Dua Hal yang Bantu Turunkan Kadar Kolesterol Tinggi

Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp.PD dari RS EMC Pulomas menyatakan banyak yang salah kaprah bahwa kolesterol itu tidak dibutuhkan dan berbahaya bagi tubuh manusia. Padahal hal tersebut tidak sepenuhnya benar.

oleh Fathiyyah Azizah pada 26 Apr 2023, 14:01 WIB
Diperbarui 26 Apr 2023, 14:52 WIB
Pria atau Wanita yang Lebih Rentan Kolesterol Tinggi? (Lemau Studio/Shutterstock)
Pria atau Wanita yang Lebih Rentan Kolesterol Tinggi? (Lemau Studio/Shutterstock)

Liputan6.com, Jakarta Kadar kolesterol yang tinggi biasanya tidak menimbulkan gejala dan seringkali hanya terdeteksi melalui pemeriksaan kesehatan rutin. Selain faktor genetik dan kondisi medis tertentu, pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat juga dapat menjadi faktor penyebab terjadinya kolesterol tinggi. 

Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp.PD dari RS EMC Pulomas menyatakan banyak yang salah kaprah bahwa kolesterol itu tidak dibutuhkan dan berbahaya bagi tubuh manusia. Padahal hal tersebut tidak sepenuhnya benar.

"Justru, kolesterol itu sangat dibutuhkan oleh sel-sel tubuh agar berfungsi dengan baik. Sekitar 70% kolesterol diproduksi dalam tubuh dan 30% didapatkan dari makanan," ujar dr. Dirga dalam obrolan singkatnya melalui Instagram @rs.emc.

Nah yang harus kamu ketahui, ada dua jenis kolesterol dalam tubuh. Pertama adalah kolesterol baik (High-Density Lipoprotein/HDL) yang dibutuhkan tubuh supaya tetap sehat. Kedua adalah kolesterol jahat (Low Density Lipoprotein/LDL) yang dapat berdampak buruk terhadap kesehatan. 

Jika kadar kolesterol tinggi dibiarkan hingga bertahun-tahun akan merusak pembuluh darah di otak, seperti stroke. Selain stroke, kadar kolesterol tinggi yang tidak terkontrol juga dapat meningkatkan risiko terjadinya masalah kesehatan lain yang menyumbat aliran pembuluh darah, seperti penyakit jantung koroner, angina, dan penyakit arteri perifer. 

Kondisi tersebut dapat terjadi karena kolesterol yang tinggi dan menyebabkan penumpukan plak pada dinding pembuluh darah. Plak ini terbentuk dari zat-zat seperti kolesterol, lemak, dan sel darah putih yang menumpuk di dinding pembuluh darah. 

Akibatnya, pembuluh darah menjadi lebih sempit dan sulit bagi darah untuk mengalir melaluinya. Jika terjadi di pembuluh darah yang mengalir ke otak, hal ini dapat menyebabkan stroke. Sementara pembuluh darah yang mengalir ke jantung dapat menyebabkan serangan jantung atau penyakit jantung koroner. 

Maka dari itu, untuk mengurangi risiko terjadinya kolesterol tinggi, perlu adanya perubahan pola makan dan gaya hidup yang lebih sehat. Salah satunya adalah mengonsumsi makanan yang mengandung tinggi serat karena dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) dalam tubuh.

Deteksi Dini dengan Medical Check Up

Kolesterol Tinggi dan Darah Tinggi
Ilustrasi Kolesterol Tinggi dan Darah Tinggi Credit: pexels.com/Photomix

Deteksi dini kadar kolesterol tinggi melalui medical check-up dapat membantu mencegah berbagai komplikasi kesehatan yang berbahaya, seperti penyakit jantung, stroke, dan penyakit arteri perifer. 

Selain itu, medical check-up juga membantu mengetahui apakah seseorang memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kondisi tersebut berdasarkan riwayat keluarga, gaya hidup, dan kondisi medis yang mungkin dimilikinya.

"Meski, kolesterol tinggi biasanya tidak bergejala, tapi bisa diketahui secara cepat lewat medical check-up atau pemeriksaan awal di ujung jari yang biasa dilakukan di puskesmas menjadi deteksi dini kolesterol tinggi," kata dr. Dirga.  

Pemeriksaan awal biasanya disebut dengan kolesterol tetap dengan angka normalnya adalah di bawah 200 mg/dL. Jika sudah melebihi batas normal, segera lakukan medical check-up sebagai pengecekan kolesterol lengkap untuk mengetahui HDL dan LDL di laboratorium rumah sakit. 

Selama medical check-up, dokter akan melakukan tes darah untuk mengukur kadar kolesterol dalam tubuh. Tes ini dapat menentukan jumlah kolesterol total, kadar kolesterol jahat dan kadar kolesterol baik dalam darah. 

Jika hasil tes menunjukkan kadar kolesterol tinggi, dokter akan merekomendasikan tindakan yang sesuai untuk menurunkan kadar kolesterol, seperti perubahan pola makan, olahraga teratur, atau bahkan pengobatan dengan obat-obatan.

Tips Cegah Kolesterol Meningkat

Berkeringat bisa meningkatkan kadar HDL
Olahraga mampu untuk mengurangi kolesterol tinggi. (unsplash.com/@andrewtanglao)

Mengurangi risiko terjadinya kolesterol tinggi dapat dilakukan dengan mengadopsi gaya hidup yang lebih sehat. Salah satu cara yang efektif adalah dengan rajin berolahraga dan mengonsumsi makanan berserat secara rutin.

Olahraga dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah, meningkatkan kekuatan jantung, serta meningkatkan kadar oksigen dalam darah. Olahraga yang disarankan untuk menurunkan kadar kolesterol tinggi adalah berjalan kaki selama 30 menit per hari dan olahraga angkat beban. 

Selain berolahraga, konsumsi makanan yang mengandung tinggi serat juga dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh. Makanan yang tinggi serat, seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian dapat membantu menurunkan kadar kolesterol yang tinggi. 

Dengan menerapkan pola gaya hidup sehat dan melakukan pengecekan secara rutin dapat membantu mencegah terjadinya masalah kesehatan yang disebabkan oleh kadar kolesterol tinggi. Selain itu, konsumsi makanan berserat juga dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) dalam tubuh. 

Namun, perlu diingat bahwa perubahan pola makan dan gaya hidup tidak akan memberikan hasil yang instan, namun dibutuhkan komitmen dan konsistensi untuk memperoleh hasil yang baik. Nah, buat kamu yang ingin melakukan pemeriksaan kesehatan, ada baiknya mendatangi rumah sakit yang memiliki fasilitas lengkap dan dokter yang berpengalaman. 

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya