Liputan6.com, Jakarta - Pubertas atau perubahan tubuh anak menuju kedewasaan biasanya terjadi di kisaran usia 8 hingga 14 tahun. Di masa pubertas, anak-anak mulai menunjukkan ciri-ciri seperti dimulainya menstruasi dan munculnya bulu halus di sekitar kemaluan.
Namun, baru-baru ini ada fenomena pubertas dini, di mana seorang anak mengalami pubertas sebelum waktunya.
Baca Juga
Menurut dokter spesialis kandungan subspesialis fertilitas endokrinologi reproduksi RS Pondok Indah R. Muharam Natadisastra, pubertas dini dapat terjadi akibat beberapa faktor.
Advertisement
“Bisa karena junk food, obesitas, dan kini di internet anak bebas melihat konten-konten yang dalam tanda kutip mematangkan perilaku seksual, sehingga merangsang pubertas,” kata Muharam dalam temu Media di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (12/6/2023).
Paparan video dewasa pun berpengaruh pada sistem hormon anak.
“Tayangan dewasa merangsang sistem hormonalnya (anak),” tambahnya.
Ketika anak mulai memasuki masa menstruasi atau datang bulan, lanjut Muharam, maka anak cenderung lebih mudah terangsang secara seksual (horny).
“Karena ada ketidakseimbangan hormonal, kan biasanya pada saat mau haid itu hormon estrogen dan progesteronnya sama-sama turun, harusnya seimbang. Kalau hormon enggak seimbang, lebih tinggi estrogennya atau progesteron terlalu ngedrop bisa timbul sensasi lebih agresif.”
Meski pubertas dini membuat anak perempuan lebih cepat menstruasi, tapi Muharam tidak menyebut bahwa menopausenya kelak akan datang lebih cepat atau disebut menopause dini.
“Enggak ada hubungannya sih (antara pubertas dini dengan menopause dini),” katanya.
Menopause Dini
Selain tak berkaitan dengan menopause dini, pubertas dini juga tidak membuat tingkat kesuburan menjadi rendah.
“Enggak (berpengaruh pada kesuburan) sih, hanya kan kalau pubertas terlalu dini penutupan tulangnya menjadi lebih cepat, jadi pendek (tubuhnya).”
Muharam menjelaskan, menopause dini adalah berhentinya menstruasi sebelum waktu normal yakni di usia 45 hingga 55 tahun. Timbulnya menopause dini lebih berkaitan dengan gaya hidup yang kurang sehat.
“Kurang cahaya matahari, kurang gerak, makannya sembarangan, sehingga sel telur cepat habis,” kata Muharam.
Advertisement
Menopause Dini Akibat Gangguan Hormon
Di samping gaya hidup tak sehat, menopause dini juga dapat dipicu oleh gangguan hormon.
Gangguan hormon merujuk pada ketidakseimbangan atau gangguan dalam produksi, regulasi, atau fungsi hormon dalam tubuh. Hormon sendiri adalah senyawa kimia yang diproduksi oleh kelenjar endokrin dalam tubuh.
Hormon berperan mengatur berbagai fungsi tubuh dan menjaga keseimbangan serta koordinasi sistem yang kompleks dalam tubuh.
Gangguan hormon pada wanita bisa berkaitan dengan hormon estrogen, progesteron, testosteron, prolaktin, tiroid, kortisol, dan hormon-hormon lain yang berperan dalam mengatur berbagai fungsi tubuh.
Gangguan hormon ini bisa dipicu berbagai hal seperti obesitas, resistensi insulin, pola makan, hingga gaya hidup yang tidak sehat.
Menopause Dini Terjadi pada 5 Persen Wanita
Gangguan hormon pada wanita berkontribusi pada kasus menopause dini, sambung Muharam. Normalnya, menopause terjadi pada usia 45 hingga 55 tahun. Jika menopause terjadi sebelum usia ini, maka disebut sebagai menopause dini.
Beberapa kasus gangguan hormon membuat menopause terjadi lebih awal. Hal ini terjadi secara spontan pada 5 persen wanita.
Kasus menopause dini dapat terjadi akibat gangguan hormon yang berkaitan dengan:
- Gangguan ovarium
- Gangguan autoimun
- Pengobatan kanker
- Kelainan genetik.
Advertisement