Liputan6.com, Jakarta - Memilih pasangan memang bukan sesuatu yang mudah. Bahkan meski Anda benar-benar mencintainya, belum tentu dia adalah orang yang tepat untuk Anda.
Berikut tiga alasan yang membuat Anda terus-menerus jatuh cinta dengan orang yang salah menurut Mind, Body, Green:
Baca Juga
1. Ego
Banyak orang yang terjebak dalam apa yang sering disebut "love jerk syndrome," yang merupakan kecenderungan untuk jatuh cinta pada seseorang yang terus-menerus membuat Anda sakit hati karena ketidakdewasaan serta kurangnya pengendalian diri atau empati yang dimilikinya.
Advertisement
Banyak dari orang-orang ini yang tampak sangat menawan ketika Anda pertama kali bertemu dengannya—layaknya narsisistik, yang menghujani kekasih barunya dengan kasih sayang untuk menarik perhatian sebelum membiarkan sifat sejatinya yang mementingkan diri sendiri terungkap.
Beberapa orang menghadapi cinta bertepuk sebelah tangan, di mana ia mengejar seseorang yang sebenarnya tak menginginkannya tetapi terus memberikan harapan palsu.
Tak jarang, seseorang lebih tergoda untuk mengejar sesuatu yang sebenarnya kurang baik untuknya, menganggap bahwa berhubungan dengan orang yang baik dan setia membosankan. Sulit untuk menolak fantasi menjadi satu-satunya orang yang bisa menjinakkan anak nakal atau membuat orang yang sedingin kulkas jatuh cinta.
2. Luka Lama
Seseorang cenderung secara tidak sadar menggunakan hubungan barunya sebagai wadah untuk menyembuhkan luka lama. Trauma serta hal-hal yang Anda alami saat kecil akan memengaruhi cara Anda mencari pasangan.
Misalnya, jika Anda memiliki sosok ibu yang kritis atau tumbuh tanpa kehadiran seorang ayah, Anda akan mencari pasangan yang memiliki kualitas yang sama.
3. Faktor Biologis
Secara biologis, manusia diprogram untuk mencari pasangan yang dapat menghasilkan keturunan yang paling sehat. Itu berarti seseorang akan lebih mementingkan tampilan fisik ketimbang kepribadiannya.
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa manusia cenderung mencari keragaman pada tingkat genetik, yaitu, seseorang yang secara biologis berbeda dari diri Anda. Dengan demikian, kompatibilitas mungkin tidak berdampak banyak terhadap apakah seseorang akan jatuh cinta atau tidak.
Secara lebih luas, reaksi neurokimia terhadap jatuh cinta dapat membuat Anda semakin buta dan tak mengacuhkan sifat-sifat buruk yang dimiliki pasangan baru. Tubuh Anda dibanjiri dengan endorfin, oksitosin, dan bahan kimia lain yang mengaburkan penilaian dan membuat Anda terobsesi.
Cara Memilih Seseorang yang Tepat
Seperti yang dijelaskan di atas, terdapat banyak alasan baik secara biologis maupun psikologis yang membuat Anda kesulitan mencari pasangan yang berkualitas. Jadi, jangan terlalu menyalahkan diri sendiri jika Anda entah bagaimana akhirnya menjalin hubungan dengan seseorang yang kurang baik.
Untungnya, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu Anda menemukan orang yang tepat, yaitu:
Advertisement
1. Mengenal Diri Sendiri Lebih Dalam
Ketika Anda memiliki pemahaman yang baik tentang apa yang diinginkan dalam hubungan, Anda akan lebih mudah mengenali siapa yang baik atau tidak untuk Anda.
Mengenal diri sendiri sepenuhnya berarti memahami kelebihan dan kekurangan Anda sendiri dalam hal hubungan, bagaimana pengalaman masa lalu terus memengaruhi Anda hingga hari ini, dan apa yang paling membuat Anda sakit hati.
2. Kenali Calon Pasangan
Kenali calon pasangan Anda dengan mengajukan beberapa pertanyaan.
Perhatikan bagaimana ia berbicara tentang mantan dan hubungan masa lalunya, apakah ia berani mengakui perannya dalam situasi yang tidak berjalan dengan baik, atau apakah selalu menyebut itu sebagai kesalahan orang lain? Bagaimana hubungannya dengan keluarganya?
Hubungan jangka panjang mengharuskan kedua belah pihak untuk dapat bertanggung jawab atas konflik. Keduanya harus mau meminta maaf dan berusaha memperbaiki kesalahan.
Bagaimana seseorang menangani hal-hal ini di masa lalu memberikan informasi penting tentang bagaimana ia akan menanganinya di masa depan.
3. Cari Masukan dari Orang Terdekat
Dapatkan masukan dari teman, keluarga, pakar hubungan, atau siapa pun yang pendapatnya Anda percayai. Jika beberapa dari mereka menunjuk sifat negatif yang dimiliki calon pasangan Anda, tanggapi itu dengan serius.
Ingatlah bahwa penilaian Anda bisa dikaburkan oleh hormon-hormon yang aktif di masa awal jatuh cinta. Terkadang, pihak ketiga mungkin dapat melihat situasi dengan sedikit lebih baik.
Meski Anda tidak memerlukan persetujuan orang lain atas semua keputusan yang dibuat, tetapi ada baiknya menumbuhkan rasa ingin tahu tentang apa yang mereka lihat dalam diri seseorang di situasi yang berbeda dengan Anda.
4. Jangan Terburu-Buru
Hindari membuat keputusan permanen saat Anda berada dalam apa yang disebut "fase bulan madu," atau tahap awal jatuh cinta dengan seseorang.
Luangkan waktu untuk mengenal pasangan Anda lebih dalam sebelum melanjutkan ke hubungan yang lebih serius seperti pernikahan. Cari tahu terlebih dahulu siapa orang yang ada di hadapan Anda ketika ia merasa marah atau kecewa.
(Adelina Wahyu Martanti)
Advertisement