2 Laporan Terkait Gagal Ginjal Akut di DKI, Menkes: Hanya Satu yang Terkonfirmasi

Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan dari dua laporan terduga gagal ginjal akut di DKI Jakarta pada 2023 sudah keluar hasilnya. Hanya satu terkonfirmasi gagal ginjal akut yakni terjadi pada anak usia satu.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 09 Feb 2023, 09:00 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2023, 09:00 WIB
Menkes Budi Gunadi Raker dengan Komisi IX DPR
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengikuti rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (30/11/2022). Dalam raker tersebut membahas mengenai peningkatan capaian bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) dan Bulan Imunisasi Nasional (BIAN), program penguatan pelayanan kesehatan rujukan, serta penguatan pelayanan kesehatan primer melalui pemindaian dan revitalisasi fungsi puskesmas. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan dari dua laporan terduga gagal ginjal akut di DKI Jakarta pada 2023 sudah keluar hasilnya. Satu anak terkonfirmasi gagal ginjal akut dan satu lagi tidak terkonfirmasi mengalami kondisi tersebut. 

"Memang kita mengidentifikasi bulan ini ada dua. Tapi satu sudah confirm bukan gagal ginjal akut, dan satu lagi confirm gagal ginjal akut," kata Budi dalam Rapat Kerja Bersama Komisi IX DPR RI di Jakarta pada Rabu (8/2/2023).

Pada anak yang terkonfirmasi gagal ginjal akut yang berusia satu tahun, pasien tersebut sudah dirujuk dua kali ke rumah sakit.

Mengutip keterangan dari Kemenkes, pasien tersebut sudah memiliki gejala gagal ginjal akut maka direncanakan untuk dirujuk ke RSCM, tetapi keluarga menolak dan pulang paksa.

"Yang bersangkutan dirujuk dua kali sebelum sampai ke RSCM, sehingga pada saat sampai ke RSCM dikasih fomepizole sudah terlambat, yang bersangkutan meninggal," kata Menkes menerangkan.

Diketahui, fomepizole adalah obat penangkal atau penawar akibat keracunan etilen glikol maupun metanol. Obat tersebut pun telah digunakan pada pasien anak dengan gagal ginjal akut pada 2022 lalu.  

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Soal Perbedaan Hasil Laboratorium BPOM dan Labkesda DKI

Usai mendapati kasus tersebut, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan RSCM langsung mengirimkan sampel obat untuk diperiksa di Labkesda DKI Jakarta.

"Ini salah satu Labkesda yang paling lengkap dan modern alat-alatnya," kata Menkes.

"Hasil dari Labkesda DKI memang memberikan indikasi positif," kata Budi.

Sementara itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengumumkan pada Rabu, 8 Februari 2023 bahwa sampel obat serta bahan baku obat yang sempat dikonsumsi pasien menunjukkan negatif. Alias obat Praxion tersebut aman digunakan.

"Memang ada perbedaan data (antara Labkesda DKI dengan BPOM)," lanjutnya.

Guna mengatasi perbedaan hasil antara Labkesda DKI dan BPOM, Budi mengirimkan sampel yang sama ke empat laboratorium lainnya."

Harusnya dalam waktu dekat hasilnya sudah bisa keluar. Saya juga minta nanti diumumkan bersamaan," katanya.

 


BPOM Periksa 7 Sampel Obat Praxion dan Bahan Baku

BPOM pada 2-3 Februari 2023 mengambil sampel obat Praxion dan bahan bakunya. Hasilnya dari pengujian terhadap tujuh sampel termasuk obat sirup Praxion dan bahan bakunya sudah sesuai standar Farmakope Indonesia.

"Dari hasil pengujian terhadap tujuh sampel hasil semua pengujian adalah memenuhi syarat. Artinya, sudah memenuhi sesuai ketentuan atau standar Farmakope yang ada di Indonesia," kata Plt. Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif BPOM, Togi Junice Hutadjulu.

"Sehingga dapat disimpulkan produk ini aman," kata Togi dalam konferensi pers.

Tujuh sampel obat sirup Praxion dan bahan baku yang diperiksa di Laboratorium Pusat Pengembangan Obat dan Makanan BPOM, yakni:

  • Sampel sirup obat Praxion sisa pasien gagal ginjal akut di DKI Jakarta
  • Sampel sirup obat Praxion di peredaran
  • Sampel sirup Praxion dari tempat produksi dengan batch yang sama dengan yang dikonsumsi pasien
  • Sampel sirup Praxion dengan batch yang berdekatan dengan sampel sirup obat yang dikonsumsi pasien gagal ginjal akut pada anak.
  • Sampel bahan baku sorbitol yang digunakan dalam proses produksi
  • Sampel sirup lain yang memakai bahan baku dengan nomor batch yang sama yang terdiri dari dua jenis produk sirup.
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya