Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melaporkan adanya temuan dua suspek kasus antraks di Gunungkidul, DI Yogyakarta yang meninggal dunia. Kasus meninggal tersebut diketahui setelah keduanya mengonsumsi daging dari ternak sapi yang mati.
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengkonfirmasi adanya kasus kematian yang diduga tertular antraks. Keduanya berdomisili di Kecamatan Semanu, Gunungkidul.
Baca Juga
Laporan ini diterima Kemenkes dengan kejadian temuan kasus tertanggal 23 Juni 2023.
Advertisement
"Ini kasus pertama di tahun ini dan masih suspek karena masih pemeriksaan lab," kata Maxi dalam keterangan yang diterima Health Liputan6.com pada Selasa, 4 Juli 2023.
Kaku di Leher bagian Belakang
Kasus suspek pertama yang meninggal merupakan seorang lansia berusia 73 tahun. Ia mengeluhkan gejala mengalami demam, pusing, dan batuk pada 29 Mei 2023 dan sempat dirawat di rumah sakit setempat pada 1 Juni 2023.
Lansia tersebut dirujuk ke rumah sakit karena mengalami kaku leher bagian belakang. Kemudian tanggal 4 Juni 2023 meninggal dunia.
Dugaan penularan antraks sejauh ini mengarah pada sapi di warga sekitar yang mati. Sapi yang mati tersebut akhirnya disembelih bersama-sama dan dagingnya dibagikan ke warga sekitar.
Mual dan Badan Membengkak
Kasus suspek kedua antraks di Gunungkidul merupakan lansia berusia 78 tahun. Pada awalnya, ia mengeluhkan mual dan badan membengkak.
Sebagaimana laporan yang diterima Kemenkes, lansia ini juga mengonsumsi daging sapi yang sama seperti pada kasus suspek berusia 73 tahun. Sayangnya, pada tanggal 29 Mei 2023 saat dirawat di rumah sakit setempat.
Namun, nyawanya tak tertolong. Ia mengembuskan napas terakhir pada tanggal 29 Mei 2023.
Advertisement
Pengambilan Sampel Darah
Adanya temuan dua kasus suspek antraks di Gunungkidul, terdapat 11 orang yang mengonsumsi daging dari ternak sapi yang mati.
"Semuanya sudah dilakukan pengambilan sampel darah," terang Maxi Rein Rondonuwu.
Adapun tindakan yang sudah dilakukan menyikapi suspek antraks di Gunungkidul, antara lain penyelidikan epidemiologi, pengobatan, pengambilan dan pemeriksaan spesimen.
Tindakan yang diyakini perlu dilakukan, yakni:
- Lakukan surveilans aktif pada manusia dan hewan
- Koordinasi dengan disnak
- Pelacakan kasus tambahan
Konsumsi Daging Sapi Terindikasi Antraks
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty mengungkapkan temuan penularan antraks dari ternak ke manusia di Kapanewon Semanu.
Kabar ini diketahui setelah ada laporan dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Sardjito Yogyakarta.
"Jadi ada warga Gunungkidul yang dirawat karena Antraks pada 1 Juni 2023, lalu meninggal dunia pada 4 Juni 2023," jelas Dewi dalam keterangannya, Selasa (4/7/2023).
Laporan diterima Dinkes Gunungkidul pada 2 Juni 2023 saat yang bersangkutan masih dirawat. Warga yang diketahui berumur 73 tahun tersebut berasal dari Pedukuhan Jati, Kalurahan Candirejo, Semanu.
Dari laporannya, ia ikut menyembelih dan mengonsumsi daging sapi yang terindikasi antraks. Dinkes Gunungkidul langsung bergerak cepat melakukan penelusuran ke warga Jati.
Sampel darah warga sekitar di Semanu pun diambil untuk diperiksa lebih lanjut di BBTKLPP Yogyakarta.
Advertisement