Kado Terindah untuk NTB, Sudah Lakukan Layanan Bedah Jantung Terbuka Pertamanya

Provinsi NTB kini telah melakukan layanan bedah jantung pertamanya. Hal tersebut pun dianggap menjadi kado terindah untuk provinsi NTB.

oleh Diviya Agatha diperbarui 17 Des 2022, 12:00 WIB
Diterbitkan 17 Des 2022, 12:00 WIB
ilustrasi operasi
ilustrasi operasi | pexels.com/@shvetsa

Liputan6.com, Jakarta - Hari ini, 17 Desember 2022, provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merayakan ulang tahunnya yang ke-64. Pada ulang tahun kali ini, provinsi yang terkenal dengan panorama alam yang indah tersebut mendapatkan hadiah istimewa.

Hadiah itu berupa layanan bedah jantung, yang mana menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dr H Lalu Hamzi Fikri adalah kado terindah untuk provinsi NTB. Selama ini, masyarakat NTB perlu ke rumah sakit rujukan di provinsi lain saat hendak melakukan operasi jantung.

Kini, operasi jantung seperti kateterisasi sudah bisa dilakukan dilakukan langsung di Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi NTB. Sehingga tidak perlu lagi melakukan rujukan ke luar daerah dan penyakit jantung dapat lebih cepat tertangani.

"Ini adalah kado terindah untuk provinsi NTB dalam ulang tahunnya ke 64, insya Allah tanggal 17 Desember besok akan dirayakan puncaknya di Kantor Gubernur. Terima kasih rumah sakit provinsi sudah memberikan kado terindah," ujar Lalu Hamzi saat konferensi pers Pelayanan Bedah Jantung Terbuka Pertama di Provinsi NTB pada Jumat, 16 Desember 2022.

Sebelumnya, Lalu Hamzi mengungkapkan bahwa penyakit kardiovaskuler seperti penyakit jantung mengalami peningkatan setiap tahunnya. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pun menemukan prevalensi penyakit jantung berdasarkan diagnosis dokter mencapai 1,5 persen.

"Ini artinya 15 dari 1.000 orang di Indonesia menderita penyakit jantung. Hal ini cukup tinggi mengingat penduduk Indonesia mencapai 250 juta. Gaya hidup, merokok, dan pola makan merupakan penyebab utama terjadinya penyakit jantung koroner," kata Lalu Hamzi.


Pentingnya Pusat Layanan Jantung di Tiap Provinsi

Menjaga Kesehatan Jantung
Ilustrasi Kesehatan Jantung Credit: pexels.com/Gerald

Lebih lanjut Lalu Hamzi mengungkapkan bahwa 50 persen pengidap penyakit jantung koroner berpotensi mengalami henti jantung mendadak dan kematian. Bahkan di seluruh dunia, penyakit jantung telah menjadi penyakit kematian nomor satu dengan 17,7 juta per tahunnya.

Belum lagi, dalam lima tahun terakhir, ada kurang dari 40 persen pasien jantung yang tidak tertangani dengan baik. Itulah mengapa penting menurutnya untuk tiap provinsi memiliki pusat layanan jantung terpadu.

"Angka harapan hidup penderita gagal jantung dan penyakit jantung koroner yang tidak ditangani dengan baik selama 5 tahun ini kurang dari 40 persen. Sehingga penting bagi kita daerah di suatu provinsi memiliki pusat layanan jantung terpadu," ujar Lalu Hamzi.

Dalam kesempatan yang sama, turut hadir Ketua Tim Pengampu Layanan Kardiovaskuler Nasional, dr Hananto Andriantoro, SpJP(K) yang melaporkan operasi bedah jantung pertama di NTB.

"Alhamdulillah kita telah melakukan operasi bedah jantung pertama di provinsi NTB. Pasien saat ini sudah di ICU, sudah selesai. Operasi dimulai jam 7 pagi," kata Hananto.


Sudah Selayaknya NTB Punya Layanan Bedah Jantung

Ilustrasi jantung, sistem peredaran darah, organ tubuh
Ilustrasi jantung, sistem peredaran darah, organ tubuh. (Photo by jesse orrico on Unsplash)

Hananto mengungkapkan bahwa provinsi NTB terdiri dari 8 kabupaten dan 2 kotamadya dengan penduduk 5,2 juta. Sehingga provinsi NTB memang sudah menjadi target bagi tim kardiovaskuler agar layanan jantungnya dapat ditingkatkan.

"Provinsi NTB menjadi target kita karena menurut Riskesdas ada 1,5 persen dari 5,2 juta menderita penyakit jantung koroner, dan tindakan intervensi sudah mendekati seribu dalam satu tahun. Sudah selayaknya rumah sakit provinsi NTB harus sampai pada tingkat utama yaitu melakukan tindakan bedah jantung terbuka," ujar Hananto.

Persiapan yang dilakukan untuk operasi bedah jantung pertama di NTB dilakukan dengan cukup singkat, menurut Hananto. Ia pun memberikan apresiasi pada tim rumah sakit tersebut karena telah mempersiapkan itu dalam waktu kurang dari satu tahun.

"Dari SDM sudah disediakan, ICU, serta flow pasien sudah disiapkan dengan baik. Sehingga pada minggu lalu, sudah kita lakukan assessment ulang dan kita nyatakan baik. Kemudian disiapkan oleh tim bedah, pasien sudah kita pilih, insya Allah besok hari akan kita operasi satu lagi," kata Hananto.


Sudah Jadi Harapan Kementerian Kesehatan

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin membuka pameran foto "7 Citizien No. 1" yang diselenggarakan oleh Pewarta Foto Indonesia (PFI) di Neo Soho, Jakarta pada 20 November 2022. (Dok Kementerian Kesehatan RI)

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang hadir secara daring mengungkapkan bahwa menjelang akhir masa jabatannya, ia memang berharap 34 provinsi yang ada sudah bisa melakukan bedah jantung terbuka.

"Saya memang sangat berkeinginan agar di akhir masa jabatan saya sama Dokter Dante, 34 provinsi sudah bisa melakukan bedah jantung terbuka dan setengah dari 514 kabupaten dan kota sudah bisa melakukan intervensi kateterisasi," ujar Budi Gunadi.

"Sehingga masyarakat kita yang terkena serangan jantung, yang merupakan (penyebab) nomor dua dari tingkat kematian sesudah stroke, tapi nomor satu dari beban pembiayaan BPJS, itu bisa tertangani," tambahnya.

Pria yang akrab disapa BGS tersebut juga turut mengucapkan terima kasih pada Rumah Sakit Jantung Harapan Kita karena upayanya untuk mendorong itu. Salah satunya dilakukan dengan mendorong layanan bedah jantung pertama di NTB.

"Luar biasa pada tim Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, terus-menerus tidak pernah lelah untuk mendorong terbangunnya jaringan rujukan layanan jantung," kata Budi Gunadi.

Infografis Serangan Jantung
Infografis serangan jantung (Source: Kementerian Kesehatan RI)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya