Bayi Tak Dapat ASI, Lebih Rentan Alami Penyakit Infeksi

Bayi yang tidak mendapatkan ASI, kata Daisy, maka berisiko terserang penyakit-penyakit infeksi, misalnya diare.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 01 Jun 2024, 11:00 WIB
Diterbitkan 01 Jun 2024, 11:00 WIB
Ilustrasi bayi laki-laki, perempuan
Ilustrasi bayi laki-laki, perempuan. (Image by javi_indy on Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Makanan terbaik dan utama bagi bayi di bawah enam bulan adalah Air Susu Ibu (ASI). Bila bayi tidak mendapatkan ASI maka risiko mengalami masalah kesehatan akan besar seperti disampaikan Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Kementerian Kesehatan RI dr. Lovely Daisy, MKM.

Bayi yang tidak mendapatkan ASI, kata Daisy, maka berisiko terserang penyakit-penyakit infeksi, misalnya diare, infeksi saluran pernapasan atas, dan infeksi lainnya.

Bayi juga dapat mengalami masalah gizi dan berisiko mengalami alergi dan intoleransi laktosa. Lalu, saat dewasa bayi berisiko lebih tinggi mengalami penyakit kronis seperti obesitas dan diabetes.

Bisa ASI Perah

Sesudah tiga bulan cuti melahirkan dan mengasuh anak, biasanya kendala menyusui datang. Sebenarnya, hal ini ada solusinya.

Bila ibu tak dapat memberikan ASI karena bekerja, Daisy mengungkapkan bahwa bisa dengan memberikan ASI perah. ASI perah adalah ASI yang diperah, kemudian disimpan dan diberikan kepada bayi sesuai dengan kebutuhannya.

“Jika ibu memiliki hambatan untuk menyusui bayi langsung, ibu dapat memberikan ASI perah. ASI perah yang direkomendasikan diberikan kepada bayi adalah ASI segar yang diperah pada hari itu atau pada hari sebelumnya, karena kandungan zat gizi masih optimal,” terang Daisy dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com.

 

TIdak Boleh Diberikan Selain ASI

"WHO merekomendasikan, sampai bayi berusia 6 bulan, tidak diberikan makanan atau minuman lain, kecuali obat dan vitamin atau bayi dengan indikasi medis,” tambah Daisy.

Jika pemberian selain ASI tetap dilakukan, maka dapat meningkatkan risiko terjadinya sejumlah infeksi pada bayi. Salah satunya bayi bisa mengalami infeksi lalu alergi.

“Tak hanya itu saja, bayi lebih mungkin mengalami intoleransi, bahkan bisa juga mengakibatkan alergi seperti eksim,” kata Daisy.

Jika Bayi Ada Indikasi Medis

Jika bayi tersebut memiliki masalah kesehatan kemudian dokter spesialis anak yang memeriksa meresepkan makanan dan suplemen prelaktal, baru boleh diberikan.

“Jadi, makanan dan suplemen prelaktal – makanan atau minuman selain ASI yang diberikan kepada bayi sebelum menyusui dalam 3 hari pertama kehidupan – hanya boleh diberikan jika ada indikasi medis,” ucap Daisy.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya