Liputan6.com, Jakarta Dokter Gia Pratama menyebut bahwa permasalahan gizi merupakan gerbang dari segala isu kesehatan lainnya. Oleh sebab itu pemenuhan gizi seimbang menjadi hal yang mutlak dibutuhkan.
Selain menjadi momen penting untuk memulai hari, dr Gia juga mengatakan bahwa sarapan adalah pondasi untuk mendukung gaya hidup aktif dan menjalankan aktivitas sehari-hari.
Advertisement
Baca Juga
Tentu saja sarapannya tak boleh asal-asalan. dr Gia mengimbau agar sarapan yang disajikan buat keluarga dengan memperhatikan pedoman Isi Piringku. Terlebih lagi apabila sudah memiliki anak.
Advertisement
Manfaat Sarapan atau Makan Bersama Keluarga di Pagi Hari
Aktivitas sarapan atau makan bersama di pagi hari disebut dr Gia bisa dipakai untuk memperkenalkan makanan sehat dan gizi seimbang kepada anak.
"Anak akan makan apa yang orangtuanya makan. Berarti kalau dimulai dari rumah sudah bagus, ketika di luar pun kebiasaan baik itu akan dia ingat dan lakukan juga," kata dr Gia dalam acara FFI Bersama 1.500 Kader PKK dan Komunitas Tangerang Galakan Pentingnya Sarapan Gizi Seimbang dan Aktif Bergerak pada Minggu, 26 Februari 2023.
"Jadi, kalau polanya sudah bagus di dalam rumah, pas dia keluar rumah kepenginnya itu bukan camilan atau snack tinggi kalori," dia menambahkan.
Pedoman Isi Piringku
Saat menerapkan pedoman Isi Piringku, dr Gia mengingatkan bahwa kebutuhan setiap anggota keluarga berbeda.
Jika pada orang dewasa umumnya 50 persen terdiri dari sayur dan buah lalu 50 persen sisinya adalah karbohidrat dan protein, anggota keluarga yang butuh energi lebih tentu kebutuhan karbohidrat dan protein di setiap porsinya lebih besar dibanding sayur dan buah.
"Apalagi di pagi hari, ketika kebutuhan energi dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas harian," ujarnya.
Â
Sumber Makanan yang Tubuh Butuhkan
Lebih lanjut dikatakan dr Gia, orang seringkali lupa bahwa sumber makanan yang dibutuhkannya hanya protein, vitamin, dan mineral.
"Tiga hal ini seringkali tidak terpenuhi," katanya.
"Ini yang kita butuhkan tapi yang terjadi justru makanan-makanan tinggi kalori. Kalau kita lihat kondisi di luar, yang gurih-gurih, asin, dan terlalu manis," dia menambahkan.
Menurut dokter yang juga Selebritis Twitter, mengemil bukan tak boleh, tapi alangkah baiknya kalau camilan yang dipilih yang ada gizinya, entah sayur atau buah.
"Kan sama-sama nyemil tapi nutrisinya lebih tinggi," katanya.
Â
Advertisement
Pentingnya Emotional Eating
Pada kesempatan yang sama, dr Gia turut membahas perihal emotional eating. Makan yang dilakukan bukan karena adanya rasa lapar, melainkan faktor lainnya. Bisa karena bosan atau memang iseng belaka.
"Badan kita itu hanya membutuhkan kadar tertentu untuk garam dan gula," katanya.
"Jadi, harus sadar 'Aku makan ini karena badanku butuh atau karena cuma kepengin doang?'. Nah, kalau berhasil sadar menghentikan emotional eating, InsyaAllah enggak akan kecanduan makanan yang tidak sehat itu," pungkasnya.
Â