Presiden Jokowi: Jangan Merasa Aman, Lalu Tidak Lengkapi Vaksinasi COVID-19

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo atau Jokowi mengingatkan pentingnya vaksinasi mengingat kenaikan kasus COVID-19 yang terjadi beberapa hari terakhir.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 21 Apr 2023, 09:00 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2023, 09:00 WIB
Jokowi
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo atau Jokowi mengingatkan pentingnya vaksinasi mengingat kenaikan kasus COVID-19 yang terjadi beberapa hari terakhir. Foto: Tangkapan layar Youtube Sekretariat Presiden.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo atau Jokowi mengingatkan pentingnya vaksinasi mengingat kenaikan kasus COVID-19 yang terjadi beberapa hari terakhir.

“Saya mengingatkan kembali pentingnya vaksinasi. Baik vaksinasi pertama dan kedua maupun booster yang pertama dan kedua. Jangan merasa aman kemudian tidak melengkapi vaksinasi yang sudah dianjurkan oleh pemerintah,” kata Jokowi dalam keterangan video singkat yang diunggah di kanal Sekretariat Presiden, Rabu 19 April 2023.

Capaian Vaksinasi COVID-19 hingga 19 April 2023

Hingga Kamis, 19 April 2023, capaian vaksinasi COVID-19 masih menunjukkan penambahan. Data Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 menunjukkan bahwa penambahan vaksinasi terjadi pada seluruh dosis, mulai dari dosis pertama hingga keempat.

Rincian penambahan capaian vaksinasi per 19 April 2023 yakni:

  • Vaksinasi pertama bertambah 523 sehingga akumulasinya menjadi 203.830.409.
  • Vaksinasi primer kedua bertambah 956 sehingga akumulasinya menjadi 174.868.532.
  • Vaksinasi booster pertama mengalami penambahan paling banyak ketimbang dosis lainnya. Penambahannya sebanyak 5.531 sehingga akumulasinya menjadi 68.724.484.
  • Vaksinasi keempat alias booster kedua bertambah 661 sehingga akumulasinya menjadi 3.133.569.

Sedangkan, target sasaran vaksinasi yakni 234.666.020.

Jokowi juga meminta bagi masyarakat yang merasa flu atau demam agar menggunakan masker.

“Saya minta bagi mereka yang merasa flu atau demam agar menggunakan masker. Demikian juga yang memiliki komorbid, gunakan lah masker dan jika bertemu dengan lansia sebaiknya menggunakan masker.”

Orang nomor satu di Indonesia juga mengingatkan untuk tetap rajin mencuci tangan setelah berkegiatan agar terhindar dari penularan COVID-19.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kasus COVID-19 di Indonesia Mengalami Kenaikan

FOTO: Waspada Ancaman Omicron hingga Februari Mendatang
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo atau Jokowi mengingatkan pentingnya vaksinasi mengingat kenaikan kasus COVID-19 yang terjadi beberapa hari terakhir. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Imbauan ini disampaikan menyusul naiknya kasus COVID-19 di Indonesia. Meski mengalami kenaikan, Jokowi meminta masyarakat untuk tidak panik.

“Saat ini penyebaran COVID-19 mulai agak meningkat. Namun, kita tidak perlu menyikapinya secara berlebihan,” katanya.

Menurut data Satgas COVID-19 per 19 April 2023, kasus baru COVID-19 mengalami penambahan sebanyak 1.242 sehingga akumulasinya menjadi 6.760.755. Ini merupakan penambahan kasus positif yang tinggi jika dibanding bulan-bulan sebelumnya.


Tak Diikuti Kenaikan Indikasi Lain

Kemenkes
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) Mohammad Syahril kenaikan kasus COVID-19 biasanya memang karena subvarian baru seperti Arcturus. (Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin)

Terkait kenaikan kasus ini, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) Mohammad Syahril mengatakan bahwa kenaikan kasus di Indonesia terjadi dalam satu minggu terakhir.

Meski kasus naik, tapi beberapa indikasi lain seperti kematian dan keterisian tempat tidur tidak ikut naik dengan signifikan.

“Berita gembiranya, walau kasus naik tapi angka kematian belum melebihi batas standar WHO (organisasi kesehatan dunia),” ujar Syahril dalam konferensi pers Arcturus di Jakarta Selatan, Senin 17 April 2023.

Dengan kata lain, meski kasus COVID Indonesia naik, tapi jumlah orang yang dirawat, keterisian tempat tidur, dan kematian tidak ikut naik.

Sejauh ini, kasus kematian masih di bawah satu per 100 ribu penduduk. Begitu pula kasus positif masih di bawah lima per 100 ribu penduduk.


Kasus COVID Arcturus di Indonesia

arcturus
Apa Saja Gejala COVID Arcturus, Varian Virus Corona yang Sudah Menginfeksi 2 Kasus di Indonesia? Foto: (Ade Nasihudin/Liputan6.com).

Dalam kesempatan yang sama, Syahril juga membahas soal subvarian XBB.1.16 atau COVID Arcturus.

Syahril mengatakan, hingga 17 April 2023 kasus COVID Arcturus di Indonesia bertambah lima sehingga totalnya jadi tujuh kasus.

“Arcturus ini menjadi tujuh orang,” ujar Syahril.

Sebelumnya, kasus Arcturus ada dua. Kasus pertama memiliki Riwayat perjalanan luar negeri dari India. Sedangkan kasus kedua merupakan kasus lokal.

Sedangkan, tambahan lima kasus baru dua di antaranya berasal dari Surabaya dan tiga lainnya di Jakarta. Kabar baiknya, seluruh kasus gejalanya ringan.

“Alhamdulillah semuanya gejala ringan.”

Syahril menambahkan, kenaikan kasus biasanya memang karena subvarian baru. Seperti kenaikan yang terjadi di 29 negara, lima di antaranya adalah India, Brunei, Singapura, Malaysia, dan Australia. Varian Arcturus sendiri disebut asal mulanya dari India.

Namun, kenaikan kasus di Indonesia belum bisa disebut karena Arcturus.

“Karena kasusnya masih sedikit, tujuh orang.”

 

Infografis Kronologi 2 Kasus Covid-19 Arcturus Masuk ke Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Kronologi 2 Kasus Covid-19 Arcturus Masuk ke Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya