Liputan6.com, Jakarta - Seperti umat Muslim di belahan dunia lainnya, Muslim di Dagestan, Rusia pun begitu mengindahkan Ramadhan. Penasihat Spiritual Pusat Adaptasi Krepost Dagestan Rusia, Arif Sultan Magomedov mengatakan, umat Muslim di wilayahnya berlomba-lomba dalam kebaikan ketika Ramadhan tiba.
"Di Dagestan, bulan Ramadhan itu seperti hari besar selama satu bulan. Ini karena Dagestan selama bulan Ramadhan dan di luar bulan Ramadhan itu berbeda," ujarnya, dikutip dari nu.or.id.
Baca Juga
Keistimewaan Ramadhan di federasi Rusia itu terlihat dari kebiasaan masyarakat yang berlomba menjadi sponsor atau donatur dalam menyediakan menu buka puasa dan sahur gratis.
Advertisement
"Acara Ramadhan di Dagestan harus ada orang yang mensponsori untuk acara, dan orang pada rebutan. Mereka saling berlomba-lomba untuk mensponsori buka puasa," jeals Arif Sultan Magomedov, Minggu (26/3).
Menu buka puasa gratis tak hanya disediakan di lokasi tertentu seperti masjid, melainkan juga dibagikan cuma-cuma pada pengendara yang masih berada di jalan saat adzan Maghrib berkumandang.
"Di bulan Ramadhan, biasanya ketiak waktu sudah dekat adzan Maghrib, di jalan ada yang berbagi. Mereka keluar ke jalan dan memberikan kepada yang di jalan. Di mana-mana ada seperti itu," ujar Arif Sultan.
Puasa 17 Jam di Rusia
Durasi berpuasa dalam sehari lebih panjang bagi umat Muslim di Rusia. Ketua PCINU FREU Amy Maulana mengatakan, Muslim di Rusia menjalankan puasa selama kurang lebih 17 jam. Biasanya mereka makan sahur sekitar puku 03.00 dini hari.
"Tantangannya tahun ini sedikit lebih nyaman. Tahun ini kisaran puasa 16-17 jam, jadi akan sahur di pukul 02.00 atau 03.00 pagi, terus buka puasanya di kurang lebih pukul 21.00 malam," ujar Amy.
Adapun di Indonesia, durasi puasa Ramadhan berkisar 13 hingga 14 jam, tergantung pada letak geografis setiap provinsi di Tanah Air.
Buku Catatan Kegiatan Ramadhan
Seperti juga anak-anak di Tanah Air yang mempunyai buku catatan kegiataan Ramadhan, anak-anak di Rusia pun memiliki kebiasaan serupa.
Setiap anak akan mengisi buku Ramadhan mereka dengan kegiatan seperti sholat tarawih. Pada akhir Ramadhan, buku catatan masing-masing anak akan dievaluasi. Ada hadiah bagi yang beruntung.
“Ada tradisi Buku Ramadhan untuk catatan tarawih. Di Russia ngambil buku, diisi, dan di akhir Ramadhan nanti, siapa yang beruntung nanti ada hadianya umroh,” papar Arif Sultan.
Advertisement
Utamakan Membayar Zakat Fitrah dengan Bahan Makanan Pokok
Sedikit perbedaan kebiasaan antara umat Muslim di Dagestan dan di Indonesia yakni pada saat membayar zakat fitrah. Arif Sultan mengatakan, para muzaki di Rusia lebih mengutamakan membayar zakat dengan bahan makanan pokok ketimbang dengan uang.
Mereka yang hanya memiliki uang pun biasanya akan menukarkannya dengan makanan pokok di counter-counter zakat.
"Lebih diutamakan makanan pokok, namun untuk tempat lain bisa uang. Tapi di depan masjid nanti akan ada gerai untuk penukaran dengan bahan pokok," Arif Sultan menjelaskan.