Demo di Patung Kuda Jakarta Dihalangi Beton, Mahasiswa Sindir Polisi

Aksi unjuk rasa di berlangsung di Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat dan mahasiswa sempat menyindir tindakan kepolisian yang dituding melakukan penangkapan sewenang-wenang.

oleh Ady Anugrahadi Diperbarui 20 Feb 2025, 17:05 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2025, 17:05 WIB
Aksi unjuk rasa di berlangsung di Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat pada Kamis (20/2/2025).
Aksi unjuk rasa di berlangsung di Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat pada Kamis (20/2/2025). (Liputan6.com/Ady Anugrahadi)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Aksi unjuk rasa di berlangsung di Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat pada hari ini, Kamis (20/2/2025).

Massa yang tergabung Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indonesia (SI) sempat menyindir tindakan kepolisian atau polisi yang dituding melakukan penangkapan sewenang-wenang.

Hal itu diungkapkan oleh seorang orator dari atas mobil komando. Awalnya, massa melakukan long march sambil membawa spanduk bernada satire yang ditujukkan untuk pemerintah.

Mereka berjalan dari arah Merdeka Selatan hendak menuju ke arah Merdeka Barat, atau Istana Negara. Namun, langkah mereka terhalang barrier beton yang dilapisi kawat berduri.

Beton terpasang di depan Gedung Sapta Pesona, memalangi jalan. Hal itu kemudian menuai reaksi sang orator. Dia lantas berteriak di hadapan mahasiswa lain.

"Aspirasi kita mentok sampai di sini kawan-kawan," teriak orator disambut sorak mahasiswa.

Orator kemudian meminta mahasiswa untuk merapatkan barisan untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan, termasuk penculikan.

"Rapatkan barisan, hati-hati banyak intel, Kami mahasiswa biasa ngapain diculik-culik pak?," teriak orator.

Orator merasa heran dengan aksi represif kepolisian. Padahal, kedatangan hanya untuk menyampaikan aspirasi.

"Kami tidak membawa senjata, kami membawa aspirasi masyarakat dan aspirasi kalian juga pak polisi," ujar dia.

Berikut tuntutan aksi demo hari ini:

  • Kaji Ulang Inpres No. 1 Tahun 2025 !
  • Tranparansi Status Pembangunan dan pajak rakyat !
  • Evaluasi Besar-Besaran Makan Bergizi Gratis !
  • Tolak Revisi UU Minerba yang bermasalah !
  • Tolak Dwifungsi TNI !
  • Sahkan RUU Perampasan Aset !
  • Tingkatkan Kualitas Pendidikan & Kesehatan secara Nasional !
  • Tolak impunitas & Tuntaskan HAM berat !
  • Tolak cawe-cawe Jokowi dalam pemerintahan Prabowo

 

Mahasiswa Kembali Gelar Aksi Demo di Patung Kuda Jakarta Pusat

Aksi unjuk rasa di berlangsung di Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat pada Kamis (20/2/2025).
Aksi unjuk rasa di berlangsung di Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat pada Kamis (20/2/2025). (Liputan6.com/Ady Anugrahadi)... Selengkapnya

Sebelumnya, massa aksi dari sejumlah elemen mahasiswa yang tergabung dalam tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) mulai berdatangan. Mereka hadir di Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat pada hari ini, Kamis (20/2/2025).

Pantauan Liputan6.com, massa mahasiswa mengenakan almamater long march dari arah Medan Merdeka Selatan. Mereka membawa spanduk berisikan tuntutan yang ditujukan kepada pemerintah.

Spanduk dituliskan menggenakan pilox hitam. Salah satunya yang disinggung yakni efisensi anggaran untuk pendidikan dan kesehatan.

Namun, niatan mereka untuk menggeruduk Istana Negara terhenti. Beberapa beton dilapis kawat berduri memalang ruas jalan di Medan Merdeka Barat, tepat depan Gedung Sapta Pesona.

Sehingga, mahasiswa memilih tempat tersebut untuk menyuarakan aspirasi. Orator secara bergantian menyampaikan keluh-kesahnya.

Belum lama berorasi, beberapa ban bekas diletakkan di depan massa. Mereka membakar ban. Tak ayal, kobaran api disertasi asap hitam pekat membubung tinggi.

Hingga berita ini ditulis, massa dari berbagai universitas terus berdatangan.

Sementara itu, arus lalu lintas dari arah Sudirman-Thamrin menuju ke Medan Merdeka Selatan terpaksa dialihkan.

 

BEM SI Bicara soal Aksi Indonesia Gelap, Semua Karena Kebijakan Prabowo-Gibran

BEM SI Berunjuk Rasa di Patung Kuda Jakarta
Aksi unjuk rasa yang digelar Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) mengangkat tema Indonesia Gelap. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)... Selengkapnya

Koordinator Pusat Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Satria Naufal mengatakan, gerakan yang dilabeli Indonesia Gelap bukan datang tiba-tiba, tapi sudah dipublikasikan sejak 4 Februari 2025.

Dia mengungkapkan, Indonesia Gelap ini merepresentasikan 100 hari kerja Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

"Sebetulnya tajuk Indonesia Gelap ini sudah kita mulai hadirkan, sudah mulai kita publikasi semenjak 4 Februari. Dalam tajuk ini merepresentasikan 100 hari kerja Prabowo-Gibran," kata dia seperti dikutip di kanal YouTube Liputan 6 SCTV, Rabu 19 Februari 2025.

Satria menjelaskan, aksi turun ke jalan di mana puncaknya pada Kamis 20 Februari 2025 ini semua berkaitan kebijakan efisiensi anggaran yang dilakukan oleh Prabowo, di mana berdampak memangkas anggaran pendidikan.

"Belakangan ini yang buat triggering adalah ketika ada berita (dan) ada dokumen yang mengatakan bahwa Kemenristek Dikti memotong anggaran pendidikan atas nama efisiensi oleh acuan yang melalui Instruksi Presiden (Inpres) No. 1 tahun 2025 yang mengakibatkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) dipotong, ada kemudian potensi teman-teman putus kuliah, ada basisnya yang kemudian dipotong, dan sebagai macamnya," ungkap dia.

Lebih lanjut, Satria menyampaikan BEM SI merupakan sebagian kecil dari kelompok yang datang pada aksi demonstrasi yang digelar kemarin, Senin 17 Februari 2025.

Tak hanya sekelompok mahasiswa yang berkumpul, namun ada petani, buruh, dan pekerja menengah.

"Karena teman-teman mengatasnamakannya Koalisi Masyarakat Sipil. Bahkan per hari ini di seluruh Indonesia masih berdengung tajuk Indonesia Gelap," jelas Satria.

Infografis Sorotan Dugaan Penyelewengan Donasi Aksi Cepat Tanggap. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Sorotan Dugaan Penyelewengan Donasi Aksi Cepat Tanggap. (Liputan6.com/Trieyasni)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya