Target Nol Kematian Akibat Demam Berdarah Dengue pada 2030, Kemenkes Gandeng Swasta Gencarkan Vaksinasi DBD

Vaksinasi DBD direkomendasikan asosiasi medis untuk cegah Demam Berdarah Dengue

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 16 Nov 2023, 17:35 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2023, 17:35 WIB
Langkah Bersama Cegah DBD dengan #Ayo3mplusVaksinDBD bersama Kader Jumantik (Photo by FotoshopTofs on Pixabay)
Langkah Bersama Cegah DBD dengan #Ayo3mplusVaksinDBD bersama Kader Jumantik (Photo by FotoshopTofs on Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Demam berdarah dengue (DBD) bisa menyerang siapa saja tanpa melihat umur, tempat tinggal, dan gaya hidup.

Dijelaskan dr Iriani Samad MSc dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (P2PM Kemenkes RI), kasus DBD selalu menjadi perhatian hingga saat ini disebabkan angka kematiannya yang terbilang tinggi.

Menurut data Kemenkes RI pada 2022, tercatat 143.266 kasus DBD dengan 1.236 kematian. Bahkan, jumlah ini disebut lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang hanya 95.895 kasus yang tercatat.

Sebesar 36,10 persennya merupakan golongan produktif dari rentang umur 15 s.d 44 tahun.

Berdasarkan data dari Kemenkes RI dari awal 2023 hingga minggu ke-33 tahun ini, tercatat ada 57.884 kasus DBD atau 21,06 kasus per 100 ribu penduduk dengan kematian sebanyak 422 kematian.

Dalam rangkan perayaan Hari Kesehatan Nasional ke-59, Kemenkes RI dan Takeda menghadirkan Kader JUMANTIK daerah Jakarta sebagai peningkatan peran serta atau pemberdayaan Masyarakat dalam acara bertajuk 'Langkah Bersama Cegah DBD dengan #Ayo3mplusVaksinDBD bersama Kader Jumantik'.

Iriani, mengatakan, acara ini merpakan salah satu bagian dari program pemerintah terkait penanganan DBD yang tertuang dalam Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025.

Dikatakannya bahwa pencegahan DBD membutuhkan komitmen dari berbagai pihak, termasuk kerja sama pemerintah dengan publik dan swasta.

Adanya kerjasama yang terjalin antara Kemenkes RI dengan Takeda diharapkan dapat menyukseskan tujuan pemerintah meraih nol kematian akibat dengue pada 2030.

 

Cegah Demam Berdarah Dengue dengan Vaksin DBD

Langkah Bersama Cegah DBD dengan #Ayo3mplusVaksinDBD bersama Kader Jumantik (Photo by FotoshopTofs on Pixabay)
Langkah Bersama Cegah DBD dengan #Ayo3mplusVaksinDBD bersama Kader Jumantik (Photo by FotoshopTofs on Pixabay)

Sementara itu, Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, dr. Ngabila Salama MKM, menambahkan, tantangan memberantas DBD semakin berat mengingat tingginya pertumbuhan dan mobilitas penduduk, masifnya pembangunan, serta tantangan perubahan iklim.

Di DKI Jakarta, kata Ngabila, pemerintah provinsi terus menggalakkan implementasi program Jumantik.

Dijelaskannya bahwa program ini memiliki peran yang signifikan dalam pemberantasan sarang nyamuk penyebab dengue, mengingat masih kurangnya upaya pencegahan penyakit DBD yang dilakukan oleh masyarakat.

"Para Kader juga kami harapkan dapat mengedukasi masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. Serta mensosialisasikan upaya-upaya pencegahan untuk memutus mata rantai hidup jentik nyamuk DBD," katanya seperti dikutip dari keterangan pers yang diterima Health Liputan6.com pada Kamis, 16 November 2023.

 

Vaksinasi DBD Telah Mendapat Rekomendasi Banyak Pihak

Langkah Bersama Cegah DBD dengan #Ayo3mplusVaksinDBD bersama Kader Jumantik (Dokumentasi : Istimewa)
Langkah Bersama Cegah DBD dengan #Ayo3mplusVaksinDBD bersama Kader Jumantik (Dokumentasi : Istimewa)

Dilanjutkan Spesialis Anak IDAI Jakarta Selatan, dr Attila Dewanti SpA (K) bahwa pencegahan dari DBD bisa dilakukan dengan vaksinasi.

Attila, mengatakan, vaksinasi DBD direkomendasikan oleh asosiasi medis dalam mencegah DBD.

"Organisasi medis di Indonesia, seperti IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) dan PAPDI (Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia), merekomendasikan pemberian vaksin dengue untuk masing-masing anak-anak dan orang dewasa," katanya.

Vaksin secara klinis dapat mencegah keparahan dengue dengan profil keamanan yang baik. Saat ini vaksinasi DBD dapat diberikan pada seluruh anggota keluarga dengan rentang umur enam sampai 45 tahun dengan anjuran dokter.

Presiden Direktur PT Takeda Inovative Medicines, Andreas Gutknecht, mengapresiasi pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Kesehatan atas beragam upaya penanggulangan dengue yang tertuang dalam Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021 hingga 2025.

"Takeda berkomitmen lebih dari sekadar menyediakan vaksin untuk mencegah DBD, kami juga terus berkomitmen melalui kemitraan publik dan privat yang kuat, seperti edukasi Kader Jumantik saat ini. Lebih lanjut, kami juga menjadi salah satu anggota pendiri KOBAR (Koalisi Bersama) Lawan Dengue sebagai inovator, serta implementasi kampanye masyarakat #Ayo3mplusVaksinDBD yang berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan dalam rangka menyukseskan Nol Kematian Akibat Dengue pada tahun 2030," ujar Andreas.

Kerjasama yang Terjalin

Takeda baru-baru ini mengukuhkan Perjanjian Kerjasama dengan Kementerian Kesehatan dalam upaya yang meliputi peningkatan peran serta masyarakat atau pemberdayaan masyarakat; peningkatan kapasitas tenaga kesehatan; dukungan terkait program Koalisi Bersama Masyarakat Menuju Nol Kematian Akibat Dengue (Zero Dengue Death 2030); pendekatan terpadu untuk pencegahan dan pengendalian dengue; sinkronisasi data (bridging) dengan SIARVI (Sistem Informasi Arbovirosis); peningkatan peran dan kerja sama penentu kebijakan di pusat dan daerah.

Sebagai salah satu bentuk implementasi peningkatan peran serta , Takeda dalam hal ini telah mengadakan kegiatan partisipasi masyarakat melalui kampanye 'Langkah Bersama Cegah DBD'.

Kampanye tersebut telah berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat yang dituangkan dalam sebuah gerakan bersama melalui komitmen dengan 'The First Living Pledge' pencegahan DBD 3MPlus dan Vaksin DBD secara berkelanjutan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya