Alasan Hanya Pertahankan Satu Tower RSDC Wisma Atlet untuk COVID-19

Hanya Tower 6 RSDC Wisma Atlet Kemayoran yang dipertahankan ke depannya.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 27 Des 2022, 16:00 WIB
Diterbitkan 27 Des 2022, 16:00 WIB
RSDC Wisma Atlet Berhenti Operasi 31 Desember 2022
Suasana sepi di luar Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet, Jakarta, Minggu (25/12/2022). Pemerintah menghentikan operasional Wisma Atlet Kemayoran sebagai Rumah Sakit Darurat COVID-19 mulai akhir tahun ini seiring dengan semakin rendahnya kasus COVID-19 secara nasional dalam beberapa waktu terakhir. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Walaupun akan berhenti beroperasi per 31 Desember 2022, Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran Jakarta masih mempertahankan satu tower untuk perawatan pasien COVID-19. Tower yang dimaksud adalah Tower 6.

Koordinator Humas RSDC Wisma Atlet Kemayoran Kolonel dr Mintoro Sumego mengungkapkan alasan di balik pemilihan Tower 6. Secara umum, tujuannya demi mengantisipasi bilamana terjadi peningkatan pasien COVID-19, terlebih status pandemi terus berlangsung.

Ada juga alasan secara khusus pemilihan Tower 6 untuk tetap disiagakan ketimbang tower lain. Padahal, sebelumnya sampai per Oktober 2022, ada tiga tower yang digunakan, yakni Tower 5, 6, dan 7.

"Kenapa Tower 6 itu jadi tempat standby (siaga) sementara? Pertama, karena Tower 6 itu adalah tower yang paling mudah untuk akses ke Wisma Atlet. Di Tower 6, ada Unit Gawat Darurat (UGD) yang jumlah tempat tidurnya ada 30 tempat tidur," ungkap Mintoro dalam keterangan resmi di RSDC Wisma Atlet Kemayoran Jakarta baru-baru ini.

"Lalu, di Tower 6 ini juga, kami ada ruang ICU, intermediate, dan ruang High Care Unit (HCU) yang jumlah tempat tidurnya ada 1.651."

Dengan adanya fasilitas di Tower 6 yang cukup, menurut Mintoro, RSDC Wisma Atlet tetap bisa bersiap jika sewaktu-waktu terjadi lonjakan pasien COVID-19.

"Kalau nanti ada lonjakan, kita masih punya batas waktu lah. Misalnya, ada lonjakan per harinya 100 pasien gitu. Ya masih punya waktu lebih kurang dua minggu untuk persiapannya," imbuhnya.

Pantau Situasi COVID-19 3 Bulan ke Depan

PPKM Jabodetabek Turun ke Level 2
Pasien Covid-19 saat berolahraga di RSDC Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Senin (7/3/2022). Pemerintah menurunkan status PPKM menjadi level 2 untuk wilayah Jabodetabek dan Surabaya dikarenakan penurunan kasus konfirmasi harian dan juga rawat inap rumah sakit. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto kembali menegaskan, saat ini RSDC Wisma Atlet Kemayoran Jakarta hanya mengoperasikan satu tower saja, yaitu Tower 6.

Sebab, Pemerintah masih memantau perkembangan COVID-19 ke depan, terutama kondisi di luar negeri yang terjadi lonjakan.

"Nah, kita juga sebagai kontigensi untuk pengoperasionalan Wisma Atlet selama ini kan ditangani oleh Kodam Jaya. Itu yang sementara dihentikan untuk efisiensi," terang Suharyanto saat konferensi pers 'Kerja Sama Penanggulangan Bencana dengan DKI Jakarta' di Graha BNPB, Jakarta pada Selasa, 27 Desember 2022.

"Tetapi satu tower, yaitu Tower 6 yang masih ada pasiennya empat itu ini tetap kita hidupkan di bawah Kapuskes TNI."

Pemerintah akan memantau situasi dalam tiga bulan ke depan. Nanti akan diputuskan kembali bagaimana nasib RSDC Wisma Atlet.

"Kita lihat sampai tiga bulan ke depan, Januari, Februari, Maret 2023. Mudah-mudahan, kondisi terkendali terus, tidak ada lonjakan. Nanti akan disampaikan untuk tindakan selanjutnya," lanjut Suharyanto.

