Patah Tulang Tidak Ditangani dengan Tepat, Berisiko Alami Kelumpuhan hingga Amputasi

Jika tidak ditangan dengan tepat, patah tulang bisa berisiko saraf putus bahkan hingga amputasi.

oleh Tiara Laninda diperbarui 06 Apr 2023, 08:00 WIB
Diterbitkan 06 Apr 2023, 08:00 WIB
ilustrasi resiko patah tulang/pixabay
Patah tulang bisa berisiko saraf putus dan amputasi. /pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Patah tulang sering dianggap tidak berbahaya. Padahal, kondisi ini bisa berdampak jauh lebih buruk dari yang dibayangkan. Bukan hanya membahayakan tulang itu sendiri, saraf, otot dan pembuluh darah di sekitar tulang juga berpotensi terkena dampaknya.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Dewan Pakar Indonesian Orthopaedic Association (PABOI), Prof. Dr. dr. Ferdiansyah, Sp.OT(K). 

“Kalau patah tulang dan timbul cedera, yang cedera itu bukan hanya tulangnya saja. Saraf, otot, dan pembuluh darah juga kena. Justru itu yang bahaya,” kata Ferdiansyah dalam Media Briefing Virtual yang diselenggarakan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pada Rabu (5/4/2023).

Menurut Ferdiansyah, tulang merupakan benda yang istimewa. Apabila pasien tidak ada penyakit khusus, patah tulang bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, patah tulang justru berbahaya bagi saraf dan pembuluh darah. Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini bisa menyebabkan saraf putus, bahkan amputasi.

“Kalau kena saraf bisa timbul kelumpuhan karena sarafnya tertekan atau putus. Untuk pembuluh darah, kalau kena bisa jadi amputasi. Itu yang harus diwaspadai,” jelas Ferdiansyah.

Ia mengingatkan agar tidak menangani patah tulang denganpengobatan yang tidak tepat atau pengobatan alternatif. Ini berisiko bagi pembuluh darah dan saraf.

Patah Tulang Terbuka Berisiko Infeksi

Viral Ida Dayak, PABOI Jelaskan Soal Fenomena Pengobatan Alternatif
Ketua Dewan PABOI, Prof. Dr. dr. Ferdiansyah, Sp.OT(K) pada Media Briefing Virtual Pengobatan Alternatif oleh IDI.

Ferdiansyah menjelaskan bahwa patah tulang terbagi menjadi dua kelompok, yakni patah tulang terbuka dan tertutup.

Patah tulang terbuka cenderung lebih berbahaya dan memiliki risiko infeksi yang besar.

“Risiko infeksi patah tulang terbuka itu sangat besar. Kalau sudah infeksi patah tulang, penyembuhannya akan sangat sulit,” kata Ferdiansyah.

Kondisi seperti itu, harus segera di bawa ke pusat layanan kesehatan seperti ke puskesmas, klinik atau rumah sakit. 

“Yang seperti ini harus dibawa ke medis, jangan dibawa ke pengobatan alternatif,” tambahnya.

 

Patah Tulang Tertutup, Bisa Sembuh Sendiri?

ilustrasi terapi patah tulang/pixabay
ilustrasi patah tulang/pixabay

Sementara itu, patah tulang tertutup bisa sembuh dengan sendiri. Meski begitu, tingkat kesembuhan belum tentu seperti semula.

“Tulang itu istimewa. Asal kondisi pasien normal, nggak perlu dibawa kemana-mana juga akan sembuh. Masalahnya, bisa jadi kembalinya tidak ke tempat semula atau fungsinya tidak seperti sedia kala,” ungkap Ferdiansyah.

“Bisa jadi juga tulangnya sembuh, tetapi bengkok,” tambahnya.

Pada kondisi ini, peran dokter adalah memfasilitasi agar bisa sembuh dengan sempurna dan kembali normal.

“Kita cukup memfasilitasi saja supaya sembuhnya ke tempat semula dan fungsinya kembali normal,” Ferdiansyah menjelaskan.

Kondisi Patah Tulang Seperti Apa yang Harus Dibawa Ke Dokter?

Ilustrasi patah tulang
Ilustrasi patah tulang (Foto oleh Victoria Borodinova dari Pexels)

Menurut Ferdiansyah, setiap pasien yang mengalami cedera harus segera didiagnosis dengan baik.

“Ada yang patah tulang hanya retak saja. Kalau cuma retak, bisa datang ke dokter, kemudian dipasang gips saja sudah cukup,” ungkapnya.

“Namun, kalau dia sampai bergeser atau overlapping, sebaiknya datang ke ahlinya,” 

Waktu yang dibutuhkan dalam penyembuhan tulang pada anak hanya 1-2 bulan. Sedangkan, untuk orang dewasa bisa sampai 3 bulan.

Infografis Cedera Tulang Belakang Neymar
Infografis Cedera Tulang Belakang Neymar (Liputan6.com/Yoshiro)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya