30 Hari Berhenti Minum Alkohol, Ini Perubahan yang Terjadi pada Tubuh

Apa yang Terjadi di Tubuh Anda Setelah Berhenti Minum Alkohol?

dr Dinda Fath Faathiren
Direview oleh: dr Dinda Fath Faathiren

dr Dinda Meraih Gelar Medical Bachelor, Bachelor of Surgery (M.B.B.S) dan Merampungkan Program Post Graduate Obstetric and Gynecology di Suzhou University, Suzhou, China pada 2014. Lalu Menjadi Dokter Adaptasi di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 01 Feb 2024, 11:00 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2024, 11:00 WIB
Ilustrasi Orang Minum Alkohol di Pembukaan FIFA Fan Festival Piala Dunia (AFP/Kirill Kudrayavtsev)
Ilustrasi Orang Minum Alkohol di Pembukaan FIFA Fan Festival Piala Dunia (AFP/Kirill Kudrayavtsev)

Liputan6.com, Jakarta - Berhenti minum alkohol, walau hanya satu bulan, dapat memberi manfaat bagi kesehatan tubuh. Profesor kedokteran klinis di Universitas Washington, Anne M Larson MD, menjelaskan kronologi reaksi tubuh setelah berhenti minum alkohol dalam kurun waktu tertentu.

Setelah Berhenti Satu Hari

Seorang peminum berat mungkin merasakan gejala putus alkohol segera setelah delapan jam tidak mengonsumsi minuman keras. Gejala putus alkohol dapat ditandai dengan rasa cemas, mudah tersinggung, gelisah, dan berkeringat. "Orang sering kali menjadi cemas, mudah tersinggung, dan gelisah. Mereka mungkin mulai berkeringat," kata Anne mengutip Verywell Health pada Selasa, 23 Januari 2024.

Gejala-gejala ini mencapai puncaknya dalam waktu 72 jam. Orang-orang dengan gejala putus alkohol yang serius harus segera berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan karena hal ini dapat berakibat fatal. Sementara, bagi peminum ringan, berhenti minum alkohol dalam satu hari dapat mengurangi kemungkinan terkena cedera yang tidak disengaja.

Setelah Berhenti satu Minggu

Konsumsi alkohol diduga menyebabkan peradangan usus dan mengubah mikrobiota usus. "Jika Anda berhenti minum selama seminggu, Anda mungkin melihat beberapa perubahan positif pada sistem pencernaan Anda. Saluran pencernaan sembuh dengan cepat setelah seseorang berhenti mengonsumsi alkohol," kata Ahli Diet Terdaftar yang berbasis di Charleston, AS, Debbie Petitpain, MBA, RDN.

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa alkohol mengiritasi lapisan saluran pencernaan. Dalam seminggu, lapisan tersebut akan mulai membaik, gejala sakit mag akan berkurang atau hilang.

Bantu Perbaiki Kualitas Tidur

Berhenti minum alkohol dalam satu minggu juga dapat membantu memperbaiki kualitas tidur. Hal ini terjadi karena alkohol dikaitkan dengan kualitas tidur yang buruk. Jadi, peminum dapat merasa lebih berenergi setelah seminggu tanpa alkohol.

Di AS, metode satu minggu tanpa minuman keras baru-baru ini menjadi viral di TikTok dan para peserta ditantang untuk berhenti minum selama satu minggu setiap bulan. Metode ini dapat berkembang hingga satu bulan tanpa alkohol dan menjadi pilihan bagi orang-orang yang ingin terus mengambil jeda dari alkohol.

Setelah Berhenti Minum Alkohol 30 Hari

Penelitian pada tahun 2018 menunjukkan bahwa berhenti minum alkohol selama sebulan sudah cukup bagi peminum alkohol dalam jumlah sedang hingga berat untuk melihat peningkatan kesehatan. Termasuk dalam resistensi insulin, tekanan darah, berat badan, dan faktor pertumbuhan terkait kanker.

"Berhenti mengonsumsi alkohol dalam jangka pendek akan memungkinkan sel-sel hati pulih dari kerusakan racun yang terus-menerus akibat alkohol," kata Anne. Setelah 30 hari tanpa alkohol otak dan proses berpikir akan menjadi lebih jernih.

 Manfaat Dry January

Sebulan tanpa alkohol biasanya dilakukan pada awal tahun yakni Januari. Maka dari itu, upaya menghentikan konsumsi alkohol selama bulan Januari disebut pula Dry January. Berhenti mengonsumsi alkohol selama satu bulan terdengar seperti waktu yang singkat.

Namun, sebuah penelitian pada tahun 2015 menemukan bahwa banyak orang yang ikut serta dalam Dry January terus mengurangi jumlah minuman beralkohol enam bulan kemudian.  Jika berhasil membatasi konsumsi alkohol lebih dari satu bulan istirahat, hal ini dapat meningkatkan kesehatan jantung dan mengurangi risiko stroke hingga kanker tertentu.

Sekitar 90 persen peminum berat akan menderita penyakit hati alkoholik, sementara 20-40 persen akan menderita hepatitis alkoholik, yang terjadi ketika hati rusak dan meradang. Menurut Anne, hepatitis alkoholik yang parah bisa berakibat fatal dalam 30 hari pada separuh pasien yang mengalami kondisi ini.

Dia, mengatakan, pasien yang bertahan hidup dan berupaya menghindari alkohol tetap bisa meningkatkan fungsi hatinya, meski penyembuhannya bisa memakan waktu berbulan-bulan. "Meskipun Anda tidak minum banyak alkohol, sebulan bebas alkohol adalah saat yang tepat untuk merenungkan hubungan Anda dengan alkohol," katanya.

"Orang-orang sering menjelaskan kepada saya bahwa mereka sekarang menyadari betapa alkohol mengubah perilaku dan hubungan mereka. Mereka lebih mawas diri mengenai penggunaan alkohol," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya