Turis Asal Australia Positif DBD Saat Liburan ke Pulau Dewata, Dinkes Bali Sarankan Wisman Vaksinasi

Vaksinasi demam berdarah adalah upaya membentengi diri, bahkan tidak hanya bisa dilakukan wisatawan melainkan juga masyarakat Bali.

oleh Tim Health diperbarui 21 Apr 2024, 07:00 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2024, 07:00 WIB
Ilustrasi nyamuk demam berdarah (DBD)
Ilustrasi nyamuk demam berdarah (DBD). (Photo by FotoshopTofs on Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Dinas Kesehatan (Dinkes) Bali memberi respons terkait wisatawan asal Queensland, Australia yang terinfeksi Demam Berdarah Dengue (DBD) ketika berlibur di Pulau Dewata.

Plt Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Bali I Gusti Ayu Raka Susanti mengatakan, pihaknya lebih berfokus pada pencegahan sehingga menyarankan wisatawan melakukan vaksinasi DBD saat masuk daerah endemis, meskipun program ini belum wajib.

“Harapannya wisatawan lebih mewaspadai selama liburan, sehingga selama berwisata tetap sehat, kalau sudah masuk daerah endemis seperti DBD kan selalu ada, salah satunya dengan vaksinasi,” katanya di Denpasar, Sabtu, dilansir Antara.

Raka menuturkan, vaksinasi demam berdarah adalah upaya membentengi diri dari infeksi penyakit tersebut yang tidak hanya bisa dilaukan wisatawan melainkan juga masyarakat Bali. 

Mengenai jumlah turis yang terpapar demam berdarah, Dinkes Bali mengaku tidak punya data khusus. Namun secara keseluruhan diketahui angka DBD di Bali cukup tinggi dengan total kasus Januari-April mencapai 4.177 kasus serta lima orang meninggal dunia. 

“Kalau vaksinasi demam berdarah belum masuk program wajib, jadi masih berbayar. Kalau tidak salah Rp400 ribu sekali suntik, kalau masyarakat mau itu silahkan ke fasilitas kesehatan yang sudah menyediakan, bisa untuk bayi sampai lansia,” ujar Raka. 

 

Turis Australia Positif DBD Saat Berada di Bali

Diketahui wisatawan perempuan asal Australia yang membagikan kisahnya saat positif DBD sedang berada di Ubud, Gianyar, dimana menurut Raka kabupaten tersebut merupakan tiga kabupaten tertinggi kasus DBD tahun ke tahun.

Adapun dua daerah lainnya yaitu Denpasar dan Badung. Ketiga kabupaten/kota tersebut memiliki mobilitas yang padat, sehingga angka DBD tinggi, khususnya saat musim penghujan Januari-April.

 

Edukasi DBD dan Pemberantasan Sarang Nyamuk

Meski demikian Dinkes Bali mengaku selalu melakukan pencegahan dan edukasi, seperti turun melalui puskesmas dan jumantik, memastikan masyarakat ikut terlibat dalam pemberantasan sarang nyamuk.

“Surveilans akan melakukan pengamatan ada tidak penyebaran. Nah sebelum itu ada promosi kesehatan edukasi, biasanya puskesmas ke camat, lalu mereka masuk ke hotel dan vila,” kata Raka.

Alternatif Hindari Gigitan Nyamuk

Terkait edukasi, ketika masyarakat maupun wisatawan tidak melakukan vaksinasi, menurutnya, dapat dialihkan dengan mencari alternatif agar tidak mendapat gigitan nyamuk.

“Memang kalau demam berdarah ini bagaimana masyarakat menghindari gigitan, seperti pakai losion anti nyamuk karena jam-jam menggigit nyamuk siang, mungkin di semprot, pakai kelambu, atau alat obat nyamuk listrik,” ucapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya