Liputan6.com, Jakarta Orang yang memiliki tanda hitam di kening kerap dianggap sebagai pribadi yang taat beribadah. Pasalnya, tanda hitam di kening atau dahi biasanya disebabkan oleh seringnya bersujud.
Tanda gelap di kening tidak dianggap mengganggu dan orang dengan tanda tersebut umumnya tidak keberatan dengan keberadaannya.
Baca Juga
Selain di kening, tanda gelap juga kerap ditemukan di mata kaki. Ini biasanya disebabkan seringnya duduk bersila sehingga mata kaki tertekan ke lantai.
Advertisement
Menurut dokter estetika di My Prime Aesthetic, Jakarta, Natalia Angreini Gunawan, warna kulit kehitaman tersebut adalah hiperpigmentasi akibat gesekan. Cara menghilangkan yang paling sederhana adalah dengan chemical peeling atau pengelupasan kulit.
“Paling simpel bisa dilakukan chemical peeling atau pengelupasan kulit, tapi bedanya dengan perawatan di rumah biasanya dokter kan bisa main lebih tinggi (chemical peeling-nya) jadi lebih cepat,” kata Natalia dalam temu media di Jakarta, Senin (25/3/2024).
Jika tindakan chemical peeling masih menyisakan tanda hitam, maka perawatan kulit selanjutnya yang bisa menjadi pilihan adalah intense pulsed light (IPL).
“Jadi tergantung pada kebutuhan, kondisi kulit, dan budget pasien. Tapi selalu ada solusi sih untuk semua masalah,” ujar Natalia.
Mengenal IPL
IPL atau terapi cahaya berdenyut intens adalah cara untuk memperbaiki warna dan tekstur kulit tanpa operasi.
Melansir WebMD, tindakan yang juga disebut fotofasial ini dapat memperbaiki beberapa kerusakan yang terlihat akibat paparan sinar matahari (photoaging).
IPL berbeda dengan laser, tapi keduanya dapat digunakan untuk mengatasi berbagai masalah kulit. Perbedaan utamanya adalah terapi IPL lebih lembut pada kulit dan biasanya memerlukan lebih banyak sesi dibandingkan terapi laser untuk mendapatkan hasil yang sebanding.
Perawatan laser lebih intens dan pemulihan lebih lama. Hal ini dapat mencapai hasil yang lebih nyata dengan prosedur yang lebih sedikit. Namun, tidak seperti laser, perangkat IPL mengirimkan lebih dari satu panjang gelombang cahaya yang berdenyut.
IPL dapat mengobati berbagai kondisi kulit secara bersamaan. Masalah kulit tertentu mungkin merespons lebih baik terhadap IPL atau laser.
Advertisement
Tindakan Non Invasif Semakin Diminati
Chemical peeling maupun IPL adalah tindakan non invasif. Natalia menyampaikan bahwa Saat ini perawatan kecantikan non invasif semakin marak dan berkembang secara luar biasa seiring dengan kebutuhan akan perawatan kecantikan.
Demikian juga kebutuhan akan alat-alat yang menunjang perawatan kecantikan dan untuk perawatan anti aging.
Perawatan kecantikan menggunakan laser saat ini sudah semakin dikenal oleh masyarakat umum. Laser juga dikenal sebagai salah satu alat yang menjadi “wajib” dimiliki oleh sebuah klinik kecantikan. Pasalnya, laser dapat digunakan untuk banyak perawatan kecantikan.
Picolaser Sedang Populer
Beberapa tahun terakhir, salah satu tindakan yang diperhitungkan di klinik kecantikan adalah picolaser atau picosecond laser.
“Picolaser sangat popular baik di kalangan dokter di bidang kulit dan kecantikan maupun di kalangan masyarakat awam yang ingin melakukan perawatan kecantikan,” jelas Natalia.
Picolaser adalah teknologi laser terbaru yang menggunakan panjang gelombang khusus untuk bisa memecahkan pigmentasi di kulit dengan lebih cepat tapi dengan efek samping yang minimal. Sehingga lebih baik dari segi efektivitas dan juga keamanan selama perawatan.
Salah satu alat picosecond yang dikenal di Indonesia adalah PicoWay. Alat ini didatangkan ke Indonesia oleh PT Regenesis Indonesia sebagai satu satunya distributor yang telah tersertifikasi legal oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Alat ini memiliki empat panjang gelombang yang dapat mengatasi berbagai masalah kulit. Misalnya dapat menggunakan panjang gelombang 1064 nm, 532 nm dan 730 nm, yang akan disesuaikan dengan kebutuhan perawatan kulit. PicoWay juga memiliki pulse duration terpendek.
Kelebihan yang akan didapatkan dari pulse duration terpendek adalah mendapatkan hasil perawatan kulit yang memuaskan. Namun, dengan resiko efek samping yang rendah dan sangat minimal down time. Sehingga setelah melakukan perawatan, pasien tidak perlu khawatir dengan reaksi kemerahan berlebihan pada kulit.
Advertisement