Liputan6.com, Jakarta - Baru bangun tidur tiba-tiba melihat bantal sedikit basah. Ketika mengelap mulut, eh, kok agak lengket ya. Meski tidak sadar, tetapi ini berarti Anda ngiler waktu tidur.
Jika tidur sendiri, Anda mungkin tak terlalu ambil pusing akan hal ini. Namun, beda cerita jika Anda tidur bersama orang lain, ini mungkin dapat membuat Anda malu.
Baca Juga
Meski kerap disebut mengganggu, Dr. Neal H. Patel, seorang dokter pengobatan keluarga di Rumah Sakit Providence St. Joseph mengatakan bahwa ngiler itu suatu hal yang umum dan biasanya tidak mengkhawatirkan.
Advertisement
Kendati demikian, beberapa masalah medis kecil seperti mulut kering dapat membuat Anda ngiler lebih banyak—dan, meskipun jarang, beberapa kondisi serius seperti penyakit neurologis juga dapat menyebabkan efek yang sama.
Berikut adalah beberapa penyebab ngiler saat tidur dan cara mengatasinya menurut situs Insider:
1. Alergi dan Infeksi
Ketika Anda menderita infeksi pernapasan atas atau alergi musiman, tubuh menghasilkan lebih banyak air liur.
Ini berguna untuk membantu menyiram kuman atau iritasi dari hidung, tenggorokan, dan mulut Anda—tetapi juga dapat menjadi penyebab ngiler saat tidur, ucap direktur Institute Sleep Medicine di Staten Island University Hospital Dr. Thomas Michael Kilkenny.
Alergi juga dapat menyebabkan hidung tersumbat, yang memaksa Anda untuk bernapas melalui mulut. Ini dapat membuat mulut kering yang memicu produksi air liur selama Anda asyik menjelajahi dunia mimpi.
Untuk menanganinya, Anda pelu mengobati alergi musiman dengan antihistamin yang dijual bebas, kata Patel.
Jika Anda memiliki infeksi pernapasan atas, Anda mungkin perlu membiarkan penyakit pergi dengan sendirinya. Akan tetapi, jika itu berlangsung lebih dari satu atau dua minggu, konsultasikan pada dokter.
2. Mulut kering
Â
Ketika mulut Anda kering, kelenjar ludah aktif guna melumasinya, jelas Patel. Jadi, jika Anda mengalami dehidrasi atau tidur dengan mulut terbuka, kelenjar tersebut dapat menghasilkan lebih banyak air liur, membuat Anda ngiler selama tidur.
Untuk menanganinya, pastikan untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi sepanjang hari. Kemudian, simpan segelas air di samping tempat tidur untuk diminum jika Anda terbangun dalam keadaan haus di tengah malam.
3. Refluks Asam Lambung
Beberapa orang dengan refluks asam lambung memproduksi air liur berlebih yang merupakan gejala dari kondisi tersebut, ujar Patel. Hal ini dapat menyebabkan ngiler saat tidur karena baik makan malam dengan porsi besar serta berbaring di tempat tidur dapat memperburuk refluk asam lambung.
Solusinya, fokus untuk mengobati refluks asam lambung dengan cara sederhana seperti meningkatkan asupan serat dan perubahan gaya hidup, misalnya mengonsumsi makanan dalam porsi yang lebih kecil. Jika kondisinya memburuk, segera konsultasikan dengan dokter.
Advertisement
4. Sleep Apnea
Sleep apnea adalah kondisi yang mengganggu kemampuan orang untuk bernapas saat tidur. Pola pernapasan yang tidak teratur yang dihasilkan dapat membuat orang bernapas melalui mulut dan meningkatkan risiko ngiler saat tidur, kata Patel.
Selain itu, orang dengan sleep apnea lebih mungkin memiliki kondisi lain termasuk sleep bruxism, atau menggemeretakkan gigi saat tidur, yang juga dapat meningkatkan kemungkinan ngiler karena gerakan ini dapat merangsang kelenjar ludah.
Jika Anda menderita sleep apnea atau mengalami gejala lain seperti kelelahan atau mendengkur, segera konsultasikan dengan dokter Anda.
Perawatan yang dapat dilakukan termasuk perubahan gaya hidup seperti menurunkan berat badan jika Anda kelebihan berat badan, serta menggunakan perangkat untuk mengatur pernapasan seperti mesin CPAP.
5. Efek Samping Obat
Beberapa obat meningkatkan produksi air liur Anda. Ini dikenal sebagai hipersalivasi, dan dapat membuat Anda lebih mungkin ngiler di malam hari. Obat-obatan tersebut antara lain obat antipsikotik dan demensia.
Jika Anda mulai ngiler atau mengalami peningkatan air liur setelah memulai pengobatan baru, konsultasikan dengan dokter Anda. Ungkapkan manfaat obat versus ketidaknyamanan yang ditimbulkan karena ngiler saat tidur.
6. Penyakit Neurologis
Penyakit apa pun yang memengaruhi sistem neurologis dapat memengaruhi produksi air liur Anda, menyulitkan untuk menutup mulut di malam hari, atau memengaruhi kemampuan Anda untuk menelan, kata Kilkenny.
Oleh sebab itu, penyakit Parkinson, cerebral palsy, dan stroke, semuanya dapat meningkatkan risiko ngiler saat tidur. Jika Anda mengidap salah satu kondisi ini, Anda juga akan menemukan gejala lain akibat penyakit neurologis seperti sakit kepala, perubahan pada kemampuan kognitif dan memori, atau tremor.
Solusinya, konsultasikan dengan dokter Anda terkait obat-obatan apa saja yang dapat mengurangi produksi air liur Anda. Berkonsultasi dengan ahli saraf dan terapis wicara, fisik, dan okupasi juga dapat membantu, meskipun dampak intervensi perilaku terbatas ketika Anda tidak sadarkan diri saat tidur, Kilkenny menjelaskan.
7. Posisi Tidur
Tidur tengkurap atau miring dapat memperburuk kemungkinan air liur mengalir keluar dari ujung mulut Anda saat tidur berkat tarikan gravitasi. Oleh karena itu, cobalah membiasakan diri untuk tidur telentang, atau berusaha tidur dengan mulut tertutup.
Â
(Adelina Wahyu Martanti)
Advertisement