DBD Bisa Sebabkan Kematian pada Anak, Kenali Gejala dan Langkah Pencegahannya

Salah satu penyakit yang mengintai anak dan menjadi momok mengerikan bagi orangtua adalah demam berdarah dengue (DBD).

oleh Fachri pada 28 Jun 2023, 09:00 WIB
Diperbarui 28 Jun 2023, 10:48 WIB
DBD.
Ilustrasi anak terserang DBD. (Foto: Shutterstock)

Liputan6.com, Jakarta Salah satu penyakit yang mengintai anak dan menjadi momok mengerikan bagi orangtua adalah demam berdarah dengue (DBD). Dilansir dari WHO, dengue merupakan infeksi virus yang disebabkan oleh virus dengue (DENV), ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi atau nyamuk Aedes Aegypti.

Biasanya, nyamuk yang membawa virus tersebut menggigit tubuh pada siang hari. Setelahnya, masa inkubasi demam berdarah berkisar antara 3 hingga 15 hari sebelum tanda dan gejala demam berdarah muncul secara bertahap.

Namun, seseorang yang terinfeksi virus dengue tidak menunjukkan gejala atau hanya menunjukkan gejala ringan (seperti demam biasa), lho. Karena gejala yang mirip dengan demam biasa, terkadang orang tidak melakukan perawatan yang tepat. 

Untuk itu, penting mengetahui gejala apa saja yang muncul ketika kamu terpapar demam berdarah, ya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kenali Gejala DBD

DBD.
Ilustrasi anak terkena nyamuk DBD. (Foto: Shutterstock)

Dilansir dari Kementerian Kesehatan, gejala atau tanda untuk identifikasi cepat Infeksi dengue dapat menyebabkan infeksi tanpa gejala atau gejala, dengan sekitar 20 persen menyebabkan gejala.

Untuk itu, penting mengenali gejala demam berdarah dengue yang menyerang agar perawatan yang dilakukan bisa tepat. Dikutip dari Kementerian Kesehatan, terdapat dua fase ketika seseorang terpapar demam berdarah.

Fase Awal Demam

Pada tahap ini, infeksi dengue mirip dengan penyakit flu dengan gejala yang mirip dengan malaria, influenza, chikungunya, dan zika. Ragam penyakit tersebut ditandai dengan demam, sakit kepala hebat, nyeri sendi dan otot, dan mual.

Selain itu, fase awal ini pun ditandai dengan timbulnya demam berat yang cepat dan berlangsung dua hingga tujuh hari.

Fase Kritis

Setelah melewati fase awal, ketika seseorang terpapar demam berdarah dengue, fase kritis pun akan dirasakan. Fase ini muncul dengan ditandai oleh sakit perut yang parah, muntah terus menerus, hingga perubahan suhu tubuh yang nyata.

Biasanya, kondisi seseorang akan jauh lebih buruk karena suhu tubuh mencapai 37,5-38 derajat celcius. Selain itu, tanda-tanda lainnya adalah seseorang mengalami kulit dingin lembap hingga nadi yang cepat lemah dikarenakan trombosit yang lemah.

Itulah dua fase ketika seseorang terpapar demam berdarah. Ketika seseorang sudah merasakan gejala pada fase tersebut, ada baiknya untuk melakukan perawatan yang tepat. Pasalnya, jika tidak, demam berdarah dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah terjadi, seperti pendarahan dan kebocoran pembuluh darah.


Kematian Akibat DBD Terus Meningkat

DBD.
Ilustrasi anak terjangkit DBD. (Foto: Shutterstock)

Jika perawatan ketika terkena penyakit demam berdarah dengue tidak tepat dikarenakan menyepelekan atau tidak mengetahui gejala yang dialami, ancaman kematian pun mengintai, terutama jika diidap oleh anak. Hal itu tercermin dari angka kematian akibat demam berdarah dengue yang meningkat di Indonesia pada tahun 2022 lalu.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat terdapat 1.236 kasus kematian akibat demam berdarah di Indonesia pada 2022. Jumlah ini melonjak hingga 75,32 persen dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebanyak 705 kasus kematian.

Nahasnya, dengan jumlah penderita demam berdarah sebanyak 143.184 orang, angka kematian akibat penyakit tersebut di Indonesia sebesar 0,86 persen pada tahun lalu. Sebanyak 63 persen kasus kematian itu didominasi oleh anak berusia 0-14 tahun. Mengerikan, bukan?


Langkah Pencegahan DBD

DBD.
Ilustrasi seorang ibu sedang membersihkan tampungan air. (Foto: Shutterstock)

Dilihat dari data yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan, penyakit demam berdarah dengue merupakan silent killer yang bisa terjadi pada siapa pun tanpa mengenal status, jenis kelamin, dan usia. Untuk itu, langkah pencegahan demam berdarah dengue perlu kamu lakukan secara intens, seperti menerapkan program 3M PLUS yang dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan. 

Program tersebut dibagi menjadi 3M dan PLUS, adapun 3M merupakan kegiatan menguras, menutup, dan memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk.

DBD.
Ilustrasi perempuan sedang membunuh nyamuk dengan obat semprot. (Foto: Shutterstock)

Dan untuk program PLUS dalam 3M PLUS, Kementerian Kesehatan menjelaskan bahwa hal itu merupakan segala bentuk kegiatan pencegahan yang bisa dilakukan masyarakat, seperti memeriksa tempat-tempat penampungan air, gotong royong dalam membersihkan lingkungan, dan menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk.

Nah, penerapan langkah pencegahan yang baik, disiplin, dan tepat menjadi kunci penting dalam meminimalisir kemungkinan kamu terpapar demam berdarah dengue, ya!

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya