Liputan6.com, Jakarta - Jepang mengkonfirmasi satu kasus meninggal dunia akibat terinfeksi virus Oz. Kematian tersebut dari seorang wanita berusia 70 tahun yang mulanya mengalami beberapa gejala setelah digigit oleh seekor kutu.
Meskipun sebelumnya sudah ada laporan soal kemungkinan infeksi virus yang ditularkan dari kutu pada satwa liar dan manusia, Kementerian Kesehatan Jepang menyebut, kasus kali ini diyakini sebagai kasus fatal pertama di dunia.
Baca Juga
Menilik kejadian virus Oz di Jepang, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menegaskan belum ada temuan kasus tersebut di Tanah Air.
Advertisement
"Di Indonesia belum ditemukan," kata Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu melalui pesan singkat yang diterima Health Liputan6.com pada Senin, 26 Juni 2023.
Anggota Baru Genus Thogotovirus
Maxi menjelaskan, virus Oz adalah anggota baru Thogotovirus, pertama kali diisolasi dari kumpulan 3 nimfa kutu Amblyomma testudinarium. Virus ini ditemukan di Prefektur Ehime, Jepang pada 2018.
"Virus ini bersifat zoonosis atau ditularkan melalui hewan seperti satwa liar termasuk monyet, rusa, tikus, ke manusia," jelasnya.
Sebabkan Radang Otak
Maxi Rein Rondonuwu mewanti-wanti pada manusia, Thogotovirus telah menyebabkan ensefalitis (radang otak), penyakit demam, pneumonia hingga kematian.
"Namun, cara penularan ke manusia belum diketahui dengan pasti, kemungkinan tertular dari gigitan kutu yang membawa virus tersebut," ucapnya.
Keluhkan Gejala Demam, Kelelahan dan Nyeri Sendi
Pada kasus kematian pasien akibat virus Oz di Jepang, Kementerian Kesehatan Jepang mengatakan, pasien yang bersangkutan tidak memiliki riwayat bepergian ke luar negeri.
Akan tetapi, pada musim panas sebelumnya, lansia sempat mengunjungi pusat kesehatan medis dengan mengeluhkan gejala berupa demam, kelelahan, dan nyeri sendi.
Advertisement
Virus Oz Terdeteksi pada 2018
Berdasarkan informasi National Institute of Infectious Diseases (NIID), virus Oz pertama kali ditemukan pada tahun 2018 pada sebuah kutu yang masuk kategori Amblyomma testudinarium.
Antibodi virus Oz kemudian terdeteksi pada hewan liar seperti kera Jepang, babi hutan, dan rusa di prefektur Chiba, Gifu, Mie, Wakayama, Yamaguchi, dan Oita.
Ada pula tes darah yang dilakukan pada 24 orang di Prefektur Yamaguchi yang menunjukkan bahwa dua dari mereka dinyatakan positif virus Oz, menunjukkan bahwa mereka kemungkinan sudah pernah terinfeksi sebelumnya.
Kasus Fatal Pertama
Sejauh ini, virus Oz belum ditemukan di luar Jepang.
"Karena ini adalah kasus fatal pertama yang dikonfirmasi, sulit untuk menilai tingkat keparahan atau bahaya virus pada saat ini," ujar pakar patologi, Tadaki Suzuki seperti dikutip melalui laman Japan Times, Senin (26/6/2023).
Bisa Sebabkan Gejala Parah
Tadaki Suzuki mengungkapkan, bahwa kasus yang terjadi pada wanita berusia 70 tahun di Jepang ini menjadi bukti bahwa virus Oz bisa menyebabkan gejala parah dan berujung pada kematian.
"Kasus ini menunjukkan bahwa virus dapat menyebabkan gejala yang parah termasuk kematian," kata Tadaki.
"Tetapi dari hasil pemeriksaan orang-orang yang punya antibodi virus Oz juga menunjukkan bahwa beberapa orang mungkin tidak mengalami gejala atau hanya menunjukkan gejala ringan."
Advertisement