Liputan6.com, Jakarta Puasa Ramadhan bisa dilakukan oleh siapapun termasuk pengidap diabetes. Hanya saja, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan pasien diabetes sebelum berpuasa agar tak berujung komplikasi.
Konsultasi ke dokter menjadi pilihan yang bijak. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, mengevaluasi gula darah, dan menentukan apakah kondisi tubuh aman untuk menjalani ibadah puasa.
Baca Juga
“Jika kadar gula darah terkontrol dengan baik, ibadah puasa tentu dapat dilakukan tanpa kendala,” kata dokter spesialis penyakit dalam subspesialis endokrinologi metabolik dan diabetes RS Pondok Indah – Puri Indah, M Ikhsan Mokoagow dalam keterangan pers ditulis, Rabu (29/3/2023).
Advertisement
Selain berkonsultasi dengan dokter, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pengidap diabetes ketika berpuasa untuk menghindari terjadinya komplikasi. Hal-hal tersebut adalah:
Jangan Lewatkan Sahur
Jangan melewatkan makan sahur, agar cadangan energi selama berpuasa cukup dan tidak terjadi hipoglikemia.
Kebutuhan Kalori Tak Berubah
Kebutuhan kalori tidak berubah saat berpuasa Ramadhan, dengan komposisi 40-50 persen saat berbuka puasa dan 30 – 40 persen saat sahur, ditambah 1-2 camilan sehat sejumlah 10-20 persen dari total kalori.
Saat makan sahur, dianjurkan mendekati waktu imsak atau waktu subuh. Sedangkan saat berbuka, dianjurkan sesegera mungkin. Hal ini dilakukan agar kadar gula darah tidak turun terlalu lama.
Hindari Makan Berlebihan
Hindari makan berlebihan saat sahur dan waktu berbuka karena mengatur porsi makan sangat penting untuk mengontrol kadar gula darah dan berat badan pengidap diabetes.
Perbanyak Konsumsi Serat
Perbanyak konsumsi makanan yang mengandung banyak serat. Makanan berserat memberikan rasa kenyang lebih lama. Misalnya seperti nasi merah, gandum, sayur, dan buah, dianjurkan untuk dikonsumsi lebih banyak khususnya saat makan sahur.
Hindari Konsumsi Gorengan
Mengonsumsi gorengan menyebabkan penimbunan lemak dalam tubuh dan secara tidak langsung akan meningkatkan kadar gula darah.
Hindari Makanan dan Minuman Terlalu Manis
Selain itu, penyandang diabetes juga disarankan untuk tidak mengonsumsi makanan yang terlalu manis untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil.
“Saat berbuka puasa, hindari konsumsi makanan yang banyak mengandung gula, minuman manis, sirup, jus kalengan, atau jus segar dengan tambahan gula yang meningkatkan risiko hiperglikemia atau peningkatan kadar gula darah,” kata Ikhsan.
Advertisement
Jaga Kecukupan Cairan
Kecukupan cairan penting untuk mencegah dehidrasi. Pengidap diabetes akan mudah mengalami dehidrasi karena tubuhnya kekurangan cairan.
Saat berpuasa, otomatis tubuh tidak mendapatkan asupan cairan yang cukup, sehingga perlu digantikan saat setelah berbuka sampai dengan waktu sahur.
Konsumsi air putih lebih dianjurkan dibandingkan minuman manis atau minuman yang mengandung kafein, seperti kopi dan teh. Minuman berkafein bersifat diuretik, mampu mendorong lebih sering berkemih, sehingga berisiko memicu dehidrasi.
Periksa Gula Darah Teratur
Periksa gula darah secara teratur selama berpuasa sesuai dengan anjuran dokter tergantung pada kondisi penyandang diabetes yang berpuasa dan pengobatan yang diberikan. Namun, kapan pun jika mengalami gejala-gejala hipoglikemia atau hiperglikemia, maka dianjurkan untuk segera memeriksakan kadar gula darah.
Hal ini penting untuk menghindari hipoglikemia ataupun hiperglikemia. Jika kadar gula darah kurang dari 70 mg/dl, lebih dari 300 mg/dl, dianjurkan untuk membatalkan puasa, atau saat merasa tubuh tidak sehat/fit.
Waspadai Gejala Hipoglikemia
Waspadai gejala hipoglikemia atau kadar gula darah yang turun tiba-tiba. Jika ketika berpuasa merasakan beberapa gejala, seperti berkeringat dingin, gemetar, dan pusing, maka segera hentikan puasa.
Gejala-gejala tersebut bisa menjadi tanda bahwa tubuh sedang mengalami hipoglikemia. Untuk mengatasinya, segera batalkan puasa dengan mengonsumsi makanan dan minuman manis yang dapat dengan cepat meningkatkan kadar gula darah, seperti permen, teh manis, dan jus buah.
Tetap Olahraga Rutin
Tetap berolahraga rutin ketika puasa baik untuk menjaga kebugaran, asalkan tidak berlebihan. Bagi penyandang diabetes, olahraga berat ataupun aktivitas fisik yang berlebihan tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan hipoglikemia.
Tetap Konsumsi Obat dari Dokter
Selama menjalani ibadah puasa, penyandang diabetes perlu tetap mengonsumsi obat yang diberikan oleh dokter.
“Ibadah puasa memang diwajibkan untuk seluruh umat Islam, meski demikian bagi Anda yang hidup dengan diabetes, ada baiknya mempertimbangkan kembali kondisi Anda sebelum menjalaninya.”
Karenanya, penyandang diabetes disarankan untuk menjalani pemeriksaan kesehatan dan berkonsultasi ke dokter spesialis penyakit dalam atau dokter spesialis penyakit dalam subspesialis endokrin, metabolik, dan diabetes setidaknya satu atau dua bulan sebelum hendak menjalani ibadah puasa.
Advertisement