Hari Pers Nasional, BKKBN Ajak Wartawan Jadi Penyuluh Kesehatan Masyarakat

Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, mengatakan bahwa pers bisa menjadi penyuluh yang mengedukasi masyarakat.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 09 Feb 2024, 10:00 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2024, 10:00 WIB
Hari Pers Nasional, BKKBN Ajak Pers Jadi Penyuluh yang Mengedukasi Masyarakat
Hari Pers Nasional, BKKBN Ajak Pers Jadi Penyuluh yang Mengedukasi Masyarakat. Foto: BKKBN.

Liputan6.com, Jakarta Hari Pers Nasional diperingati setiap 9 Februari. Pada peringatan Hari Pers Nasional tahun ini, BKKBN melakukan bakti sosial dan pengobatan gratis. Kegiatan tersebut digelar pada Jumat, 2 Februari 2024 bersama Paguyuban Wartawan Kulon Progo di Joglo Sasana Puspita Budaya, Desa Banjaran, Hargomulyo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kegiatan ini sekaligus menjadi ajang promosi serta komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dan Pencegahan Stunting.

Menurut Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, mengatakan bahwa pers bisa menjadi penyuluh yang mengedukasi masyarakat.

“Hari Pers mestinya bisa menjadi hari untuk mengedukasi masyarakat. Karena peran pers juga salah satunya adalah edukasi informasi. Mengedukasi tentang kesehatan, memberikan informasi tentang kondisi tubuhnya. Banyak orang yang merasa sehat ternyata setelah diperiksa ada masalah,” kata Hasto mengutip keterangan pers, Jumat (9/2/2024).

Biasanya, lanjut Hasto, bila tidak ada bakti sosial, masyarakat datang memeriksakan diri di fasilitas kesehatan ketika sudah merasa tidak sehat.

"Harusnya dengan baksos ini (masyarakat yang sakit) bisa teridentifikasi lebih cepat," tutur Hasto.

Dalam pemeriksaan kesehatan gratis, Hasto menemukan salah satu warga yang berisiko melahirkan anak stunting.

“Tadi saya nunggu yang baru periksa saja, baru saya nunggu ada satu sudah ketahuan bahwa ternyata Hb-nya cuma 8,9. Artinya dia anemia. Setelah saya tanya, anaknya kembar. Dia kalau enggak KB, hamil lagi, anaknya pasti stunting,” paparnya.

Peran Strategis Media Massa

Hari Pers Nasional, BKKBN Ajak Pers Jadi Penyuluh yang Mengedukasi Masyarakat
Hari Pers Nasional, BKKBN Ajak Pers Jadi Penyuluh yang Mengedukasi Masyarakat. Foto: Freepik.

Maka dari itu, media massa mempunyai peran yang strategis, tidak hanya untuk masyarakat tapi juga menggerakkan mitra untuk berkontribusi, kata Hasto.

Ia pun menekankan pentingnya menerapkan inovasi dan kreativitas pada makanan untuk anak-anak, karena menjadi kunci dalam pemenuhan gizi seimbang mereka.

“Penyajian makanan yang disukai oleh anak-anak itu penting sekali. Termasuk kemasan yang disukai anak-anak. Itu kunci kalau menurut saya."

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Paguyuban Wartawan Kulon Progo, Asrul Sani, dalam sambutannya menjelaskan bahwa kegiatan baksos ini merupakan satu rangkaian dengan acara peringatan Hari Pers Nasional 2024. Puncak acaranya diselenggarakan pada Rabu, 7 Februari di SMAN 1 Wates.

Sejarah Hari Pers Nasional

Hari Pers Nasional atau HPN menurut sejarahnya bertepatan dengan HUT Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).

Keputusan menetapkan HPN di HUT PWI kemudian ditetapkan dengan Keputusan Presiden RI No. 5 tahun 1985 yang ditandatangani oleh Presiden Soeharto pada 23 Januari 1985, mengutip Regional Liputan6.com.

PWI merupakan organisasi wartawan pertama di Indonesia. Organisasi ini berdiri pada 9 Februari 1946 di Surakarta.

PWI dibentuk dengan tujuan mengumpulkan seluruh insan pers di Indonesia dalam satu wadah. Hal ini tak terlepas dari kondisi profesi wartawan yang cukup terhormat pada masa itu.

Kala itu, profesi wartawan merupakan profesi terhormat karena mereka tak hanya bekerja, tetapi juga membawa misi perjuangan sekaligus tekad mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Pada masa itu, wartawan memang memiliki peran ganda, yakni sebagai wartawan dan aktivis.

Bapak Pers Indonesia

Setelah PWI terbentuk, kemudian lahirlah Serikat Penerbit Suratkabar (SPS). Saat itu, surat kabar masih menjadi media nomor satu penyalur informasi ke masyarakat luas.

Setelah bertahun-tahun lamanya, PWI kemudian mengadakan kongres ke-28 di Padang pada 1978. Dari kongres itulah muncul ide tercetusnya Hari Pers Nasional.

Salah satu tokoh pers sekaligus Bapak Pers Indonesia adalah Tirto Adhie Soerjo atau Raden Mas Djokomono Tirto Adhi Sorjo. Mengawali karier pada 1901 dengan membuat Soenda Berita, Tirto Adhie lalu merintis perusahaan penerbitan pertama di Indonesia: N.VJavaansche Boekhandel en Drukkerij en Handel in Schrijfboeten Medan Prijaji.

Rumah cetaknya itu terbentuk atas kerja sama dengan Hadji Moehammad Arsjad dan Pangeran Oesman. Adapun deretan surat kabar yang ia terbitkan adalah Soenda Berita (1903-1905), Medan Prijaji (1907), dan Putri Hindia (1908).

Pada 1973, Dewan Pers RI menetapkan Tirto Adhie sebagai Bapak Pers Nasional. Menurut Keppres RI No.85/TK/2006, Tirto menjadi pahlawan nasional perintis kemerdekaan.

Sementara itu, Hari Pers Nasional 2024 kali ini diperingati melalui sejumlah acara di Jakarta, mulai dari seminar, Anugerah Kebudayaan Indonesia, hingga Anugerah Jurnalistik Adinegoro.

Adapun Hari Pers Nasional 2024 mengangkat tema “Mengawal Transisi Kepemimpinan Nasional dan Menjaga Keutuhan Bangsa.” Tema tersebut dipilih dalam rangka pesta demokrasi dalam suasana pemilu 2024.

Dengan tema ini, diharapkan para insan pers tetap menjaga keutuhan bangsa di tengah situasi politik yang terjadi.

Infografis Stunting, Ancaman Hilangnya Satu Generasi
Infografis Stunting, Ancaman Hilangnya Satu Generasi. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya