sepertinya selalu ada hal yang dramatis terjadi. Misalnya, teman berbagi informasi pribadi, menyebarkan desas-desus, atau langsung berbohong kepada anak Anda.
Mereka juga mungkin mencoba memanipulasi anak secara emosional atau ngambek dan memancing rasa bersalah untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.
"Jika anak dan temannya selalu bertengkar, berkelahi, atau sepertinya selalu ada drama di antara mereka berdua, (itu adalah tanda persahabatan yang tidak sehat)," jelas Smith.
"Atau, jika teman anak terus-menerus cemburu pada teman-teman mereka yang lain atau mencoba memonopoli waktu anak Anda, itu bisa menjadi indikasi bahwa persahabatan mereka tidak sehat."
5. Penuh Kecemburuan dan Persaingan
Kecemburuan sering hadir dalam persahabatan yang tidak sehat, baik itu iri atas mainan baru atau cemburu dengan teman lain. Alih-alih mencoba merayakan kesuksesan satu sama lain, seringkali ada benang merah yang mendasari persaingan.
"Ketika teman-teman iri dengan kesuksesan, penampilan, barang-barang, atau teman-teman lain, ini bisa menjadi tanda persahabatan yang tidak sehat," ujar Risser.
Â
(Adelina Wahyu Martanti)
Advertisement