Liputan6.com, Jakarta - Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz al-Saud diberitakan telah didiagnosis dengan radang paru-paru dan akan menjalani pengobatan di Istana Al Salam di Jeddah, menurut laporan dari Saudi Press Agency (SPA) pada Minggu, 19 Mei 2024.
Dilansir dari Reuters dan ABC News, Pengadilan Kerajaan menyatakan bahwa Raja Salman akan menjalani pengobatan menggunakan antibiotik hingga peradangan mereda.
Baca Juga
"Ditemukan bahwa ada infeksi paru-paru, dan tim medis memutuskan bahwa dia harus menjalani program pengobatan yang terdiri dari antibiotik sampai infeksinya hilang," (19/5/2024).
Advertisement
Akibat masalah kesehatan yang dialami Raja Salman, Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman, pemimpin de facto Arab Saudi menunda kunjungannya ke Jepang yang seharusnya dimulai sejak Senin, 20 Mei 2024.
Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshimasa Hayashi menyatakan dalam konferensi pers di Tokyo, "Arab Saudi memberi tahu pemerintah Jepang bahwa kunjungan Pangeran Mahkota Mohammed ke Jepang, yang seharusnya dimulai pada tanggal 20, harus ditunda karena kondisi kesehatan Raja Salman dari Arab Saudi," (20/5/2024).
Sedangkan Kedutaan Besar Arab Saudi di Jepang tidak memberikan komentar apa-apa mengenai pernyataan Sekretaris Kabinet Jepang tersebut.
Raja Salman Juga Mengalami Demam Tinggi dan Nyeri Sendi
Sebelum diberitakan menderita radang paru-paru, Raja yang berumur 88 tahun tersebut telah dilaporkan jatuh sakit akibat demam tinggi dan nyeri sendiri pada hari yang sama.
Ini menandakan telah terdapat dua kali laporan mengenai kesehatan Raja Salman dalam kurun waktu satu bulan saja.
Kesehatan Raja Salman yang naik tahta sejak tahun 2015 itu terbilang jarang dibicarakan. Namun, Pengadilan Kerajaan mengungkapkan bahwa sang raja sempat mengunjungi Rumah Sakit Spesialis King Faisal pada bulan April lalu untuk melakukan pemeriksaan rutin dan dapat langsung pulang pada hari itu juga.
Advertisement
Mengangkat Putra Mahkota Mohammed bin Salman Pada 2017
Sejak naik takhta pada tahun 2015, Raja Salman dari Arab Saudi telah mengangkat putranya, Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman, untuk menjadi pewaris takhta kerajaan pada tahun 2017 lalu. Pangeran Mahkota tersebut secara luas dipercaya menjalankan urusan sehari-hari kerajaan.
Mohammed bin Salman dikenal karena kebijakan luar negerinya yang agresif, visi ekonomi yang ambisius, dan reformasi sosial kontroversial. Secara resmi, dia menjabat sebagai putra mahkota dan perdana menteri serta sebelumnya menjabat sebagai menteri pertahanan. Dia adalah putra Raja Saudi Salman bin Abdulaziz dan istri ketiganya, Fahdah bint Falāḥ ibn Sulṭān.