Sejumlah Tower Sempat Diisolasi

Jumlah Pasien Covid-19 di Wisma Atlet Kemayoran Menurun
Pasien positif Covid-19 berolahraga saat menjalani isolasi di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (21/2/2022). Kepala Penerangan Kogabwilhan-I Kolonel Marinir Aris Mudian mengungkapkan jumlah pasien yang dirawat di RSDC Wisma Atlet Kemayoran terus menurun. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Kilas balik, sejumlah tower di RSDC Wisma Atlet Kemayoran Jakarta sempat diisolasi usai satu orang tenaga kebersihannya positif terjangkit varian Omicron pada Desember tahun 2021.

Ketua Bidang Komunikasi Publik Satgas Penanganan COVID-19 Hery Trianto, pasien yang diketahui berinisial N ini, ada di Tower 3 untuk menjalani masa isolasi.

"N ada di Tower 3, pekerjaanya pembersih di emergency exit," kata Hery saat dihubungi News Liputan6.com, Jumat (17/12/2021).

Meski sudah dinyatakan negatif pada 16 Desember 2021, N masih dalam masa isolasi hingga tujuh hari ke depan. Sebab, Whole Genome Sequencing (WGS) miliknya baru saja terbit pada 15 Desember 2021 sehingga masih perlu pemantauan hingga tujuh hari mendatang.

"Masih diisolasi hingga 7 hari lagi, sambil dilakukan pemeriksaan tracing dan testing kepada penghuni di Wisma Atlet Kemayoran," jelas Hery.

Ditegaskan Hery, isolasi di sejumlah tower di RSDC Wisma Atlet Kemayoran dilakukan sebagai langkah cepat pencegahan menyebarnya varian Omicron yang menjangkit seorang tenaga kebersihan di RSDC Wisma Atlet Kemayoran.

"Tower yang diisolasi tersebut adalah tower 1, kemudian Tower 2, Tower 3 dan Tower 5," ungkapnya.

"Aktivitas di tower yang tengah diisolasi sangat dibatasi. Tenaga kesehatan yang berjaga ada di tower-tower pakai pelindung lengkap seperti baju hazmat."

Tower 9 Pernah Diaktifkan

Suasana Wisma Atlet Kemayoran Pasca Temuan Kasus Covid-19 Varian Omicron
Badut melintas di dekat RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Kamis (16/12/2021). Saat ini RSDC Wisma Atlet Kemayoran hanya digunakan untuk perawatan pasien Covid-19 dan satu tower dijadikan lokasi karantina atau isolasi terpusat bagi pekerja migran indonesia atau TKI. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

RSDC Wisma Atlet Kemayoran Jakarta pernah mengaktifkan sampai Tower 9 untuk perawatan pasien COVID-19. Pada Januari 2021, Pemerintah menyiapkan tower tambahan untuk mengantisipasi lonjakan jumlah pasien COVID-19.

Sudah ada empat tower yang digunakan di antaranya, Tower 4, 5, 6, dan 7 yang sudah terisi sebanyak 4.771 orang dengan jumlah bed atau kapasitas sebanyak 5.999. Sehingga sisa tempat tidur (bed) yang ada hanya tersisa 1.223.

Komandan Lapangan RSD Wisma Atlet Letkol Laut Muhammad Arifin mengatakan, pihaknya menyediakan Tower 9 yang akan digunakan untuk isolasi mandiri pasien positif COVID-19 dengan gejala ringan.

"Antisipasinya, Tower 9 kan sudah siap menerima pasien dengan gejala ringan, saat nanti di sini sudah penuh," kata Arifin saat dihubungi, Kamis (21/1/2021).

Arifin menuturkan, Tower 9 tersebut bisa menampung pasien COVID-19 sebanyak 1.700.

"Bisa menampung 1700 pasien di sana," tambahnya.

Sebelumnya, Koordinator RS Darurat Wisma Atlet Mayjen TNI Tugas Ratmono menyatakan, rencana ada penambahan petugas kesehatan di RS Darurat Wisma Atlet, mulai dari dokter hingga non tenaga kesehatan untuk limbah.

"Otomatis akan ditambah 400 perawat hampir beberapa hari sekali. Hari ini, ditambah 100 atau 80 perawat, dokter kita tambahkan non medis, kita tambahkan," kata Tugas, Senin (18/1/2021).

Infografis 3 Tips Pilih Sabun Cuci Tangan Tepat Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Infografis 3 Tips Pilih Sabun Cuci Tangan Tepat Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya