Mengenal Pneumonia, Kerap Disebut Masyarakat dengan Paru-Paru Basah

Paru-paru basah sering masyarakat awam gunakan merujuk pada istilah medis pneumonia atau peradangan pada paru.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 03 Mei 2024, 17:41 WIB
Diterbitkan 03 Mei 2024, 10:00 WIB
Ilustrasi pneumonia
Ilustrasi pneumonia. (Image by macrovector on Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Paru-paru basah kerap digunakan untuk menyebut kala seseorang memiliki masalah paru. Namun, sebenarnya apa itu paru-paru basah?

Paru-paru basah yang sering masyarakat awam gunakan merujuk pada istilah medis pneumonia atau peradangan pada paru. Meski istilah paru-paru basah tidak tepat untuk menggambarkan kondisi pneumonia.

"Pada saat seseorang mengalami pneumonia, paru mengalami peradangan akibat di bagian kantong-kantong udara atau alveolus," kata dr Taufik Indrawan, SpPD dari RS Sardjito Yogyakarta dalam siaran Radio Kemenkes, Kamis (2/5/2024).

Untuk bisa memahami pneumonia, Taufik mengandaikan kulit yang merupakan bagian terluar tubuh jatuh atau terbentur. Maka bakal terlihat ada bengkak, merah, nyeri lalu bila diraba akan terasa hangat. Hal serupa terjadi peradangan pada paru.

"Demikian pula di paru-paru ketika terjadi peradangan karenan infeksi, tapi kita enggak bisa melihat," lanjut Taufik.

Peradangan pada paru terjadi karena sel-sel pertahanan tubuh melawan kehadiran parasit, bakteri, virus atau jamur yang masuk.

"Dari situ akan muncul 'produk' peradangan. Kalau (di bagian) luar tubuh itu ada nanah. Nah kalau di paru meski enggak sampai nanah muncul cairan," lanjut Taufik.

Itu sebabnya, saat dokter memeriksa paru pada pasien pneumonia dari stetoskop bakal terdengar suara tambahan seperti 'krook krook ...'.

Kemudian, ciri pneumonia adalah terlihat bercak-bercak pada rontgen. Taufik mengatakan bahwa bercak itu merupakan tanda eksudasi dari perlawanan tubuh melawan jamur, bakteri, parasit ke paru.

3 Gejala Kunci Pneumonia

Contoh ilustrasi anak terkena pneumonia
Sesak napas jadi salah satu gejala yang muncul pada pneumonia. (Foto: Pexels.com/cottonbro studio)

Taufik mengatakan bahwa ada tiga gejala kunci dari pneumonia yakni batuk, demam, dan sesak napas.

Batuk

Pada saat seseorang terserang jamur, bakteri, parasit, virus yang membuat peradangan pada alveolus maka muncul reaksi tubuh yang berusaha untuk mengeluarkan yakni muncul gejala batuk.

Demam

"Karena terjadi peradangan pada paru, hal itu membuat demam, badan juga merasa tak nyaman," lanjut Taufik soal gejala kedua pneumonia.

Sesak Napas

Jika kondisi tersebut dibiarkan, maka peradangan makin meluas hal ini menyebabkan pasien merasakan sesak lantaran kebutuhan oksigen tidak bisa tercukupi. Maka dari itu, pasien bisa terlihat napas cepat dan tampak gelisah.

"Itu adalah tanda-tanda pneumonia yang bisa dirasakan sendiri maupun orang-orang di dekatnya," kata Taufik.

Pneumonia Bisa Menular

Pneumonia bisa menular tapi tingkat penularan tergantung pada beberapa faktor seperti disampaikan Taufik, yakni:

  • Organisme penyebab. Virus lebih mudah menular dibandingkan bakteri. Lalu, jamur dan parasit memilki penularan lebih rendah dibandingkan virus dan bakteri.
  • Ruangan. Saat seseorang berada di ruang tertutup risiko penularan lebih tinggi daripada ruang terbuka.
  • Siapa ke Siapa. Seseorang lebih rentan tertular pneumonia itu biasanya tergantung usia dan komorbid.

"Ketika faktor risiko di atas semua terpenuhi, maka jelas lebih tinggi kemungkinan tertular," katanya.

Infografis WHO Prediksi Potensi Penyakit X Jadi Pandemi Berikutnya. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis WHO Prediksi Potensi Penyakit X Jadi Pandemi Berikutnya. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya